Headline Linkungan   2023/12/01 11:37 WIB

Hujan Lebih Sering dengan Intensitas Deras 'Bikin Ngeri' Lingkungan, 'karena Cuaca Ekstrim Masih Melanda Sejumlah Wilayah'

Hujan Lebih Sering dengan Intensitas Deras 'Bikin Ngeri' Lingkungan, 'karena Cuaca Ekstrim Masih Melanda Sejumlah Wilayah'

LINGKUNGAN - Sebuah studi dari Potsdam Institute for Climate Impact Research (PIK) menunjukkan pemanasan global membuat frekuensi hujan menjadi lebih sering dengan intensitas yang lebih deras.

"Hujan lebih sering dengan intensitas deras karena cuaca ekstrim masih melanda."

"Studi kami menegaskan bahwa intensitas dan frekuensi hujan lebat yang ekstrem meningkat secara eksponensial seiring dengan meningkatnya pemanasan global," jelas Max Kotz, penulis utama studi yang diterbitkan dalam Journal of Climate.

Studi terbaru ini sesuai dengan teori fisika hubungan klasik Clausius-Clapeyron pada 1834, yang menyatakan udara yang lebih hangat dapat menahan lebih banyak uap air.

Model iklim terkini memberikan hasil yang bervariasi dalam hal seberapa kuat skala curah hujan ekstrem dan hubungannya dengan pemanasan global. Namun model-model ini cenderung meremehkan peningkatan curah hujan sebagai dampak pemanasan global tersebut.

"Dampak iklim terhadap masyarakat telah dihitung dengan menggunakan model iklim. Sekarang temuan kami menunjukkan bahwa dampak ini bisa jadi jauh lebih buruk dari yang kita duga. Curah hujan ekstrem akan lebih deras dan lebih sering terjadi. Masyarakat harus bersiap untuk hal ini," kata kepala departemen PIK dan penulis studi Anders Levermann, dikutip dari ScienceDaily.

Pasalnya, perubahan frekuensi dan intensitas curah hujan harian yang ekstrem di atas daratan dapat berdampak pada kesejahteraan sosial, ekonomi, dan stabilitas sosial.

Hal ini mengingat keterkaitannya dengan banjir dan ketersediaan air tanah, yang dapat menyebabkan korban jiwa dan kerugian finansial yang cukup besar.

Wilayah tropis lebih parah

Para peneliti di PIK menganalisis intensitas dan frekuensi curah hujan harian yang ekstrem di atas daratan dalam 21 simulasi iklim mutakhir (CMIP-6) dan membandingkan perubahan yang diproyeksikan oleh model CMIP-6 dengan perubahan yang diamati secara historis.

Metode yang mereka terapkan menggunakan teknik penyaringan pola, yang memungkinkan mereka untuk memisahkan mana perubahan dalam sistem iklim yang disebabkan oleh emisi manusia dan mana yang tidak.

Sebagian besar wilayah daratan menunjukkan peningkatan intensitas dan frekuensi cuaca ekstrem, tetapi peningkatan yang lebih kuat ditemukan di wilayah-wilayah tropis.

Perubahan signifikan paling sering terjadi di daerah tropis dan lintang tinggi, seperti di Asia Tenggara (termasuk Indonesia) atau Kanada Utara.

Fakta bahwa perubahan ini mengikuti teori Clausius-Clapeyron mendukung fakta bahwa termodinamika, yaitu suhu mendominasi dalam perubahan global pada kejadian curah hujan ekstrem.

"Kabar baiknya, hal ini membuat kita lebih mudah untuk memprediksi masa depan curah hujan ekstrem. Kabar buruknya adalah: Hal ini akan menjadi lebih buruk, jika kita terus meningkatkan suhu global dengan mengeluarkan gas rumah kaca," kata Anders Levermann.

Perubahan signifikan paling sering terjadi di daerah tropis dan lintang tinggi, seperti di Asia Tenggara (termasuk Indonesia) atau Kanada Utara.

Fakta bahwa perubahan ini mengikuti teori Clausius-Clapeyron mendukung fakta bahwa termodinamika, yaitu suhu mendominasi dalam perubahan global pada kejadian curah hujan ekstrem.

"Kabar baiknya, hal ini membuat kita lebih mudah untuk memprediksi masa depan curah hujan ekstrem. Kabar buruknya adalah: Hal ini akan menjadi lebih buruk, jika kita terus meningkatkan suhu global dengan mengeluarkan gas rumah kaca," kata Anders Levermann.

Sementara Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru mengeluarkan peringatan dini potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang terjadi di sebagian wilayah Riau hari ini, Jumat 1 Desember 2023.

"Wilayah tersebut meliputi kabupaten kampar, siak, Rohul, Rohil, engkalis, Kuansing dan Inhil pada siang atau sore dan malam hari," kata Prakirawan BMKG, Sanya.

Sanya melanjutkan, untuk pagi hari ini, udara kabur-berawan dengan potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Kampar, Meranti dan Kuansing.

"Sedangkan siang-sore hari, cuaca cerah berawan-berawan. Ada potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di sebagian besar wilayah provinsi riau," tuturnya.

Sementara itu, pada malam hari, cuaca cerah berawan-berawan, dengan potensi hujan intensitas ringan hingga sedang terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Kampar, Rohul, Rohil, Pelalawan, Kuansing, Siak, Bengkalis, Kota Dumai dan Pekanbaru.

"Untuk dini hari, udara kembali kabur-berawan. Potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di sebagian wilayah kabupaten kampar, Rohul, siak, Rohil, meranti dan bengkalis," paparnya.

Selain itu suhu udara di wilayah Riau sepanjang hari ini berkisar antara 22.0-32.0 °C, dengan kelembapan udara 58-99 persen, serta hembusan angin dari barat daya-utara/10-20 km/jam. (*)

Tags : hujan, hujan lebih sering, hujan dengan intensitas deras, cuaca ekstrim masih melanda, hujan timbulkan banjir,