Kesehatan   2022/02/16 8:52 WIB

Pentingnya 'Tabir Surya' dengan Berjemur di Pagi Hari untuk Jantung dan Imun

Pentingnya 'Tabir Surya' dengan Berjemur di Pagi Hari untuk Jantung dan Imun

KESEHATAN - Semua orang tahu pentingnya tabir surya. Namun pada kenyataannya, tubuh kita membutuhkan sinar matahari.

Sinar matahari dapat meningkatkan suasana hati kita, menurunkan tekanan darah, memperkuat tulang, otot, dan bahkan sistem kekebalan tubuh atau imun kita.

Paparan singkat matahari sudah cukup untuk menuai semua manfaat ini.

Pada dasarnya, tanpa paparan sinar matahari secara langsung, kita tidak dapat membuat vitamin D yang menjalankan sejumlah fungsi penting dalam tubuh kita.

Saat sinar matahari menyentuh kulit kita, tubuh menyerap dan mengubahnya menjadi nutrisi.

"Ketika matahari menyinari kulit, radiasinya menyasar molekul 7-dehydrocholesterol, lalumengubahnya menjadi pre-vitamin D," kata Ann Webb, profesor bidang radiasi atmosfer di University of Manchester, Inggris seperti dirilis BBC. 

"Setelah itu, dibutuhkan beberapa menit agar pre-vitamin D berubah menjadi vitamin D. Transformasi ini terjadi dengan bantuan suhu tubuh," ujar Webb.

Kita membutuhkan vitamin D, misalnya, agar tubuh dapat menyerap kalsium dan fosfat dari makanan. Dua mineral itu vital untuk kesehatan tulang, gigi, dan otot, berapapun usia Anda.

Sebuah studi baru-baru ini bahkan menunjukkan, mengonsumsi vitamin D meningkatkan kekuatan otot pada atlet. Vitamin D disebut dapat merangsang pertumbuhan sel otot.

Namun manfaat vitamin D lebih dari sekadar memperkuat tulang dan otot kita.

"Tampaknya ada beberapa bukti bahwa vitamin D berkontribusi pada sistem kekebalan, serta turut melindungi tubuh dari beberapa jenis kanker maupun penyakit autoimun seperti multiple sclerosis," ujar Webb.

Penelitian juga menunjukkan, seseorang dengan kadar vitamin D yang sangat rendah memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, diabetes, dan demensia.

Vitamin D sangat penting untuk kelangsungan hidup kita sehingga dapat membantu menjelaskan penampilan kulit yang cerah.

Ketika nenek moyang kita meninggalkan Afrika, mereka memiliki kulit gelap untuk melindungi diri dari tingginya intensitas sinar matahari di wilayah itu.

Tetapi ketika mereka bermigrasi ke belahan bumi utara yang lebih dingin dan lebih gelap, kulit mereka berevolusi menjadi lebih cerah.

Kondisi itu kemungkinan terjadi karena mereka beradaptasi dengan kebutuhan sinar matahari yang lebih sedikit untuk membuat vitamin D.

Semakin jauh ke utara, semakin terang warna kulit Anda, kecuali suku Inuit di ujung utara, yang secara tradisional mendapatkan vitamin D dari makan daging anjing laut dan ikan berlemak.

Memang benar bahwa Anda juga bisa mendapatkan vitamin D dari makanan tertentu, seperti telur, susu, dan ikan berlemak (salmon, misalnya). Meski begitu, sangat sulit mendapatkan jumlah vitamin D yang tepat hanya melalui makanan.

Untungnya, kita bisa mendapatkan itu setiap hari di luar ruangan dan secara gratis.
Jauh lebih banyak dari vitamin D

Namun vitamin D bukan satu-satunya manfaat sinar matahari.

Kita semua tahu betapa nikmatnya sinar matahari. Paparan sinar matahari meningkatkan suasana hati dengan menggenjot pelepasan hormon serotonin di otak, yang turut memicu ketenangan dan fokus.

Tidak mengherankan, selama bulan-bulan musim dingin yang panjang di belahan bumi utara, ketika sinar matahari minim, banyak orang mengalami gangguan afektif musiman (SAD), sejenis depresi akibat kadar serotonin yang rendah.

Riset menunjukkan, manusia memiliki kadar serotonin yang lebih tinggi dalam darah pada hari yang cerah dibandingkan saat hari berawan.

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa paparan sinar matahari secara langsung dapat mendorong sel-sel kulit memproduksi endorfin, yang juga menciptakan perasaan sejahtera.

