Sorotan   2021/03/30 22:9 WIB

Sekolah Tatap Muka Dibuka Lagi, Mendikbud: Setelah Guru Divaksinasi

Sekolah Tatap Muka Dibuka Lagi, Mendikbud: Setelah Guru Divaksinasi

"Pembelajaran tatap muka di sekolah akan dimulai setelah semua guru maupun tenaga pendidik sudah tuntas mendapat vaksinasi Covid-19 tanpa harus menunggu tahun ajaran baru"

Sekolah dengan metode Pembelajaran Tatap Muka (PTM) harus dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Pembelajaran tatap muka di sekolah pun bisa dimulai setelah semua guru maupun tenaga pendidik sudah tuntas mendapat vaksinasi Covid-19 tanpa harus menunggu tahun ajaran baru, kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.

"Kita mewajibkan bila guru dan tenaga kependidikan di setiap sekolah sudah melakukan vaksinasi Covid-19, maka harus membuka belajar tatap muka di sekolah," kata Nadiem secara daring yang sebelumnya keputusan itu dilakukan bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri, Selasa (30/3). 

Meski guru dan murid sudah bertatap muka di sekolah, kegiatan belajar-mengajar tetap harus dilakukan secara terbatas. Artinya kapasitas ruang kelas maksimal 50% dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Selain belajar tatap muka di sekolah, lanjut Nadiem, sekolah juga harus tetap membuka pembelajaran jarak jauh (PJJ). "Karena kapasitas belajar tetap muka hanya 50 persen. Walaupun sudah tatap muka akan ada sistem rotasi, makanya sistem PJJ masih akan ada," kata dia dirilis media. 

Dia menekankan, orangtua atau wali dapat memilih pilihan yang terbaik bagi anaknya untuk melakukan belajar tatap muka secara terbatas atau tetap melaksanakan PJJ dari rumah.  "Jadi kita kembalikan lagi kepada orangtua, anaknya bisa belajar tatap muka terbatas atau tetap PJJ," ungkap Nadiem.

Tantangan terbesar saat ini, menurut Nadiem, adalah murid tidak bisa sekolah. Proses Pembelajaran Tatap Muka ini sulit digantikan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Sebelumnya, epidemiolog dari Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko, menegaskan pembelajaran tatap muka dapat dilakukan jika tingkat kasus positif (positivity rate) infeksi virus corona di suatu daerah rendah atau kurang dari 5% sehingga masuk dalam kategori zona aman. "Itu bagaimana logikanya saat kasus harian masih 6.000 bahkan pernah 10.000 sekolah malah dibuka? Angka itu menunjukan positivity rate dan tingkat penularannya masih tinggi. Ini bisa mengerikan, transmisi di kalangan murid akan tinggi, dan menciptakan klaster sekolah," kata Yunis dirilis BBC News Indonesia.

Tingkat positif di Indonesia berada di angka sekitar 13% yang artinya memiliki penularan tinggi dan berbahaya bagi murid jika harus bersekolah. Menurut Mendikbud, vaksinasi bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan menjadi salah satu prioritas negara dalam upaya mengakselerasi pembelajaran tatap muka. Vaksinasi seluruh pendidik dan tenaga kependidikan ditargetkan selesai pada akhir Juni 2021. Secara rinci, Mendikbud menjelaskan bahwa vaksinasi untuk tenaga pendidik PAUD, SD, dan pesantren paling lambat dilaksanakan akhir pekan kedua Mei 2021.

Tahap berikutnya adalah vaksinasi tenaga pendidik SMP, SMA, SMK yang berjalan paling lambat akhir pekan keempat Mei 2021. Kemudian vaksinasi untuk tenaga pendidik di institusi pendidikan tinggi paling lambat pekan kedua Juni 2021. Dengan demikian, pada Juli mendatang semua tenaga pendidik sudah mendapat vaksinasi. Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa pemerintah memprioritaskan petugas publik dan kaum lansia untuk menerima vaksin. "Dari seluruh mereka yang masuk katagori petugas publik, maka pendidik yang dapat prioritas paling banyak, yaitu sebanyak 5.659.560 orang. Mereka yang ditargetkan selesai divaksinasi pada akhir Juni," kata Budi menambahkan, proses belajar mengajar secara tatap muka bisa segera dilakukan kembali. (*) 

Tags : Mendikbud, Sekolah Tatap Muka,  Guru Divaksinasi,