TAHUN BARU China 2574 Kongzili atau Imlek 2023 jatuh pada Minggu 22 Januari 2023 mendatang. Perayaan Tahun Baru Imlek identik dengan lampion merah yang dipasang di tempat ibadah, pecinan, area publik, rumah, dan tempat lainnya.
Bahkan, sejumlah kota menggelar festival lampion untuk menyambut Tahun Baru Imlek.
Lantas, kenapa Imlek identik dengan lampion merah? Ternyata, lampion atau lentara khas China tersebut bukan sekadar dekorasi Imlek, namun memiliki sejarah serta makna bagi warga Tionghoa.
Kenapa Imlek identik dengan lampion merah?
Sekretariat Badan Pengurus Perkumpulan Boen Tek Bio, Tedy Santibalo menjelaskan, lampion adalah simbol dari harapan warga Tionghoa pada tahun baru.
Baik dari sisi kesehatan, rezeki, kesuksesan, dan aspek kehidupan lainnya yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
“Tahun baru, harapan baru. Mengharapkan kemakmuran, rezeki, kesuksesan, kesehatan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Harapan tersebut disimbolkan dengan penerangan kehidupan kita, dengan lampion sebagai penerangan kehidupan,” jelasnya, Kamis (19/1/2023).
Sementara itu, warna merah pada lampion melambangkan kemakmuran, kesatuan, dan rezeki.
“Masyarakat Tionghoa percaya bahwa lampion memberi jalan dan menerangi rezeki bagi penggunanya,” imbuhnya.
Melansir dari China Highlights, lampion melambangkan bahwa warga Tionghoa telah melepaskan tahun lalu dan menyambut tahun baru dengan keberuntungan.
Adapun, puncak perayaan Tahun Baru Imlek ditandai dengan festival lampion, atau dikenal dengan nama Yuan Xiao Jie.
Festival lampion diselenggarakan pada hari ke-15 bulan pertama kalender Lunar, bertepatan dengan Cap Go Meh.
Sejarah lampion
Tedy menuturkan, asal usul keberadaan lampion pada perayaan Tahun Baru Imlek adalah pada masa Dinasti Tang (618 – 907 masehi). Kala itu, lampion berfungsi sebagai ornamen untuk memeriahkan acara menyambut tahun baru.
“Lampion menjadi identik dengan perayaan Tahun Baru Imlek yakni pada masa Dinasti Tang,” jelasnya.
Lampion biasanya digantung di depan sebuah bangunan atau jalan sebagai simbol untuk mengusir roh jahat.
Konon, lanjut Tedy, pada waktu setiap malam tahun baru ada monster bernama Nian yang selalu menganggu penduduk.
Keberadaan Nian tersebut, sangat ditakuti oleh warga. Kemudian, ada seorang pendeta menyarankan untuk menempelkan selembar kertas merah di masing-masing rumah guna mengusir kedatangan Nian.
“Konon, cara itu berhasil, sehingga monster Nian tidak datang lagi untuk menggangu penduduk,” jelasnya.
Hingga saat ini, setiap tahun baru warga Tionghoa memasang kertas merah. Biasanya, mereka menuliskan harapan penuh keberuntungan, kesuksesan, dan hal positif lainnya pada kertas tersebut, seperti yang dilansir dari kompas.
Harapan-harapan positif itu menjadi sebuah motivasi warga Tionghoa dalam menjalani kehidupan di tahun yang baru. (*)
Tags : Tahun Baru China 2023, Tahun Baru Imlek, Tahun Baru Imlek Identik dengan Lampion Merah ,