"Sudah satu tahun kasus suspect pertama Covid-19 terkonfirmasi di Provinsi Riau, namun orang yang sudah di vaksin masih bisa memungkinkan terpapar corona"
ovid-19 tak dipungkiri tetap berbahaya lantas ruangan isolasi khusus dibentuk di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Bahkan sudah satu tahun kasus suspect pertama terkonfirmasi di Provinsi Riau. "Sudah tepat satu tahun dan sudah 786 orang di Provinsi Riau yang meninggal dunia karena Covid-19," kata Juru bicara Satgas Covid-19 Provinsi Riau, Indra Yovi yang mengajak semua orang untuk merenunginya, Rabu (10/3).
Menurutnya, angka tersebut sudah merupakan sebuah bukti nyata yang mampu membantah kabar bahwa Covid-19 tidak berbahaya. "786 orang meninggal dalam waktu satu tahun karena virus yang sama. 786 itu nyawa manusia, itu bukan jumlah yang sedikit," ujarnya.
Virus Covid-19 sama sekali tidak bisa disepelekan. Terlebih lagi telah terjadi mutasi virus Sars-Cov-2 yang merupakan virus penyebab Covid-19 menjadi Corona B117. "Protokol kesehatan itu hukumnya wajib walau pun sudah divaksin sebanyak dua kali. Virus ini nyata, real adanya, dan belum berakhir," katanya.
Total kasus terkonfirmasi Covid-19 di Provinsi Riau hingga saat ini mencapai 32.211 orang, dengan jumlah kesembuhan sebanyak 30.427 orang dan pasien meninggal dunia sebanyak 786 orang. Indra Yovi juga memberikan tanggapan mengenai isu vaksin tidak memberikan efektivitas apa-apa. Sebab beberapa hari yang lalu ada kasus terkonfirmasi Covid-19 baru di Provinsi Riau yang pasiennya sudah divaksin dua kali. "Artinya apa? Vaksin tidak serta merta memberikan perlindungan 100% kepada individu," sebutnya.
Hal tersebut tidak berarti membenarkan berita bohong yang masih disebarkan oleh beberapa kelompok di masyarakat yang anti-vaksin. "Saya jelaskan dan tegaskan sekarang di hadapan rekan-rekan media agar tolong disampaikan pada masyarakat," katanya.
Vaksin Sinovac, jelasnya, memiliki dua keuntungan utama. Pertama, efektivitas Sinovac adalah sebesar 65,3%. Walau begitu, Yovi meminta masyarakat agar tidak menganggap angka efektivitas tersebut percuma. "Walau pun efektivitasnya 65,3% tetapi keuntungannya 65,3% juga lebih terlindung dibandingkan dengan tidak divaksin maka perlindungannya 0%," ujarnya.
Seandainya pun ada masyarakat yang terpapar Covid-19 setelah divaksin, gejalanya tidak berat. "Anggaplah tetap diisolasi tapi tidak perlu di ICU, tidak perlu pakai ventilator. Vaksin ini setidaknya menekan angka kematian," katanya. (*)
Tags : Setahun Kasus Covid-19, Sudah Divaksin Bisa Terpapar Corona, Riau,