JAKARTA - Beberapa tokoh Melayu dan masyarakat Kepulauan Riau (Kepri) mulai mendukung pengembangan Kawasan Rempang menjadi 'The New Engine Indonesia's Economic Growth'.
"Kawasan Rempang dikembangkan dengan mengusung konsep Green and Sustainable City dan telah disosialisasikan oleh BP Batam terkait rencana pengembangannya."
"Pada prinsipnya, masyarakat mendukung program pemerintah itu secara utuh. Mudah-mudahan ini bisa berjalan baik," ujar salah satu tokoh Kepri, Huzrin Hood dalam keterangannya didepan media, Kamis (14/9).
Hal ini disampaikannya dalam dialog Pengembangan Rempang yang diselenggarakan di Harmoni One Hotel, Batam Center beberapa waktu lalu.
Pada kesempatan yang sama, Panglima Lang Laut Kepri, Suherman juga mengatakan hal yang serupa.
Menurutnya masyarakat mendukung penuh pengembangan Kawasan Rempang dengan harapan ke depannya pemerintah memikirkan nasib masyarakat.
Termasuk pemenuhan hak-hak bagi masyarakat yang telah turun-temurun hidup di kawasan yang terdampak pembangunan Rempang.
"Saya juga usul agar pemerintah dan PT MEG juga harus menyiapkan koperasi untuk masyarakat," kata Suherman.
"Pengembangan Rempang Eco-City, transisi energi fosil ke energi terbarukan."
"Produk dari hilirisasi itu adalah dengan memproduksi energi terbarukan yaitu solar panel yang digunakan untuk menghasilkan listrik dari matahari. Artinya, ada transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan. Ini terbesar di Indonesia," kata Anggota Bidang Pengelolaan Kawasan dan Investasi BP Batam, Sudirman Saad.
Ia menjelaskan pengembangan Kawasan Rempang juga bakal meningkatkan iklim investasi dan potensi ekonomi Indonesia.
Sudirman menyebut, hal ini bukan tanpa alasan, sebab pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Investasi RI telah mengambil keputusan agar Rempang dijadikan sebagai fasilitas hilirisasi pasir kuarsa atau pasir silika terbesar. (*)
Tags : tokoh dan masyarakat melayu, kepri, tokoh melayu dukung pengembangan kawasan rempang, News,