INTERNASIONAL - Varian baru virus corona "sangat" lebih mudah menular ketimbang varian Covid-19 sebelumnya, ungkap sebuah penelitian. Studi itu menyimpulkan varian baru Covid-19 meningkatkan angka reproduksi "R" antara 0,4 hingga 0,7.
Angka R adalah jumlah rata-rata orang yang tertular oleh orang yang terinfeksi. Angka R di atas 1, menunjukkan epidemi kian berkembang. Diperlukan angka reproduksi di bawah 1 untuk melihat indikasi tren penurunan kasus. Saat ini, angka reproduksi di Inggris- negara yang pertama kali mengindikasikan adanya varian baru virus corona - diperkirakan antara 1,1 hingga 1,3.
Profesor Axel Gandy dari Imperial College London mengatakan perbedaan antara varian virus ini "cukup ekstrem". "Ada perbedaan besar bagaimana mudahnya varian virus ini menyebar," ujar Gandy menambahkan [Varian] ini adalah perubahan [mutasi] yang paling serius sejak epidemi mulai dirilis BBC News.
Penelitian yang dilakukan Imperial College menunjukkan penularan varian baru virus corona di Inggris meningkat tiga kali lipat selama karantina wilayah, atau lockdown, yang diterapkan pada November. Sedangkan kasus Covid-19 dari varian virus corona sebelumnya menurun sepertiga. Kasus Covid-19 meningkat dengan pesat selama lonjakan gelombang kedua dan penambahan kasus baru harian mencapai angka tertinggi pada Kamis (31/12).
Menular pada semua kelompok usia
Hasil awal mengindikasikan virus menyebar lebih cepat pada orang-orang yang berusia di bawah 20 tahun, terutama di antara anak-anak usia sekolah. Namun, data terbaru mengindikasikan bahwa virus ini menyebar dengan cepat ke segala usia, menurut Profesor Gandy yang merupakan salah satu anggota dari tim peneliti tersebut. "Satu penjelasan yang memungkinkan adalah bahwa data awal dikumpulkan pada saat karantina wilayah di bulan November, saat sekolah dibuka dan aktivitas populasi orang dewasa lebih terbatas," jelas Gandy.
"Kami sekarang melihat bahwa virus baru telah meningkatkan penularan di semua kelompok usia," tambah Gandy.
Pembatasan lebih ketat
Profesor Jim Smith dari Universitas Oxford meyakini bahwa temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa pembatasan yang lebih ketat segera diperlukan. "Data dari Imperial mewakili analisis terbaik hingga saat ini dan menyiratkan langkah-langkah yang telah kita lakukan saat ini, akan - dengan [varian] virus baru - gagal mengurangi angka R menjadi dibawah 1. Secara sederhana, kecuali kita melakukan sesuatu yang berbeda, varian baru akan terus menyebar, lebih banyak infeksi, lebih banyak rawat inap dan lebih banyak kematian."
Temuan paling mengerikan dari penelitian ini adalah bahwa karantina wilayah pada November di Inggris, meskipun sulit bagi banyak orang, tidak akan menghentikan penyebaran varian baru virus corona. Pembatasan ketat yang sama, membuat kasus virus corona varian sebelumnya turun sepertiga, tapi membuat kasus dari varian baru menjadi tiga kali lipat.
Inilah sebabnya tiba-tiba terjadi pengetatan pembatasan di seluruh Inggris. Belum jelas apakah pembatasan saat ini akan cukup mampu mengendalikan virus. Mengingat fakta bahwa telah dilakukan dua kali karantina wilayah untuk menghentikan varian virus sebelumnya yang membebani NHS (badan layanan kesehatan Inggris). Banyak ilmuwan khawatir bahwa pengetatan lebih lanjut akan diperlukan. Tingkat infeksi akan mulai menurun karena cukup banyak orang yang divaksinasi. Namun hingga saat itu, yang lebih penting saat ini orang-orang mengikuti pedoman jaga jarak sosial, mengenakan masker dan mencuci tangan secara teratur.
Tahun baru membawa serta harapan kehidupan yang lebih normal dalam beberapa bulan ke depan, tetapi juga varian baru virus yang harus kita lawan dalam beberapa hari dan minggu mendatang. Profesor Lawrence Young dari Warwick University, mengatakan indikasi awal menunjukkan vaksin akan efektif melawan varian baru virus corona. "Banyak varian virus telah ada sejak awal pandemi dan merupakan produk dari proses alami, di mana virus berkembang dan beradaptasi dengan inangnya saat mereka bereplikasi. Sebagian besar mutasi ini tidak berpengaruh pada perilaku virus, tapi terkadang mutasi ini dapat meningkatkan kemampuan virus untuk menginfeksi dan atau menjadi lebih kebal terhadap respons kekebalan tubuh."
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mengapa varian itu menyebar begitu cepat. Tetapi, indikasi awal menunjukkan bahwa vaksin corona yang sudah ada efektif melawannya. Varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris diberi nama "Varian of Concern 202012/01" atau VOC oleh badan kesehatan masyarakat Inggris (PHE). Varian baru itu terdeteksi pada November dan diperkirakan mulai berkembang di Inggris tenggara pada September.
Belum ada bukti yang menunjukkan bahwa virus ini lebih mematikan, namun virus ini meningkatkan jumlah kasus yang pada gilirannya akan menambah tekanan lebih lanjut pada NHS. Varian baru Covid-19 itu kini ditemukan di seluruh Inggris, kecuali Irlandia utara. Kasus varian baru virus corona terkonsentrasi di London, serta Inggris tenggara dan timur. Hingga akhir Desember 2020, deteksi varian baru virus corona ditemukan di lebih dari 20 negara.
Varian baru ini telah menyebar di berbagai negara Eropa, seperti Belanda, Denmark, Prancis, Italia, Spanyol, Swiss, Finlandia, Irlandia, Jerman, Islandia dan Belgia Di benua Amerika, varian ini baru ditemukan di Kanada dan Amerika Serikat. Sementara di Asia, varian baru virus corona telah menyebar di Jepang, Singapura, Hong Kong, Korea Selatan, India, Pakistan, Israel dan Lebanon. Varian ini dilaporkan juga telah menyebar di Australia. (*)
Tags : Virus Corona Baru, Inggris, Virus Mudah Menular, Pembatasan Perlu Diperketat,