Kepri   2024/05/02 9:42 WIB

Memasuki Musim Angin Utara Cuaca Jadi Buruk, 'Nelayan Kelong Apung Menghindar ke Tepi Pantai'

Memasuki Musim Angin Utara Cuaca Jadi Buruk, 'Nelayan Kelong Apung Menghindar ke Tepi Pantai'
Nelayan kelong apung ke tepi pantai hindari cuaca buruk.

TANJUNG PINANG, RIAUPAGI.COM - Memasuki musim angin utara, nelayan di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, mulai menepikan kelong untuk mengantisipasi datangnya cuaca buruk di musim angin utara.

"Cuaca buruk mengancam nelayan kelong apung terpaksa menepi ke tepi pantai."

"Setiap akhir tahun sampai awal tahun kami tidak bisa melaut karena gelombang besar (tinggi), angin kuat (kencang)," ucap Jumadi,  seorang pemilik kelong apung di Bintan, Rabu (3/5/2024).

Ada ratusan unit kelong apung (alat tangkap ikan) milik nelayan tradisional jadi tidak dapat beroperasi karena cuaca buruk.

Kelong-kelong tersebut sandar di sepanjang Pantai Trikora di Desa Malang Rapat, Bintan.

Beberapa kelong milik nelayan tradisional yang sandar di bibir Pantai Trikora itu dalam kondisi rusak parah dihantam gelombang dan angin kencang.

"Kalau dipaksakan melaut pun tidak ada guna. Ikan bilis tidak ada kalau arus kuat, gelombang tinggi, angin kencang," tutur Arman, nelayan tradisional lainnya yang sedang memperbaiki kelong apungnya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kepri Tengku Said Arif Fadillah mengatakan nelayan menyadari bahwa kelong apung tidak akan mampu bertahan dihantam gelombang tinggi dan angin kencang.

Karena itu, menurut dia, nelayan sudah mengambil keputusan yang tepat tidak melaut menggunakan kelong apung saat musim angin utara.

"Cuaca ekstrem tidak hanya di Bintan, melainkan juga di kabupaten dan kota lainnya di Kepri," katanya.

Kelong apung terbuat dari kayu dan papan, berbentuk petak.

Di tengah dinding kayu itu terdapat jaring untuk menangkap ikan teri maupun cumi dan ikan jenis lainnya.

Lantai kelong terbuat dari papan. Kemudian terdapat gubuk dan tempat merebus ikan teri.

Kelong tersebut dapat mengapung karena pada bagian bawahnya terdapat puluhan drum.

Kelong ditarik dengan menggunakan perahu kecil ke lokasi yang diperkirakan banyak ikan teri.

"Sampai ke tengah laut kami menangkap ikan teri. Bisa 1-3 hari di laut, tergantung hasil tangkapan," ujar Fadli, nelayan tradisional yang menjelaskan kalau mereka bisa sebulan tidak melaut.

Musim angin utara ratusan kelong terlihat memadati kawasan pesisir Desa Malang Rapat, Pantai Trikora Bintan.

Kelong-kelong itu mulai ditepikan dan ditambatkan di kawasan pantai sejak beberapa pekan terakhir.

Bahtiar, 63 tahun, warga Kampung Pucung, Desa Malang Rapat, Bintan mengatakan, kelong itu ditepikan oleh pemiliknya sejak terjadinya peningkatan intensitas hujan dalam beberapa pekan terakhir.

"Peningkatan hujan yang disertai hembusan angin kencang juga mulai berdampak terhadap ketinggian gelombang."

“Ombak mulai membesar,” ungkapnya.

Menurutnya, kalau cuaca masa pancaroba, berada pada fase peralihan dari musim angin barat daya kepada musim angin utara.

“Tak lama kemudian angin utara datang,” katanya.

Biasanya, pada musim angin utara intensitas hujan di sebagian besar wilayah Kepulauan Riau, termasuk Bintan, akan meningkat.

Demikian pula kecepatan angin yang akan memicu ketinggian gelombang.

Kondisi ini mengakibatkan rusaknya kelong-kelong milik nelayan setempat yang dipergunakan menangkap ikan teri di tengah laut.

Biasanya, kondisi ini berlangsung hingga Maret - April.

Selama musim angin utara berlangsung, nelayan di Bintan biasanya mengurangi berkegiatan menangkap ikan di tengah laut. Mereka merubah kebiasaan menangkap ikan di sekitar kawasan pesisir. (*)

Tags : nelayan, kepri, musim angin utara, cuaca buruk, nelayan terancam cuaca buruk, nelayan kelong apung ke tepi pantai hindari cuaca buruk,