TAHUN BARU IMLEK terjadi perbedaan budaya antara Orang China dan Vietnam yang tak sepakat apakah tahun kucing atau kelinci.
Lebih dari 1,5 miliar orang merayakan Tahun Baru Lunar pada akhir pekan ini, dan di antaranya ada perbedaan tradisi di antara komunitas-komunitas yang merayakannya.
Akibat perbedaan budaya ini, mereka bahkan tidak sepakat soal zodiak yang semestinya menjadi penanda tahun baru. Orang China menyambut Tahun Kelinci. Tapi di Vietnam, ini adalah Tahun Kucing. Jadi siapa yang benar?
“Saya senang melihat bahwa perbedaannya telah disadari,” kata Dr Nguyen Phuong Mai, yang meneliti komunikasi lintas budaya dan manajemen bias.
Dr Nguyen adalah seorang akademisi Vietnam-Belanda yang memiliki spesialisasi dalam keragaman, dan tinggal di Australia.
Baru-baru ini dia kembali ke Hanoi untuk menemui keluarganya demi merayakan Tet, istilah Vietnam untuk Tahun Baru Imlek.
Dia pernah menulis di situsnya pada 2016 mengenai rasa frustasi yang dirasakan oleh orang-orang Vietnam serta orang Asia non-Tionghoa lainnya ketika diucapkan “Selamat Tahun Baru China”.
“Masyarakat Korea, Vietnam, dan banyak orang Asia merayakan tahun baru mereka dengan mengatakan: ‘Selamat Tahun Baru China’. Bagi orang asing yang berniat baik, perlu diingat bahwa niat baik tidak membenarkan ketidaktahuan.”
Kekecewaan di Australia
Pekan lalu, komunitas Vietnam di Sydney mengutarakan kekecewaan mereka atas absennya kucing dalam perayaan Tahun Baru Imlek di kota itu.
“Meskipun banyak warga Sydney memiliki koneksi dengan Vietnam, tempat-tempat terkenal di Sydney hanya menampilkan kelinci dan tidak menyebutkan kucing dalam materi promosi perayaan Tahun Baru Lunar.”
“Butuh lobi bertahun-tahun untuk mengubah nama pertayaan ini menjadi Festival Tahun Baru Lunar Sydney demi menyertakan lebih banyak budaya dan komunitas, meskipun ada penentangan dari beberapa komunitas Tionghoa,” lanjut dia.
Dr Nguyen menekankan titik kekhawatirannya ada pada soal keragaman dan inklusivitas.
“Iya, kalender Lunisolar ditemukan oleh orang China, kami mengakui itu,” katanya seperti dirilis BBC.
“Iya bahwa kami di dalam sinosfer [lingkup budaya Asia Timur] menghitung tahun baru dengan cara yang sama. Tapi tindakan kami, warisan kami, emosi yang melekat padanya, kekuatan pembentuk identitas terus menerus yang tertanam dalam peristiwa penting seperti itu berbeda. Ini bukan kekayaan budaya hanya satu negara atau satu komunitas."
“Tentu saja, ada kesamaan dalam tradisi tahun baru kami. Tapi ketika saya berada di Australia dan melihat segala sesuatu tentang Tahun Baru Imlek di toko-toko dan di sekitar kota yang hanya melayani komunitas Tionghoa, saya tidak bisa tidak [merasa kalau saya] dikecualikan.”
Kekuatan ekonomi China
“Ketegangan itu terasa nyata bagi orang-orang yang memiliki tradisi mereka sendiri, namun terkubur oleh kekuatan ekonomi dan budaya China yang luar biasa besar,” kata Profesor Robert André LaFleur yang memimpin Studi Asia dan Sejarah di Beloit College, di negara bagian Wisconsin, AS.
"Tapi itu tidak hanya terjadi hari ini. Itu selalu terjadi. Besarnya populasi dan tradisi China, dan dominasi budaya China yang berlebihan di kawasan itu selalu ada."
Dr Nguyen menyarankan bahwa mengucapkan “Selamat Tahun Baru Lunar” adalah pemilihan kata yang lebih baik.
“Perbedaan antara zodiak kucing dan kelinci adalah contoh yang bagus: ini menunjukkan bagaimana suatu budaya yang masuk ke dalam komunitas bercampur dengan adat dan tradisi setempat, dan akhirnya berubah menjadi versi baru dengan arti dan makna yang berbeda.”
Tahun Baru Imlek ditentukan oleh penanggalan lunisolar, yang menurut para ahli sejarah telah berusia setidaknya 2.500 tahun.
“Singkatnya, asal usul kalender ini, bagi saya, adalah membingkai kehidupan pertanian mereka di sekitar fase bulan. Naik turunnya siklus bulan memandu para petani kapan harus bekerja dan beristirahat," jelas Profesor LaFleur.
Bagaimana dan mengapa orang China kuno melekatkan 12 hewan pada tahun lunar untuk menciptakan siklus zodiak 12 tahun, masih menjadi misteri.
