Headline Riau   2022/02/21 22:33 WIB

Negeri Kaya Dipenuhi Hamparan Sawit, Tapi 'Beli Minyak Goreng Tetap Mahal'

Negeri Kaya Dipenuhi Hamparan Sawit, Tapi 'Beli Minyak Goreng Tetap Mahal'

Sangat ironi negeri kaya sawit tetapi warga terpaksa beli mahal minyak goreng murah , bahkan warga terpaksa beli mahal.

PEKANBARU - Sejumlah kebijakan pengendalian harga minyak goreng di dalam negeri sudah digulirkan sepanjang Januari-Februari tahun ini. Kendati harga rata-rata nasional berangsur turun, harga minyak goreng masih relatif tinggi, setidaknya masih di atas ketentuan harga eceran tertinggi (HET).

Pasokannya juga masih seret sehingga sebagian masyarakat kesulitan mendapatkan minyak goreng dengan harga terjangkau di ritel modern ataupun di pasar tradisional.

Dikutip dari Kompas.com, kebijakan kewajiban pemenuhan kebutuhan pasar domestik (domestic market obligation/DMO) minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan CPO olahan atau olein telah hampir tiga pekan bergulir.

Selama kurun waktu empat bulan lebih, lonjakan harga minyak goreng di dalam negeri melesat tanpa kendali. Sejak dua bulan terakhir, minyak goreng juga berkontribusi besar terhadap inflasi.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) juga masih menyelidiki dugaan kartel persekongkolan para produsen besar minyak goreng dalam penetapan harga.

Meroketnya harga minyak goreng di Indonesia ini jadi ironi, mengingat pasokan minyak sawit di Indonesia selalu melimpah. Di sisi lain, masyarakat dipaksa membeli minyak masak ini di harga impor.

Pemerintah pun akhirnya memutuskan untuk menggelontorkan duit subsidi Rp 3,6 triliun untuk penyediaan minyak goreng murah seharga Rp 14.000 per liter.

Namun belakangan, minyak goreng murah dalam program pemerintah tersebut sangat sulit didapatkan dan memunculkan masalah baru, kelangkaan. Di ritel modern, rak yang berisi minyak goreng lebih sering kosong. 

"Yah, minyak goreng murah ini sudah mulai sulit ditemukan, terpaksa belinya mahal," kata Ani (40) warga Kota Pekanbaru.

Dia mengaku minyak goreng satu harga sulit ditemukan di ritel modern. "Stok di ritel modern pun selalu habis dan tidak tahu kapan stok tersedia kembali," sebutnya.

Akibat ketersediaan minyak goreng satu harga yang terbatas di ritel modern, membuat warga terpaksa membeli minyak goreng dengan harga mahal. Warga membeli minyak goreng di atas harga eceran tertinggi (HET).

"Kosong (stok minyak goreng), ini sepanjang jalan Adi Sucipto stoknya habis semua. Kasirnya (ritel modern) stoknya habis. Di warung biasa ada, tapi harga mahal," kata Icha, Senin (21/2/2022).

Icha, salah seorang ibu rumah tangga di Pekanbaru mengaku kesulitan mencari minyak goreng harga Rp14 ribu. Ia telah mencari di beberapa ritel moder yakni Indomaret dan Alfamart, di Jalan Suka Karya tapi tidak juga mendapatinya.

"Harga minyak goreng di warung atau toko sembako biasa paling murah Rp15 ribu."

"Tadi ada yang jual Rp15 ribu, tapi belum saya beli, siapa tahu dapat yang lebih murah, makanya saya cari dulu, tapi tak ada juga," ungkapnya.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan RI telah menetapkan HET minyak goreng Rp11.500 per liter mulai 1 Februari lalu. Untuk minyak goreng curah ditetapkan dengan harga Rp11.500 per liter, kemudian minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter dan kemasan premium Rp14.000. (*)

Tags : Minyak Goreng Murah, Minyak Goreng Langka, Warga Beli Minyak Goreng Mahal ,