Internasional   2021/01/04 21:6 WIB

Turki Akhiri Pembatasan Nasional Setelah Diberlakukan 80 Jam

 Turki Akhiri Pembatasan Nasional Setelah Diberlakukan 80 Jam

INTERNASIONAL - Turki mengakhiri pembatasan nasional pada Senin (4/1) pagi yang bertujuan untuk membendung penyebaran Covid-19. Pembatasan itu berakhir pada pukul 05.00 pagi setelah diberlakukan selama 80 jam.

Presiden Recep Tayyip Erdogan mengumumkan pada pertengahan Desember lalu bahwa jam malam akan berlaku dari 31 Desember hingga 4 Januari dalam upaya untuk mengendalikan wabah virus korona. Pembatasan diperkirakan akan berlanjut pada akhir pekan hingga pemberitahuan lebih lanjut. Turki sejauh ini melaporkan lebih dari 2,24 juta kasus dan hampir 21.500 kematian akibat Covid-19, sementara jumlah pasien yang sembuh telah menembus angka 2,1 juta.

Turki mengakhiri pembatasan nasional pada Senin pagi yang bertujuan untuk membendung penyebaran Covid-19. Pembatasan itu berakhir pada pukul 05.00 pagi setelah diberlakukan selama 80 jam.  Kementerian Kesehatan Turki mencatat 30,402 kasus baru Covid-19 yang terkonfirmasi termasuk kasus yang tidak bergejala, selama 24 jam terakhir. Arab News melaporkan, 24 jam terakhir tingkat kematian sejumlah 196 orang yang membuat jumlah total kematian akibat virus tersebut menjadi 14,900 warga.

Akhir minggu kemarin Turki menjalani pembatasan kegiatan secara total, atau lockdown untuk menanggulangi lonjakan tingkat penularan baru. Pada hari Jum’at lalu, negara itu mencatat 32,736 kasus baru harian, tertinggi sejak awal Maret 2020 saat Turki mulai dilanda pandemi. Selama 4 bulan terakhir, Turki hanya melaporkan jumlah penderita Covid-19 yang memiliki gejala, namun pemerintahan Presiden Erdogan mengubah kebijakan dengan memasukkan seluruh angka positif terkonfirmasi, termasuk penderita yang tidak memiliki gejala.

Turki telah menandatangani kontrak pembelian 50 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech, sama dengan vaksin yang baru saja datang ke Indonesia. Vaksinasi rencananya akan dimulai bulan Januari 2021, dengan prioritas utama tenaga kesehatan. Selama menjalani pembatasan total akhir minggu kemarin, Arab News melaporkan jalan-jalan kota besar Turki seperti Istanbul, Ankara dan Izmir sangat sepi lalu lalang kendaraan.

Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu seperti dikutip Kantor Berita Resmi Anadolu mengatakan hampir seluruh warga mematuhi aturan lockdown. Turki kini menduduki tempat ke empat di dunia dalam catatan kasus positif harian dibelakang Amerika Serikat, India, dan Brazil, dimana seluruh negara tersebut memiliki populasi jauh lebih banyak dari Turki.

Terakhir Turki menerapkan lockdown akhir minggu di kota-kota besar pada bulan Mei lalu. Selain itu bulan lalu Turki menerapkan jam malam namun gagal menahan laju penularan baru. Presiden Tayyip Erdogan Senin lalu mengumumkan lockdown penuh pada akhir minggu, termasuk penerapan jam malam pada hari kerja. Erdogan seperti dikutip Arab News mengatakan, upaya pemerintah itu akan dilaksanakan hati-hati dengan sekecil mungkin berdampak pada ekonomi.

Lockdown di Turki mengecualikan beberapa sektor ekonomi, seperti produksi dan jalur distribusi. Ekonomi Turki terkontraksi 9.9% pada kuartal kedua tahun ini dibanding tahun sebelumnya, kemudian bangkit pada kuartal 3 dengan tumbuh 6.7% setelah pembatasan sosial berakhir. Ekonom negara tersebut berharap upaya terbaru pemerintah mengendalikan Covid-19 dampaknya lebih kecil dibanding upaya kuartal kedua lalu. (*)

Tags : covid 19, pembatasan covid 19, turki, jam malam turki, covid 19 turki,