Dan tahukah Anda bahwa paparan sinar matahari secara langsung juga menurunkan tekanan darah?

Para ilmuwan di University of Edinburgh, Skotlandia, melakukan percobaan yang belakangan menunjukkan bahwa memaparkan lengan Anda ke sinar matahari hanya selama 20 menit sudah cukup untuk meningkatkan produksi oksida nitrat di kulit.

Pada gilirannya, oksida nitrat dapat memicu pelebaran pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan darah.
Waktu dan tempat

Namun paparan ini harus dilakukan secara sadar untuk menghindari luka bakar, kanker kulit, maupun penuaan dini.

Jumlah sinar matahari yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah vitamin D yang ideal berbeda pada setiap orang.

Jumlahnya bergantung pada jenis kulit, lokasi Anda tinggal, dan sensitivitas Anda. Yang paling penting adalah Anda tidak semestinya membakar diri sendiri.

Kulit yang lebih gelap, misalnya, memiliki jumlah melanin yang lebih tinggi. Pigmen ini bertindak sebagai tabir surya alami, menyerap radiasi, dan melindungi kulit dari kerusakan.

Dan pigmen juga mencegah vitamin D diproduksi dengan mudah, membutuhkan waktu paparan yang lebih lama.

"Ketika kami membandingkan orang berkulit putih dengan orang-orang dari Asia Selatan, ternyata orang Asia Selatan membutuhkan 2,5 hingga 3 kali lebih banyak waktu berada di bawah sinar matahari untuk menghasilkan jumlah vitamin D yang sama," kata Webb.

"Itu terjadi karena mereka memiliki beberapa melanin alami di kulit mereka," tuturnya.

Untuk seseorang dengan kulit putih, 10 menit mungkin cukup. Jika kulitnya sangat gelap, waktu yang ideal berada di bawah matahari bisa sampai 45 menit.
Singkat tapi sering

Anda mungkin tergoda untuk berjemur di bawah sinar matahari sepanjang hari. Namun sebagian besar vitamin D di tubuh Anda diproduksi segera setelah Anda melangkah keluar ruangan.

Dan meminimalkan paparan sinar matahari dalam waktu lama juga merupakan cara terbaik untuk menghindari konsekuensi negatif seperti terbakar sinar matahari.

"Vitamin D sebenarnya dibuat pada paparan awal pertama. Jdi dapatkan sedikit paparannya dan dalam waktu yang cukup sering," ujar Webb.

Jika Anda akan terpapar matahari untuk waktu yang lebih lama dan Anda berisiko membakar diri sendiri, Anda perlu melindungi kulit Anda.

"Saran utamanya adalah jangan pernah terbakar sinar matahari, itu sangat penting," kata Webb.

Perlu Anda ingat, beberapa produk kulit dan bahkan obat-obatan, dapat memengaruhi kepekaan Anda terhadap sinar matahari.

"Jika Anda memiliki kulit yang sangat sensitif, Anda harus berhati-hati. Penting untuk mengetahui kulit Anda sendiri," ujar Webb.

"Anda harus berhati-hati jika Anda mengonsumsi obat yang dapat menyebabkan fotosensitifitas pada kulit. Beberapa antibiotik dapat memicu dampak itu.

"Jika Anda sedang menggunakan beberapa produk, seperti krim berbasis retinol pada wajah, yang dapat membuat kulit Anda lebih sensitif, jadi berhati-hatilah dan baca semua keterangan pada produk itu," ucap Webb.
Apa kesimpulannya?

Anda mungkin berpikir bahwa paparan sinar matahari di wajah Anda sudah cukup, tetapi untuk mendapatkan hasil maksimal, lengan dan kaki Anda juga harus terpapar.

"Setiap bagian kulit yang tidak terlindungi yang terkena sinar matahari akan menghasilkan vitamin D. Jadi semakin banyak kulit yang Anda ekspos, semakin banyak vitamin D yang masuk ke sirkulasi Anda," kata Webb.

Dan apakah layak pergi ke luar rumah untuk mengisi ulang vitamin D Anda bahkan di hari yang mendung?

"Awan mengurangi intensitas sinar matahari, jadi Anda tidak membuat banyak vitamin D selama waktu paparan yang sama," ujar Webb.

"Walau begitu kita masih mendapatkan sedikit radiasi ultraviolet, setidaknya melalui awan yang cerah. Jika hujan deras, sinar UV di luar sangat sedikit. Tapi jika mendung, Anda bisa pergi ke luar," ucapnya.

Tags : Inggris raya, Kesehatan perempuan, Kesehatan, Sains,