Headline Pekanbaru   2022/10/19 8:34 WIB

Pedagang Rata-rata Naikkan Harga Sembako di Pasar, 'karena Tergilas Efek Cuaca dan Kenaikan BBM'

Pedagang Rata-rata Naikkan Harga Sembako di Pasar, 'karena Tergilas Efek Cuaca dan Kenaikan BBM'

PEKANBARU - Fluktuasi harga sembako di Pekanbaru dipengaruhi faktor cuaca dan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Dampak efek cuaca dan kenaikan BBM pengaruhi harga Sembako di pasar."

"Saat ini harga sembako masih fluktuatif di pasaran, kenaikannya belum terlalu signifikan," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut pada wartawan, Senin (18/10).

Tetapi pihaknya masih melakukan pemantauan harga di pasar-pasar.

Menurutnya, kenaikan harga bahan pokok tersebut disebabkan oleh faktor cuaca hingga dampak dari kenaikan BBM.

Ia menyebut kenaikan BBM tentu memicu kenaikan ongkos angkut transportasi komoditi pangan.

Pihaknya mengambil langkah antisipasi kenaikan harga bahan pangan khususnya cabai merah, "pemerintah kota sudah menggalakkan gerakan menanam cabai dan bawang merah di seluruh kecamatan," sebutnya.

Masyarakat bisa memanfaatkan lahan yang tidak digunakan maupun di pekarangan rumah. Hal itu dikarenakan cabai merah menjadi satu penyumbang inflasi di Kota Pekanbaru.

"Pemerintah kota mengambil langkah antisipasi dengan gerakan menanam cabai di seluruh kecamatan," ungkapnya.

Data dari Disperindag Kota Pekanbaru, harga cabai merah mulai turun hingga Rp2 sampai 3 ribu. Untuk cabai merah solok Rp44 ribu per kilogram, cabai merah Bukittinggi Rp48 ribu per kilogram. Sedangkan harga kentang alami kenaikan Rp12 ribu dari harga semula Rp10 ribu per kilogram. Kemudian tomat Rp10 ribu per kilogram. Lalu telur ayam Rp47 ribu per papan dan minyak goreng kemasan Rp29 ribu per liter.

Ingot Ahmad Hutasuhut juga minta pada pedagang agar kios-kios di pasar tradisional di Pekanbaru yang kosong segera diisi. 

"Pedagang Kaki Lima (PKL) agar pindah ke kios pasar. Sebab 40 persen kios di sembilan pasar tradisional masih kosong. Kita ada pasar tradisional. Inikan bisa diisi, karena masih kosong sekitar 40 persen kiosnya," sebutnya.

Menurutnya, Disperindag Pekanbaru juga akan berkoordinasi jika ada asosiasi PKL yang mau berkomunikasi. Hanya saja bagi PKL yang mau pindah ke pasar, harus mendaftar melalui UPT. "Jadi tinggal komunikasi ke UPT nya saja," sebut Ingot. (rp.sul/*)

Tags : Pedagang Kaki Lima, PKL Naikkan Harga Sembako, Pasar Tradisional Pekanbaru, Kenaikan Sembako, Dampak Efek Cuaca dan Kenaikan BBM,