Kesehatan   2023/10/22 21:29 WIB

Jangan Pernah Mulai Mengisap Rokok Elektrik, Kata Remaja yang Mengalami Kerusakan Paru Permanen

Jangan Pernah Mulai Mengisap Rokok Elektrik, Kata Remaja yang Mengalami Kerusakan Paru Permanen
Bisnis,Ekonomi,Inggris raya,Gaya hidup,Kesehatan perempuan,Anak-anak,Kesehatan

KESEHATAN - Seorang remaja perempuan berusia 12 tahun yang menderita kerusakan paru-paru dan sempat mengalami koma selama empat hari, mengatakan kepada BBC bahwa anak-anak jangan sampai memulai mengisap rokok elektrik (vaping).

Sarah Griffin mengidap asma bawaan, dan menjadi perokok elektrik (vaper) berat, ketika dia dilarikan ke rumah sakit dengan masalah pernapasan bulan lalu.

Ibunya, Mary, mengatakan ia khawatir akan kehilangan putrinya.

Insiden ini terjadi di tengah rencana pemerintah Inggris untuk membatasi promosi dan penjualan rokok elektrik yang menyasar pada anak-anak.

Perdana Menteri Rishi Sunak mengatakan draf aturan tersebut - yang terbuka dengan masukan dari publik selama delapan bulan ke depan - akan "mengurangi kekhawatiran atas peningkatan vaping di kalangan anak muda" dengan membuat rokok elektrik (vape) tidak terlalu berwarna, dan tidak terlalu menarik untuk anak-anak.

Menteri Kesehatan, Steve Barclay, mengatakan pemerintah berkomitmen untuk mengambil tindakan legislatif segera setelah konsultasi publik selesai.

Ia mengatakan kepada kepada program Today di BBC Radio 4, "para kepala sekolah khawatir, orang tua khawatir, tentang anak-anak kita yang menjadi target" industri vape.

Saat berbicara dalam konferensi Partai Buruh, Menteri Kesehatan bayangan Wes Streeting mengatakan, pengurus Partai Buruh akan menekan "dengan sangat kuat" perusahaan yang menawarkan rasa vape seperti 'semburan pelangi' pada anak-anak.

Kamar tidur Sarah Griffin di rumahnya, di Belfast, sama seperti kebanyakan kamar tidur anak 12 tahun pada umumnya - terdapat meja yang penuh dengan riasan, botol parfum, dan pelurus rambut, dengan beberapa mainan masa kecil di tempat tidur.

Di sinilah Sarah sembunyi-sembunyi dari ibunya untuk mengisap vape - termasuk melubangi karpet untuk menyembunyikan benda tersebut.

Sarah mulai mengisap rokok elektrik saat usianya baru sembilan tahun.

Ibunya, Mary berusaha untuk menghentikan kebiasaan buruk itu - menggeledah saat ia pulang ke rumah, menyita ponselnya - tapi itu tidak berhasil.

Selama musim panas, Sarah bisa mengisap 4.000 kali rokok elektrik hanya dalam beberapa hari saja. Padahal, satu wadah vape bisa diisap 600 kali.

Mengisap vape adalah hal yang biasa ia lakukan di pagi dan malam hari - bahkan tertidur dengan vape di atas bantalnya.

Meskipun vape ilegal dijual kepada siapa pun yang berusia di bawah 18 tahun, Sarah bisa membelinya secara bebas, dan berakhir dengan kecanduan nikotin.

Sarah berisiko mengalami komplikasi karena ia memiliki asma bawaan.

Pada awal September, ia juga mengalami flu, dan ketika dikombinasikan dengan vaping, semuanya menjadi apa yang digambarkan dokternya sebagai "badai yang sempurna".

"Banyak faktor risiko yang bisa bergerak ke arah yang salah," kata dokter Dara O'Donoghue, konsultan pediatrik pernapasan di Rumah Sakit Royal Belfast untuk Anak-anak.

Sarah tumbang dan dibawa ke rumah sakit. Hasil rontgen paru-parunya menunjukkan hanya satu yang berfungsi dengan baik - dan dia tidak merespons pengobatan.

Dalam beberapa jam, ia mendapat perawatan intensif - tak lama kemudian ia dikondisikan dalam keadaan koma melalui anastesi, dengan harapan kondisinya akan lebih stabil.