Ada banyak dongeng dan mitos yang mendukung berbagai teori.
Namun, artefak tembikar yang berasal dari awal abad ke-8 China memiliki ilustrasi 12 hewan zodiak.
Tipu daya
Salah satu cerita rakyat mengisahkan tentang hewan yang mengadakan perlombaan untuk menentukan urutan mereka dalam zodiak: “Tikus menggunakan tipu daya dan datang lebih dulu dengan melompat ke punggung lembu, lalu melompat ke depan di saat-saat terakhir.”
Urutan 12 hewan tersebut dalam zodiak adalah: tikus, kerbau, macan, kelinci, naga, ular, kuda, domba, monyet, ayam jantan, anjing, dan babi.
Sedangkan dalam versi Vietnam adalah: tikus, kerbau, harimau, kucing, naga, ular, kuda, domba, monyet, ayam jantan, anjing, dan babi.
Kecintaan Vietnam terhadap kucing
Jadi mengapa ini menjadi Tahun Kucing di Vietnam, tapi juga Tahun Kelinci di China?
Kepala Biro BBC Vietnam, Giang Nguyen yakin alasan penyertaan kucing dalam zodiak mereka karena kucing lebih menjadi bagian dari budaya Vietnam dibandingkan kelinci.
"Yang saya amati sendiri, lagu-lagu rakyat Vietnam penuh dengan tema kucing. Itu menunjukkan bahwa hewan tersebut telah berada dalam kehidupan pedesaan Vietnam untuk waktu yang sangat lama.
“Tetapi kelinci hanya muncul dalam literatur yang jauh, menunjukkan impor budaya.”
Beberapa pakar budaya di Asia Timur mengatakan: “Kelinci adalah hewan dari iklim yang lebih dingin, jadi mereka bukan penghuni asli lahan basah tropis Vietnam. Sebaliknya, kucing telah dijinakkan oleh orang-orang kuno yang hidup di Vietnam atau Asia Tenggara saat ini selama berabad-abad. Dan orang Vietnam tampaknya menyukai kucing, sedangkan kelinci agak asing bagi mereka.”
Karakteristik zodiak
Jika kucing dan kelinci mewakili tahun baru yang akan datang, apakah karakter kedua hewan tersebut berpengaruh sama bagi orang yang lahir dengan dua zodiak ini?
Dalam cerita rakyat China, setiap hewan memiliki ciri-ciri tertentu. Tapi, menggunakan zodiak binatang berdasarkan tahun kelahiran seseorang untuk menggambarkan karakter mereka atau memprediksi masa depan mereka berkembang lebih baru.
Sejarawan cenderung melihatnya sebagai penemuan modern, karena kepercayaan semacam itu tidak disebutkan dalam literatur China kuno.
Selain zodiak, perbedaan tradisi perayaan ini juga terlihat dari makanan, cara pemberian uang “keberuntungan”, dan apa yang dilakukan orang-orang ketika kumpul keluarga.
Pakaian dalam merah
Warna merah misalnya, yang menjadi rona perayaan tahun baru di China, Taiwan, dan Hongkong, ternyata kurang dominan pada perayaan Seollal, yang merupakan Tahun Baru Lunar Korea.
Orang Korea merayakannya pada waktu yang sama dengan Tahun Baru China, kecuali sesekali dalam beberapa tahun ketika kedua tahun baru ini jatuh satu hari berbeda.
Ketika anggota keluarga yang lebih tua membagikan uang keberuntungan -semacam salam tempel- kepada yang lebih muda selama ritual tahun baru Korea Sebae, amplop putih lebih sering digunakan dibanding amplop merah atau warna-warni yang disukai orang China dan Vietnam.
Bagi orang China, merah bermakan sangat penting. Mereka memiliki kepercayaan tradisional bahwa mengenakan celana dalam merah selama beberapa hari pertama tahun baru akan mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan.
Risiko mudik
Dalam semua budaya yang merayakan Tahun Baru Imlek, reuni keluarga menjadi bagian penting dari masa liburan ini.
Perayaan ini membawa keceriaan yang luar biasa. Tetapi ini juga memicu risiko sejak pandemi virus corona.
Ini adalah festival musim semi pertama setelah Covid melanda sehingga orang China tidak lagi berada di bawah pembatasan pandemi yang ketat.
Sebagian besar orang telah mudik dari kota-kota menuju pedesaan, yang akhirnya bisa mereka lakukan setelah dilarang selama tiga tahun.
Ada peringatan kesehatan bagi kelompok yang paling rentan, yang juga diliputi kekhawatiran soal lonjakan infeksi dan kematian akibat Covid.
Keinginan untuk kembali ke kehidupan normal versus menghindari risiko kesehatan yang tidak pasti adalah pilihan yang sulit. Banyak orang-orang China, serta negara lain yang merayakan Tahun Baru Imlek mempertimbangkan itu. (*)
Tags : Perbedaan Budaya, Tahun Baru Imlek, Tahun Kucing atau Kelinci, Cina, Vietnam,