Headline Riau   2020/11/15 18:30 WIB

Covid-19 Melandai, 3 Fase yang Dialami Pasien 

Covid-19 Melandai, 3 Fase yang Dialami Pasien 

Angka kasus Covid-19 di Provinsi Riau mulai melandai jika dilihat secara pergerakan kurva angka pasien yang dirawat namun belum bergerak ke arah penurunan.

PEKANBARU - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Riau, Dokter Indra Yovi menyatakan, angka kasus Covid-19 di Provinsi Riau mulai melandai namun belum bergerak ke arah penurunan.

“Kalau turun belum. Jangan disebut turun. Nanti kita takutnya orang bereuforia lagi. Yang jelas kondisi ini belum bisa kita lihat itu hasil dari libur panjang. Makanya kami khawatir masyarakat senang, kemudian kembali tidak patuh pada protokol kesehatan," kata dia, Minggu (15/11). Saat ini total (kasus), ada 15 ribu sekian dan yang dirawat ada 2.021.

"Angka ini sudah turun karena sebelumnya sempat menangani 4.000-an pasien positif," sebutnya.

Dirincikannya, dari 2021 pasien COVID-19 yang ditangani, ada sekitar 1.300 masih harus menjalani isolasi mandiri. Sedangkan hampir 600 pasien lainnya menjalani perawatan di rumah sakit. Selain itu, dijelaskannya, untuk ketersediaan ruang ICU juga sangat memadai. Hanya saja di Riau untuk angka kasus kematian akibat COVID-19 masih terjadi. “Memang untuk angka kematian masih belum memuaskan kita. Hampir setiap hari selalu ada yang meninggal akibat corona," ungkapnya.

Meski kondisi kasus COVID-19 di Riau cenderung melandai, pihaknya tetap meminta kepada masyarakat agar patuh pada protokol kesehatan. Metode itu, merupakan satu-satunya cara yang bisa dilakukan masyarakat dalam upaya menekan angka kasus penyebaran. Menurut data, dari 12 kabupaten/kota di Riau hanya tinggal satu kabupaten yang berstatus zona merah atau red zone. Yakni Kabupaten Bengkalis, dimana masih ada tiga kecamatan yang berada dalam zona merah penyebaran COVID-19.

Covid-19 alami 3 fase

Sebelumnya, Gia Pratama Putra, Dokter Kepala Instalasi Gawat Darurat di salah satu rumah sakit di Jakarta menanggapi pasien Covid-19 secara umum melalui tiga fase saat menghadapi penyakit yang disebabkan oleh virus SARS Cov-2 itu. Keyakinan untuk sembuh disebut berkontribusi besar terhadap proses kesembuhan itu sendiri, katanya dalam acara dialog bertema 'Antara Pengobatan dan Pencegahan: Pilih Mana?' yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Jumat (13/11).

Dia menyatakan bahwa setidaknya ada tiga fase yang harus ia hadapi hampir setiap hari saat menangani pasien Covid-19. Fase pertama yakni meyakinkan pasien positif Covid-19 bahwa penyakit ini bisa dilalui. "Keyakinan akan kesembuhan adalah 50 persen kesembuhan. Virus ini sebenarnya bisa kalah dengan daya tahan tubuh kita sendiri. Jadi biarkanlah Bapak Ibu, tidak usah fokus pada penyakitnya. Biarkan dokter-dokter kita yang fokus pada penyakitnya. Bapak Ibu fokus lah menjaga diri dan kesehatan," katanya.

Fase kedua adalah saat pasien harus diisolasi sehingga tidak boleh bertemu dengan keluarga ataupun teman. Sebagai tenaga kesehatan, lanjutnya, dokter harus terus berkunjung memberi semangat dan berperan sebagai keluarga kedua pasien. Memasuki fase ketiga, lanjut Gia, tedapat dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, adalah kesembuhan pasien. Sementara kemungkinan kedua adalah hasil yang tidak diinginkan, yakni meninggalnya pasien. "Mengobati memang penting, tetapi mencegah lebih baik," ujar Gia.

Gia pun sering mengingatkan hal tersebut kepada setiap orang, baik langsung kepada pasien atau melalui media sosial. Dia mengibaratkan pencegahan Covid-19 ini dengan rumus "Ri = Jv dibagi i". Ri adalah risiko infeksi. Jv untuk jumlah virus. Adapun i adalah imunitas tubuh. "Jadi, cara kita menurunkan risiko infeksi adalah menurunkan jumlah virus. Caranya melakukan 3M dan meningkatkan imunitas tubuh," terangnya.

3M merupakan protokol kesehatan yang telah sering digencarkan oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nasional atau #SatgasCovid19. Hal itu mencakup gerakan memakai masker dengan benar, menjaga jarak aman minimal 1 meter dan mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir. Ketiganya juga sering disebut melalui tagar #pakaimasker #jagajarak dan #cucitangan.

Gia menambahkan ada tiga cara meningkatkan imunitas. Cara pertama yakni memenuhi kebutuhan nutrisi dengan cukup dan baik, artinya sayur dan buah harus dikonsumsi setiap hari. Kedua, istirahat yang cukup. Penelitian terbaru mengatakan, manusia idealnya tidur 6-7 jam, tidur sebelum jam 11 malam dan bangun sebelum jam 5 pagi, itu yang paling baik. Terakhir, lanjutnya, olahraga rutin. "Ini banyak yang tidak dilakukan di saat kita bekerja dari rumah. Padahal ada banyak olahraga yang bisa dilakukan di dalam rumah," ujar Gia.

Masyarakat juga dihimbau untuk melakukan deteksi dini gejala penyakit Covid-19. Upaya ini sangat membantu meringankan gejala Covid-19 agar tidak semakin berat nantinya. Jika masih dalam fase-fase awal, seperti dahak belum kental, kata Gia, penanganannya cukup memakai obat pengencer dahak dan tidak akan menyumbat paru-paru, sehingga tidak akan menyebabkan pneumonia parah. "Selain itu sekarang tes swab juga sudah semakin cepat, dalam sehari dua hari sudah bisa diterima hasilnya. Harganya juga semakin terjangkau. Saya ingin teman-teman atau masyarakat semua datang ke rumah sakit, justru ketika kondisinya belum parah," jelasnya.

Selain tiga hal di atas, menurut Gia, vaksin Covid-19 adalah salah satu puzzle penting untuk meningkatkan imunitas tubuh kita. "Secara spesifik, vaksin khusus untuk melindungi diri kita dari virus Covid-19, selain tiga hal yang saya sebutkan sebelumnya. Dengan vaksin kita akan lebih siap lagi menghadapi virus yang masuk," katanya. (*)
 

Tags : Covid-19 Melandai, Pasien Hadapi 3 Fase ,