Headline Riau   2020/11/01 19:8 WIB

Tenaga Kesehatan Peroleh Insentif

Tenaga Kesehatan Peroleh Insentif

Tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid-19 terus diperhatikan termasuk perolehan insentif berdasarkan usulan dari pihak rumah sakit. 

PEKANBARU - Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, pembayaran insentif tenaga kesehatan berasal dari tiga anggaran. Pertama yakni dari APBN, APBD provinsi Riau dan terakhir APBD kabupaten/kota. Pencairan pembayaran insentif tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid-19 dilakukan berdasarkan usulan dari pihak rumah sakit.

"Untuk APBN itu dananya diperuntukkan bagi RSUD, kemudian untuk APBD provinsi juga bisa untuk tenaga kesehatan RSUD jika memang mau diajukan ke provinsi," kata Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir dirilis mediacenterriau, Sabtu (31/10).

Dia mengatakan, pembayaran insentif tenaga kesehatan berasal dari tiga anggaran. Pertama yakni dari APBN, APBD provinsi Riau dan terakhir APBD kabupaten/kota. Sedangkan untuk APBD kabupaten/kota itu akan mengakomodir rumah sakit yang ada di kabupaten/kota. Jika masih ada tenaga kesehatan kabupaten/kota yang belum mendapatkan insentif, maka sebaiknya dikonfirmasi langsung kepada pemerintah setempat. "Kalau yang mengajukan ke provinsi, rata-rata sudah dicairkan. Yang sudah itu bulan Mei dan Juni, namun pencairan itu juga tergantung pada kecepatan dari rumah sakit yang mengajukan. Hingga saat ini, yang sudah kami bayarkan insentif tenaga kesehatan Rp 6 miliar lebih," sebutnya. 

Perjuangan tenaga medis 

Tenaga kesehatan  yang merawat pasien yang terkonfirmasi terpapar virus sangat rawan terinfeksi Covid-19. Para petugas medis tidak bisa seperti masyarakat pada umumnya, melindungi dirinya di dalam rumah. Mereka harus mempertaruhkan nyawa menangani pasien dengan risiko penularan yang sangat besar.

Salah satu perawat (tenaga medis) di RSUD Meranti, Rosa Amk (29) menceritakan pengabdian saat bertugas banyak dari mereka yang harus hidup terpisah dengan keluarga dan orang yang disayang sebagai langkah antisipasi penularan wabah agar tidak meluas. "Situasi ini tentu lebih berat bagi petugas medis, kami tidak bisa sembarangan melakukan kontak dengan pasangan, anak maupun anggota keluarga lainnya, karena takut. Takut keluarga ikut tertular atau dijauhi keluarga karena berpotensi menularkan," sebutnya. 

Diakuinya walaupun sebegitu beratnya bertugas tetapi tetap semangat sebagai pejuang di garda terdepan. Terkadang beryugas harus bergantian jaga dalam satu hari penuh bertahan lakukan perawatan terhadap pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19. Empat tahun lebih mengabdi sebagai perawat, wabah Covid-19 menjadi momen yang paling menakutkannya sepanjang terjun dan menyandang profesi tersebut. Dengan pendapatan sebagai pegawai tidak tetap (PTT) di RSUD dinilai tak sebanding dengan resiko yang ia terima. Namun hal itu tak digubris, karena sebagai perawat adalah profesi yang ia nilai paling mulia.

Perempuan tangguh yang kerap disapa Oja oleh keluarga dan rekan kerjanya mengaku tetap fokus ketika mengenakan alat pelindung diri (APD). Saat melakukan perawatan ia selalu menjaga protap dan prosedur yang diperingatkan oleh RSUD dan kementerian terkait. "Kami dituntut profesional dan berintegritas sesuai prosedur saat menangani PDP. Walau terkadang sangat letih dan menahan kondisi tubuh yang panas ketika mengenakan APD," ujarnya.  Ia tidak menyangkal harus berjaga beberapa jam untuk memberikan pelayanan kepada pasien. Sehingga mau tidak mau, ia mengaku terpaksa mengorbankan waktu berkumpul dengan keluarga. 

Dalam menghindari rasa cemas, ia berusaha optimis tak tertular karena yakin jika telah bekerja sesuai dengan prosedur yang berlaku. "Kami harus yakin pada diri sendiri dan menjelaskan pada keluarga bahwa kami disini bekerja sesuai dengan standar pelayanan dan menjalankan protap yang telah dibuat oleh RSUD sesuai dengan surat edaran kementerian kesehatan. Itu saja," ujarnya. 

Dia berharap pemerintah lebih memperhatikannya dan teman seperjuangan agar dapat memperhatikan profesinya. Mulai dari sisi materil hingga non materil. “Kepada masyarakat cukup memberikan penghargaan kepada kami dengan tetap di rumah jika tidak ada kepentingan keluar, pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak untuk memutuskan mata rantai wabah ini," harapnya. (*)


 

Tags : Tenaga Kesehatan, Perjuangan Tenaga Medis, Covid-19, Insentif Tenaga Kesehatan,