PEKANBARU- Sudah seratus hari lamanya Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru Muflihun memimpin kota Madani, namun badan jalan masih terlihat banyak yang rusak, berlobang dan bergelombang.
"Seratus hari kerja Pj Walikota Muflihun masih ditemukan badan jalan yang rusak."
"Jadi, untuk target seratus hari itu sekarang lagi dihitung. Tapi dalam dua bulan Pj Walikota memimpin (pekerjaan-red) sudah di atas 70 persen dari target," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru, Indra Pomi Nasution, Senin (29/8).
Tetapi sejumlah ruas jalan di Pekanbaru masih ditemui rusak parah jelang seratus hari kerja Pj Walikota Pekanbaru Muflihun.
Dinas PUPR Kota Pekanbaru ini malah klaim sudah memperbaiki lebih 70 persen dari target jalan rusak yang harus diperbaiki selama seratus hari kerja Pj Walikota.
Jumlah ruas jalan yang diperbaiki merupakan total dari target 91 ruas jalan di seratus hari kerja Pj Walikota. Sementara, seratus hari kerja Pj Walikota Muflihun hanya tinggal 2 hari lagi, terhitung sejak 23 Mei 2022 lalu.
Indra Pomi Nasution menyebut, perbaikan jalan dilakukan dengan melakukan tambal sulam. Jalan yang sudah ditambal sulam tersebar di beberapa kecamatan di Pekanbaru.
Menurutnya, tim di lapangan saat ini masih melakukan penghitungan berapa secara keseluruhan ruas jalan yang sudah di perbaiki dari target. Namun, diyakini Indra bahwa bobot pekerjaan saat ini sudah di atas 100 persen dari target.
Perbaikan jalan itu dilakukan melalui dua cara, yakni tambal sulam dan overlay atau pelapisan aspal ulang.
Indra Pomi menyebut, terakhir pihaknya melakukan perbaikan jalan dilakukan di Jalan Perdagangan di Kelurahan Kampung Bandar, Kecamatan Senapelan.
Sementara untuk perbaikan jalan sistem overlay, terang Indra, hanya dilakukan pihaknya terhadap jalan yang mengalami kerusakan di atas 40 persen.
"Untuk overlay, salah satunya di Jalan H Guru Sulaiman," sebutnya.
Sejumlah ruas jalan di Kota Pekanbaru masih banyak yang rusak dapat di lihat di Jalan Suka Karya yang tak jauh dari simpang HR Soebrantas, kemudian beberapa titik juga ditemui di Jalan Cipta Karya, Jalan Dahlia, Jalan Kamboja Kelurahan Tobek Godang. Kemudian Jalan Rajawali, Jalan Delima, Jalan Bangau Sakti di samping Unversitas Riau, Jalan Rambutan dan Jalan Adi Sucipto, Pekanbaru.
'Jalan bobrok dan rapuh'
Tetapi yang menjadi pertanyaan mengapa badan jalan di Kota Pekanbaru masih banyak yang bobrok, rapuh dan berlubang?
Mungkin bagi masyarakat kota pekanabru, tak jarang menemukan sejumlah jalanan yang berlubang.
"Jalanan memang seringkali mengalami perbaikan, dan tak jarang dikeluhkan oleh warga."
"Saat musim hujan yang sangat miris, jumlah titik kerusakan bertambah, mulai dari aspal mengelupas, hingga lubang membesar seperti kubangan," kata Drs Lelo Aritonga, Pengamat Kebijakan Publik menilai kualitas jalan-jalan dikota Madani kurang baik kualitasnya terakhir ini.
Menurutnya, hal ini karena, salah satunya kontraktor kurang memahami kondisi sosial budaya masyarakat sekitar sebagai akibat studi awal dibuat asal selesai demi target penyelesaian yang dicanangkan pemerintah dalam hal ini pihak PUPR.
"Satu sisi, strategi tersebut baik supaya terkait bekerja cepat memenuhi target," kata Lelo.
Tetapi di sisi lain memunculkan banyak masalah yang pada akhirnya memerlukan anggaran besar saat beroperasi, baik yang terkait teknis maupun non-teknis.
Kondisi tersebut mengakibatkan kualitas jalan yang dibangun kurang baik kualitasnya, seperti cepat berlubang, bergelombang, banyak genangan air ketika hujan yang memicu aqua planning, dan sebagainya.
"Sehingga dapat dipastikan bahwa biaya operasi dan perawatan yang dibebankan mahal," kata Lelo dari catatannya.
Tak mengherankan jika membandingkan kualitas dan kondisi fisik jalan dengan negara lain bagai bumi dan langit.
