Linkungan   2021/02/26 14:23 WIB

Ratusan Gajah Mati Secara Misterius 'Akibat cyanobacteria'

Ratusan Gajah Mati Secara Misterius 'Akibat cyanobacteria'

LINGKUNGAN - Racun yang dihasilkan oleh ganggang mikroskopis dalam air adalah penyebab kematian ratusan gajah yang misterius di Botswana, kata pejabat satwa liar. Botswana adalah rumah bagi sepertiga populasi gajah Afrika yang semakin langka.

Bangkai-bangkai gajah terlihat di Delta Okavango antara bulan Mei dan Juni. Para pejabat mengatakan sebanyak 330 gajah diketahui mati karena menelan cyanobacteria. Perburuan telah dikesampingkan sebagai penyebab kematian. Cyanobacteria adalah bakteri beracun yang dapat muncul secara alami di genangan air dan terkadang mekar dan menjadi besar, yang dikenal sebagai ganggang hijau biru.

Para ilmuwan memperingatkan bahwa perubahan iklim mungkin membuat insiden ini - yang dikenal sebagai toxic bloom - karena mereka menyukai air hangat. Peringatan:  Penemuan ini diumumkan setelah tes berbulan-bulan dijalankan di laboratorium spesialis di Afrika Selatan, Kanada, Zimbabwe dan AS. Banyak gajah mati ditemukan di dekat kubangan air, tapi hingga saat ini otoritas satwa liar meragukan penyebabnya adalah karena bakteri.

Alasannya, bakteri tersebut bermekaran di tepi kolam, sementara gajah cenderung minum dari tengah. "Tes terbaru kami mendeteksi neurotoksin cyanobacterial sebagai penyebab kematian. Ini adalah bakteri yang ditemukan di dalam air," kata Kepala Departemen Satwa Liar dan Taman Nasional, Mmadi Reuben, dalam konferensi pers dirilis BBC News Senin.

Kematian "berhenti menjelang akhir Juni 2020, bertepatan dengan sumber [air] yang kering", katanya seperti dikutip AFP. Laporan pada bulan Juni mencatat bahwa gading gajah masih utuh, yang berarti kematian tidak disebabkan perburuan. Sebulan sebelumnya, pemerintah Botswana mengesampingkan perburuan liar sebagai alasan di balik kematian massal gajah.

Ada hal-hal lain yang dianggap sebagai petunjuk kematian ratusan gajah selain masalah perburuan liar. "Hanya gajah-gajah yang mati dan tidak hewan lain," kata Dr McCann dari Yayasan National Park Recue yang bermarkas di Inggris. "Jika mereka mati karena sianida yang digunakan pemburu liar, Anda akan menemukan kematian pada hewan-hewan lainnya."

Alasan keracunan antraks, yang menewaskan sedikitnya 100 gajah di Bostwana tahun lalu, juga telah dikesampingkan, menurut pejabat senior departemen satwa liar Cyril Taolo. Tetapi pertanyaan-pertanyaan tentang kematian itu masih belum terjawab, katanya. "Kami memiliki banyak pertanyaan yang masih harus dijawab seperti mengapa hanya gajah yang mati dan mengapa itu terjadi di daerah itu saja. Kami memiliki sejumlah hipotesis yang sedang kami selidiki."

Ratusan bangkai terlihat saat survei udara dilakukan awal tahun ini. Dr Niall McCann, dari badan amal National Park Rescue, sebelumnya mengatakan kepada BBC bahwa para pelestari lingkungan setempat pertama kali memberi tahu pemerintah tentang kematian itu pada awal Mei, setelah mereka melakukan penerbangan di atas delta tersebut. "Mereka menemukan 169 gajah mati dalam penerbangan tiga jam," katanya. "Dapat melihat dan menghitung sebanyak itu dalam penerbangan tiga jam sungguh luar biasa. Sebulan kemudian, dilakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengidentifikasi banyak bangkai yang terus bertambah, sehingga totalnya menjadi lebih dari 350 ekor."

"Ini benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal jumlah gajah yang mati dalam sebuah peristiwa yang tak terkait dengan masalah kekeringan," tambahnya.

Dua puluh lima gajah baru-baru ini mati di negara tetangga Zimbabwe. Sampel uji telah dikirim ke Inggris untuk dianalisis.

Apa itu cyanobacteria?

  • Cyanobacteria, juga dikenal sebagai ganggang hijau-biru, ditemukan di seluruh dunia terutama di perairan yang tenang dan kaya nutrisi
  • Beberapa spesies cyanobacteria menghasilkan racun yang berdampak pada hewan dan manusia
  • Orang bisa terpapar racun cyanobacterial dengan minum atau mandi di air yang terkontaminasi
  • Gejalanya berupa iritasi kulit, kram perut, muntah, mual, diare, demam, sakit tenggorokan, sakit kepala
  • Hewan, burung, dan ikan juga bisa teracuni oleh cyanobacteria, penghasil toksin tingkat tinggi.

Sumber: WHO

Sebelumnya, Dr McCann mengatakan tidak dapat mengesampingkan faktor keracunan atau penyakit. Cara hewan-hewan itu mati — banyak yang jatuh dengan wajahnya tertelungkup — dan gajah-gajah lain yang terlihat berjalan dalam lingkaran menunjukkan pada sesuatu yang berpotensi menyerang sistem neurologis gajah-gajah itu. Bagaimanapun, ia mengatakan, tanpa mengetahui sumbernya, tidak mungkin untuk mengesampingkan kemungkinan penyakit itu menyeberang ke populasi manusia — terutama jika penyebabnya adalah sumber air atau tanah.

Dr McCann menunjuk pada pandemi Covid-19, yang diyakini berawal dari hewan. "Ya, ini adalah bencana konservasi — tetapi juga berpotensi menjadi krisis kesehatan masyarakat," katanya. (*)

Tags : Ratusan Gajah Mati Misterius, Akibat cyanobacteria,