Bagi Mary, momen ini merupakan saat-saat putus asa.

"Sama sekali tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkannya, ketika Anda berpikir, bahwa anak Anda akan meninggal."

Setelah empat hari dirawat, kondisi Sarah berangsur-angsur membaik dan sekarang sudah pulih - tapi dia mengalami kerusakan permanen pada paru-parunya.

"Dia melakukan terapi paru-paru, dan seperti yang Anda tahu, Anda mungkin mengira ini dilakukan pada orang berusia 80 tahun, bukan pada anak yang baru menginjak usia 12 tahun," kata ibunya.

"Buat masyarakat membuka mata karena ini terjadi di sekitar Anda, dan kemungkinan anak Anda sendiri.

"Orang-orang biasanya berpikir bahwa anak-anak mereka tidak akan melakukan hal ini, tapi kenyataannya ini sangat berbeda."

Sarah berharap pengalamannya ini dapat membantu orang lain seusianya agar sadar akan bahaya yang ditimbulkan oleh vaping.

"Jangan mulai mengisap vape, karena sekalinya Anda mulai, Anda tidak akan bisa berhenti," katanya.

"Anda baru bisa berhenti ketika Anda harus menghadapi situasi antara hidup dan mati."

Dr O'Donoghue menyebut vaping di kalangan remaja sebagai "keadaan darurat kesehatan" yang harus segera ditangani.

"Kita perlu waspada tentang vape, karena masalah kesehatan yang terkait dengan ini baru saja muncul."

Berdasarkan laporan terbaru, satu dari lima anak berusia 11-17 tahun kini telah mencoba vaping - tiga kali lebih banyak dari tahun 2020.

Vaping di kalangan anak-anak yang lebih muda juga meningkat. Hampir satu dari sepuluh anak berusia 11 hingga 15 tahun pernah mengisap vape, menurut survei tahun 2021.

Banyak negara di seluruh dunia mengalami tren serupa, di mana vaping menjadi tren di kalangan anak muda.

Fidelma Carter, dari badan amal Northern Ireland Chest, Heart and Stroke, mengatakan bahwa 17% vaper muda mengisap rokok elektrik secara teratur.

"Kaum muda melakukan vaping karena mereka menganggap tidak ada risiko, tidak ada bahaya.

"Dan kami ingin menepis kesalahpahaman tersebut, dan meningkatkan kesadaran bahwa vaping dapat berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan Anda," katanya.

Pemerintah telah mengumumkan konsultasi publik di seluruh Inggris tentang rancangan aturan untuk menindak vaping di kalangan anak muda.

Rancangan aturan tersebut meliputi:

  • Membatasi rasa dan deskripsi vape, sehingga rokok elektronik ini tidak lagi menyasar pada anak-anak.
  • Menjauhkan vape dari pandangan anak-anak di pertokoan.
  • Membuat aturan kemasan vape, sehingga tidak menyasar pada anak-anak.
  • Mengeksplorasi apakah menaikkan harga vape akan menekan jumlah penggunanya di kalangan anak-anak muda.
  • Mempertimbangkan untuk membatasi penjualan vape sekali pakai, yang menurut sejumlah menteri jelas terkait dengan peningkatan penggunaannya di kalangan anak-anak, dan berbahaya bagi lingkungan.

Sarah Woolnough, dari badan amal Asthma + Lung UK, mengatakan bahwa ia ingin melihat adanya pembatasan pada pemasaran vape agar tidak menyasar anak-anak.

"Vape sekali pakai dengan harga uang jajan mereka saat ini, dengan pilihan rasa warna-warni dan permen karet, terlalu menarik dan mudah diakses oleh anak-anak," katanya.

Profesor Chris Whitty, kepala petugas medis Inggris, mengatakan bahwa memasarkan vape atau rokok elektrik kepada anak-anak "benar-benar tidak dapat diterima".

Tapi dia mengatakan vaping bisa berguna bagi perokok tembakau untuk berhenti merokok, dan bahwa vaping "tidak terlalu berbahaya daripada rokok konvensional". (*)

Tags : Rokok Elektrik, Jangan Pernah Mulai Mengisap Rokok Elektrik, Kesehatan, Remaja Alami Kerusakan Paru Permanen,