PEKANBARU - Sejumlah satwa di Kebun Binatang Kasang Kulim, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, dipelihara dengan kondisi fisik yang memprihatinkan. Namun, pemilik kebun binatang mengklaim hewan-hewannya sehat.
Kebun Binatang Kasang Kulim, Kabupaten Kampar dibuka sejak tahun 1991, kebun binatang yang berlokasi di Desa Kubang, Kabupaten Kampar, Riau, ini dihuni beragam satwa. Dengan membayar harga tiket Rp25.000, pengunjung bisa menyaksikan singa, kuda, beruang, buaya, kuda nil, rusa dari Timor Leste, macan dahan, orang utan, gajah, serta berbagai jenis unggas termasuk burung hantu dan bangau.
Namun, ketika mengunjungi lokasi tersebut, kita bisa menyaksikan beberapa kejanggalan. Seekor rusa dari Timor Leste, misalnya, menampakkan tulang rusuk yang menonjol. Tina, pemilik kebun binatang, mengatakan bahwa rusa itu bukanlah kurus, melainkan bentuk asli rusa Timor Leste yang berkerangka besar dan tidak berbulu di bagian perut. Namun, menurut pengamatan dokter hewan Anissa Wandha Sari dari Pekanbaru, rusa yang sehat tidak terlihat lesu, tidak ada leleran di mata, dan tidak memiliki kulit yang kusam. Kondisi tersebut tampak pada rusa di Kebun Binatang Kasang Kulim.
Contoh kejanggalan berikutnya yakni mata beruang-beruang yang terlihat putih. Dokter hewan Anissa Wandha Sari dari Pekanbaru menjelaskan mata yang terlihat putih terdapat dua kemungkinan. "Apabila warna putihnya di dalam mata, bisa jadi katarak. Dan apabila warna putihnya di luar mata, dapat diartikan bahwa kemungkinan ada cairan mukus atau leleran yang berarti dalam kondisi sakit juga. Karena semestinya tidak ada keanehan apapun di dalam matanya," ujarnya kepada wartawan.
Keanehan selanjutnya adalah kondisi fisik kuda. Salah satu kuda memperlihatkan tulang rusuk dan tulang panggul yang mencuat keluar. Dokter hewan menegaskan kondisi seperti ini seharusnya tidak terjadi. Namun, Tina selaku pemilik kebun binatang, kondisi kuda-kuda tersebut karena faktor lahiran. Bila dibiarkan, katanya, seiring waktu kondisinya kembali pulih seperti sedia kala.
Keadaan para hewan di kebun binatang tersebut mendapat sorotan dari Femke Den Haas, pendiri Jakarta Animal Aid Network (JAAN). Setelah mengamati foto-foto hewan di tempat itu, dia mengaku "sedih dan marah". "Saya sedih dan marah melihat satwa di kebun binatang di Indonesia terus disiksa. Keadaan kandang, pakan, semua nggak sesuai standar. Kenapa? Karena pemerintah belum membentuk standar. Belum ada SOP (Prosedur Operasi Standar) yang jelas mengenai Kebun Binatang," paparnya.
Dari pengamatannya, kesejahteraan hewan "tidak menjadi prioritas". "Yang menjadi prioritas? Uang," cetusnya.
Karena itu, dia mendorong agar kebun binatang dan tempat pemeliharaan satwa tidak dikelola secara seenaknya. "Kami dari JAAN sudah lama mendorong agar ada standarisasi dan standar dibentuk bukan oleh usaha bonbin sendiri. Tetapi oleh instansi yang netral," sebutnya.
Kondisi satwa di kebun binatang bukan kali ini saja menjadi sorotan. Pada awal tahun lalu, Kebun Binatang Bandung mendapat perhatian lantaran terdapat sejumlah beruang yang tampak kurus. Meski demikian, belakangan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, menyatakan bahwa beruang-beruang tersebut dalam keadaan sehat. (*)
Tags : Satwa Liar, Kebun Binatang Kasang Kulim, Kampar, Riau, Kondisi Fisik Satwa Liar Memprihatinkan,