"Di Malaysia, dan Singapura dua negeri jiran itu, baik jalan tol maupun non-tol dalam kondisi mantap dan mulus," ungkapnya.
Apalagi jika kita bicara Uni Emirat Arab (UEA) yang makin akrab di telinga kita berkat peran Mohamed Bin Zayed dalam investasi infrastruktur.
Di negeri ini, mungkin bisa disematkan frasa "jalur sutera" saking mulusnya jalan-jalan mulai dari level jalan arteri, protokol yang strategis, hingga jalan lingkungan.
Pertanyaannya, mengapa kondisi jalan tak bisa semulus UEA, Malaysia, atau Singapura?
DR (HC) H Mansur dalam bincang-bincangnya di Jalan Adi Sucipto, Senin (29/8/2022), mengatakan, ada tiga alasan utama yang menyebabkan banyaknya jalan rusak dan berlubang.
Pertama adalah musim hujan. Hujan dengan intensitas tinggi akan membuat jalan berlubang dan rusak.
Untuk mengatasinya, PUPR harus membuat aturan yang mengharuskan pengelola jalan memperbaiki titik-titik yang rusak dan berlubang selama 2X24 jam.
"Cuma masalahnya, kadang di bagian kiri ditutup tapi kemudian di sebelah kanannya malah berlubang lagi, muncul lagi, jadi otomatis terus menerus mereka harus memperbaikinya, sebenarnya seperti itu kondisinya," jelas Mansur.
Faktor kedua adalah buruknya saluran drainase. Ia menuturkan bahwa saluran drainase jalan sudah banyak terpengaruh kawasan permukiman, industri dan komersial.
Mereka membuang limbah (apapun) ke saluran drainase. Akibatnya ketika hujan turun, terjadi luapan.
Mansur mengatakan, secara teoritis sangat mudah mengukur kebutuhan drainse suatu jalan. Caranya dengan menghitung curah hujan kemudian dikalikan dengan luasan jalannya.
Namun, dia mengaku bahwa saat ini sangat sulit karena harus mengukur luasan dari kawasan yang ada di sekitaran jalan tersebut.
"Selain itu, kawasan di dalam kota juga tidak terkontrol. Yang bsia mengontrol hanya PUPR," imbuhnya.
Kondisi saluran drainase jalan lebih rentan, karena banyak yang ditutup oleh pemilik bangunan untuk kepentingan aksesibilitas mereka.
Faktor ketiga adalah kendaraan logistik Over Dimension Over Loading (ODOL),atau bus kota
Kendaraan dengan beban yang melebihi kapasitas muatan ini selain membahayakan juga berdampak buruk bagi kondisi jalan.
Mansur menilai kendaraan memiliki beban berat yang melalui jalan dengan kontur basah dan tergenang dapat mempercepat usia dan kerusakan jalan.
Satu sisinya, umumnya muatan barang akan bertumpu pada sumbu roda belakang kendaraan. Semakin banyak muatan yang diangkut otomatis akan semakin membebani sumbu roda tersebut.
Jika sumbu roda belakang hanya satu sementara muatan yang diangkut melebihi kapasitas akan menambah beban jalan.
"Pehitungan kemampuan perkerasan jalan berdasarkan sumbu yang satu yang paling berat dengan standar 8,2 ton," kata dia.
Seharusnya, muatan atau kapasitas angkut besar disesuaikan dengan sumbur roda yang juga lebih dari satu.
Dengan begitu berat muatan tidak bertumpu pada satu sumbu saja melainkan dibagi dengan sumbu yang lainnya.
Jadi kalau angkutan logistiks dengan beban 20 ton, maka pembagiannya 30 persen berat bagian depan dan 70 persen berat bagian belakang.
Artinya mesti menggunakan kendaraan dengan sumbu roda yang lebih banyak agar ada pembagian tumpuan antar, papar Mansur, mantan Organisasi angkutan darat (Organda) Kota Pekanbaru ini.
Selain itu, Ia mengakui, ada perbedaan material yang digunakan untuk membangun jalan di Indonesia dan Dubai. Namun, hal itu tidak berpengaruh signifikan.
"Ya kan sebenanrya kita punya standar dalam membuat jalan, sejauh memenuhi standar ya artinya badan jalan kita sama saja, tinggal penyebab yang tadi itu yang mesti diselesaikan," jelasnya. (rp.sul/*)
Tags : Pj Walikota Pekanbaru Muflihun, Seratus Hari Kerja Pj Walikota Badan Jalan Rusak, Jalan Rusak Banyak Ditemukandi Pekanbaru,