Headline Internasional   2020/09/15 12:59:00 PM WIB

Trump Dituduh 'Memalukan dan Berbahaya', Karena Kampanye Ditengah Pandemi Corona

Trump Dituduh 'Memalukan dan Berbahaya', Karena Kampanye Ditengah Pandemi Corona
Presiden AS Donald Trump

INTERNASIONAL - Presiden Donald Trump dituduh Gubernur Nevada Steve Sisolak melakukan hal yang "memalukan, berbahaya dan tak bertanggung jawab" karena menyelenggarakan kampanye pemilihan presiden di tengah lonjakan kasus Covid-19 di negara itu sebesar lebih 45.000 dalam 24 jam.

Trump menyelenggarakan kampanye pilpres di Henderson dan melanggar aturan berkumpul yang dibatasi hanya 50 orang di negara bagian itu. Dalam kampanye itu, banyak pendukung Trump yang tidak menggunakan masker memasuki gedung Xtreme Manufacturing. "Malam ini (Minggu waktu setempat), Presiden Donald Trump melakukan tindakan sembrono dan egois yang menimbulkan risiko terhadap banyak orang di Nevada," kata gubernur dari Partai Demokrat itu.

"Tampaknya presiden lupa bahwa negara ini masih berada di tengah pandemi," tambahnya melalui akun Twitternya.

Kampanye pertama Trump dalam tiga bulan itu dilakukan di tengah pengumuman Organisasi Kesehatan Dunia, WHO yang mencatat pertambahan terbesar jumlah kasus virus corona dalam 24 jam, dengan 307.930 kasus. Amerika Serikat mencatat kenaikan tertinggi kedua setelah India dan di atas Brasil. Badan PBB itu mengatakan jumlah kematian bertambah sebanyak lebih dari 5.500, sehingga total angka kematian global kini 917.417.

Di seluruh dunia, terdapat lebih dari 28 juta kasus terkonfirmasi, setengahnya berada di benua Amerika. Rekor sebelumnya untuk pertambahan kasus paling banyak dalam sehari terlampaui pada 6 September, ketika WHO melaporkan 306.857 infeksi.

Di mana saja terjadi peningkatan kasus paling tajam?

Menurut WHO, India melaporkan 94.372 kasus baru pada hari Minggu, disusul AS dengan 45.523 dan Brasil dengan 43.718. Lebih dari 1000 kematian baru dicatat di AS dan India, sedangkan di Brasil tercatat ada 874 orang telah tewas dari penyakit terkait Covid-19 dalam 24 jam terakhir. India memiliki jumlah kasus kedua terbanyak di dunia, di belakang AS. Pekan lalu mereka melaporkan hampir dua juta kasus Covid-19 pada bulan Agustus, menjadi negara di dunia yang mencatat paling banyak kasus dalam satu bulan sejak awal pandemi.

India mencatat rata-rata 64.000 kasus per hari - naik 84% dari kasus rata-rata pada bulan Juli, menurut data resmi. Angka kematian telah melampaui 1000 setiap hari sejak awal September. Brasil telah merekam lebih dari empat juta kasus, yang ketiga terbanyak di dunia. Ia mengalami jumlah kematian terbesar di Amerika Latin, dengan sekitar 131.000 sejauh ini. AS telah mencatat hampir seperempat jumlah total kasus virus corona dunia - lebih dari enam juta. Mereka mengalami kenaikan jumlah kasus harian pada bulan Juli, namun angkanya telah turun sejak itu. AS juga paling banyak mencatat korban jiwa karena Covid-19, dengan lebih dari 194.000 kematian.

Bagaimana dengan situasi di tempat lain?

Negara-negara di seluruh Eropa mencatat peningkatan jumlah kasus harian, di tengah kekhawatiran akan kebangkitan virus. Lockdown lokal telah diberlakukan di wilayah-wilayah paling terdampak, dan ada permintaan terbaru kepada rakyat untuk mengenakan penutup wajah dan menuruti aturan penjarakan sosial. Negara lain yang telah mengalami kebangkitan virus termasuk Peru, Israel, Korea Selatan, dan Australia.

Pada hari Minggu, polisi di negara bagian Victoria, Australia menangkap lebih dari 70 pengunjuk rasa karena melanggar perintah tinggal di rumah. Sekitar 250 orang menghadiri protes di kota Melbourne, yang dipromosikan oleh kelompok-kelompok media sosial yang berbagi teori konspirasi tentang pandemi. Victoria telah menjadi pusat wabah di Australia, menyumbang 75% kasus dan 90% kematian. Sementara Israel akan kembali memberlakukan lockdown nasional karena kasus virus corona di sana terus meningkat.

Pembatasan yang ketat akan mulai berlaku pada hari Jumat - tahun baru Yahudi - dan akan berlangsung setidaknya tiga minggu, kata pihak berwenang. Israel telah mengonfirmasi lebih dari 153.000 infeksi dan 1.108 kematian akibat Covid-19, menurut penghitungan Universitas Johns Hopkins. (*)

Tags : Presiden AS, Donald Trump, Kampanye, Pilpres, Pandemi Corona, Covid-19,