PEKANBARU - Kabupaten Kepulauan Meranti mendapat tawaran tentang pengolahan limbah Sagu yang nantinyabisa diolah menjadi Bioetanol.
"Bupati Kepulauan Meranti Muhammad Adil SH MM melakukan diskusi dengan Civitas Akademika Unand."
Penandatangan nota kesepahaman tentang biaya pendidikan dengan pihak Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat, Bupati Kepulauan Meranti H. Muhammad Adil, SH, MM melaksanakan diskusi bersama civitas akademika Unand, Kamis (11/8).
Bupati Muhammad Adil Diskusi dengan Civitas Akademika Unand soal Limbah Sagu yang akan diolah jadi Bioetanol."
Dalam diskusi tersebut, Bupati H. M Adil menjelaskan beberapa hal terkait potensi sumber daya alam di Meranti. Diantaranya, hasil perkebunan seperti sagu, kopi, kelapa dan karet. Termasuk potensi kelautan seperti, program kampung kakap putih dari pemerintah pusat.
Mendengar pemaparan dari Bupati H. M Adil, Dekan Fakultas Pertanian Unand Dr. Ir. Indra Dwipa, MS menyampaikan beberapa tawaran kerjasama terkait penelitian, khususnya pengelolaan limbah yang dihasilkan dari industri sagu di Meranti.
"Disertasi S3 saya meneliti limbah sagu untuk diolah menjadi bioetanol sebagai salah satu alternatif pengganti bahan bakar untuk kendaraan. Dan itu berhasil," kata Indra.
Untuk itu dia menawari Pemkab Meranti dalam memanfaatkan limbah sagu yang selama ini terbuang dan mengancam kelestarian lingkungan.
Selain itu, dengan mengubah limbah sagu menjadi bioetanol akan mampu memberikan dampak positif dari sisi ekonomi.
"Kami tim dari Unand siap membantu Pemkab Meranti. Kita bisa memanfaatkan program matching fund kedaireka dari pemerintah pusat.," kata Dekan Fakultas Pertanian Universitas Andalas ini.
"Dengan ini Pemkab akan sangat terbantu jika berhasil didapatkan," sambungnya.
Direktur Kerjasama dan Hilirisasi Unand, Dr. Muhammad Makky menambahkan Kedaireka merupakan platform program kolaborasi antara perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri yang di dalamnya termasuk pemerintah daerah.
Menurutnya program tersebut sebagai upaya meningkatkan kemandirian dalam menghasilkan inovasi yang bisa menyelesaikan permasalahan di tengah masyarakat, daerah dan bangsa.
"Kami dari tim siap membantu menyiapkan proposal dalam rangka matching fund. Ini dibiayai kementerian, kita melakukan riset bekerjasama dengan pemerintah daerah," kata Makky.
Bupati Kepulauan Meranti H. Muhammad Adil mengaku tertarik dengan tawaran riset dari para akademisi Universitas Andalas itu. Terutama dalam pengelolaan limbah sagu menjadi produk yang bernilai ekonomis, baik dalam bentuk bioetanol, pakan ternak maupun hasil rekacipta lainnya.
"Sebagaimana kita ketahui, limbah sagu di Meranti sangat mengkhawatirkan," sebut Adil.
Dia memerintahkan Bappedalitbang Kepulauan Meranti untuk segera berkordinasi dengan satuan kerja terkait untuk menindaklanjuti tawaran riset dari Unand tersebut.
Hal itu juga, kata Adil, sejalan dengan amanah pemerintah pusat yang selalu disampaikan lewat Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) maupun Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (Aspeksindo).
"Bukan hanya limbah sagu, tapi jajaki juga potensi kerjasama yang lain. Baik itu peternakan, pertanian ataupun pengembangan sumber daya manusia. Manfaatkan program ini semaksimal mungkin," tegasnya.
Program matching fund Kedaireka yang diluncurkan tahun 2021 itu merupakan mandat dari Presiden Joko Widodo dalam rangka penguatan ekonomi nasional pasca pandemi Covid19.
Tahun 2022 ini, melalui Kedaireka atau Kerjasama Dunia Usaha dan Kreasi Reka pemerintah menggelontorkan anggaran hingga dua triliun rupiah yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. (*)
Tags : Bupati Kepulauan Meranti Muhammad Adil, Diskusi Soal Limbah, Limbah Sagu Diolah jadi Bioetanol, Bupati Meranti dan Civitas Akademika Unand Diskusi Soal Limbah, News Dareah ,