Bisnis   2023/10/22 21:37 WIB

Sertifikat Kepemilikan Mobil di Singapura Negara Termahal di Dunia Tembus Rp1,6 Miliar

Sertifikat Kepemilikan Mobil di Singapura Negara Termahal di Dunia Tembus Rp1,6 Miliar
Harga sertifikat untuk memiliki mobil meningkat tajam pascapandemi.

BISNIS - Di Indonesia, dengan memiliki uang belasan juta rupiah sebagai uang muka kita sudah dapat memiliki sebuah mobil.

Namun, warga Singapura harus terlebih dulu memiliki sertifikat kepemilikan mobil yang harganya sangat mahal dan hanya berlaku selama 10 tahun.

Biaya sertifikat kepemilikan atau disebut certificate of entitlement (COE) belum termasuk harga mobil itu sendiri.

Sebagai contoh, untuk memiliki sebuah mobil Toyota Camry Hybrid baru, warga Singapura harus merogoh kocek total hampir Rp3 miliar (S$250.000), yang mencakup biaya COE dan pajak.

Harga tersebut sekitar enam kali lebih mahal dibandingkan di Amerika Serikat. Sementara dengan tipe yang sama, harga mobil Camry di Indonesia sekitar Rp1 miliar. 

Singapura memperkenalkan sistem COE sejak tahun 1990-an sebagai upaya mencegah kemacetan akibat berjubelnya kendaraan. 

Calon pemilik mobil di Singapura harus memiliki COE agar dapat membeli kendaraan. Sertifikat tersebut dijual melalui lelang setiap dua minggu, di mana pemerintah mengendalikan jumlah sertifikat yang dijual.

Dengan pajak dan bea masuk, sistem ini menjadikan Singapura sebagai negara termahal di dunia untuk membeli mobil.

Ada berbagai jenis COE di Singapura, seperti untuk mobil kecil, sepeda motor, dan kendaraan komersial.

Sebagai gambaran, harga COE untuk kendaraan ukuran besar baru-baru ini melonjak hingga Rp1,6 miliar (S$146.002).

Harga COE mencapai rekor tertinggi selama beberapa bulan berturut-turut karena berbagai faktor, semisal pemulihan ekonomi pascapandemi dan menjelang pemotongan harga (rabat) sertifikat oleh pemerintah pada tahun depan.

COE terendah untuk sebuah mobil berharga sekitar Rp1,1 miliar (S$104.000), yang meningkat hampir tiga kali lipat sejak tahun 2020 - ketika permintaan mobil baru berkurang akibat pandemi.

Kategori COE "terbuka", alias tidak memiliki batasan jenis atau ukuran mobil yang dapat digunakan, juga mencapai rekor tertinggi sebesar Rp1,7 miliar (S$152.000).

Alice Chang dari Toyota Borneo Motors mengatakan kepada BBC bahwa dia memperkirakan kenaikan biaya COE karena tingginya permintaan mobil baru.

“Setiap kali kami memiliki mobil mewah, pembeli mengantre di luar toko kami,” katanya.

Meskipun ukuran Singapura relatif kecil, negara-kota itu selalu menempati posisi atas pada peringkat negara dengan jumlah jutawan terbesar di dunia.

Namun, bagi masyarakat awam Singapura, dengan gaji rata-rata sekitar Rp797 juta (S$70.000), skema COE membuat mereka sulit untuk membeli mobil.

Pemerintah berupaya mendorong warganya menggunakan sistem transportasi umum, yang meraih predikat sebagai salah satu yang terbaik di dunia.

Tahun lalu, pemerintah Singapura telah menganggarkan lebih dari Rp683 triliun (S$60 miliar) untuk memperluas dan memperbarui jaringan MRT selama 10 tahun mendatang.

Dengan populasi sekitar 5,5 juta jiwa, jumlah mobil pribadi di negara-kota ini mencapai kurang dari satu juta unit pada akhir tahun lalu.

Jumlah COE baru yang tersedia bergantung pada berapa banyak mobil lama yang dipensiunkan dari jalan raya. (*)

Tags : Bisnis, Ekonomi, Teknologi, Industri otomotif, Gaya hidup, Singapura,