Headline Linkungan   2020/09/04 12:05:00 PM WIB

Satwa Liar di Suaka Margasatwa Terancam Pengeboran Minyak

Satwa Liar di Suaka Margasatwa Terancam Pengeboran Minyak

PEMERINTAH Amerika Serikat (AS) meneruskan rencana pemberian izin untuk pengeboran di Suaka Margasatwa Nasional Arktik, dengan menjabarkan persyaratan program sewa guna yang akan memberi perusahaan minyak akses ke daerah tersebut.

Suaka margasatwa di timur laut Alaska berada di atas miliaran barel minyak. Tapi ia juga merupakan habitat bagi banyak hewan, termasuk rusa kutub, beruang kutub, dan berbagai spesies burung. Ide pengeboran di daerah tersebut tidak berasal dari Presiden Donald Trump dan pemerintahannya. Sebaliknya, program penyewaan ini hanyalah langkah terbaru dalam kontroversi yang telah berlangsung sejak akhir 1970-an.

Satu pihak berpendapat bahwa mengebor minyak bisa menghasilkan banyak uang, sekaligus menyediakan pekerjaan bagi orang-orang di Alaska. Namun, di pihak yang lain takut akan dampak pengeboran pada banyak hewan di sana — serta kerusakan yang bisa ditimbulkan oleh pembakaran lebih banyak bahan bakar fosil pada planet Bumi yang memanas dengan cepat.

Dorongan dari pemerintahan Trump ini muncul hanya dua bulan setelah lingkaran Arktik mencatat suhu tertingginya dalam sejarah. "Rencana ini dapat menghancurkan berbagai satwa liar yang tinggal dalam kawasan suaka melalui polusi suara, perusakan habitat, tumpahan minyak, dan kekacauan iklim lebih lanjut," kata Kristen Monsell, dari Center for Biological Diversity yang berbasis di AS dirilis BBC.

"Dataran pantai adalah habitat sarang beruang kutub yang paling penting di daratan dan merupakan tempat kawanan karibu Landak berkembang biak.

"Lebih dari 200 spesies burung ditemukan di kawasan suaka beserta rubah Arktik, beruang hitam dan cokelat, rusa besar, dan banyak lainnya."

Tumpahan minyak, misalnya, tak hanya akan membahayakan satwa liar sekitar dan habitatnya, tetapi juga bisa berakibat fatal. Beruang kutub, kata Monsell, "sangat rentan" terhadap tumpahan minyak. "Beruang kutub harus memelihara rambut yang melindunginya dari hawa dingin — tetapi ketika beruang kutub bersentuhan dengan minyak yang tumpah, ia dapat menempel pada rambut beruang kutub dan bertahan selama beberapa minggu."

"Ia akan tersisir dan termakan, menyebabkan iritasi pada kulit, dan merusak kemampuan insulasi rambut, "katanya.

"Studi menunjukkan bahwa kematian bisa terjadi akibat efek pada paru-paru, ginjal, darah, saluran pencernaan, dan organ serta sistem lainnya. Beruang berlapis minyak yang tidak dibersihkan dan direhabilitasi mungkin akan mati."

Bos-bos industri minyak bersikeras bahwa mereka memiliki rekam jejak yang baik dalam pengembangan sumber daya energi di Alaska yang ramah lingkungan. Namun para pencinta lingkungan mengatakan pemerintah AS belum secara memadai mempertimbangkan risiko terhadap satwa liar dan komunitas lokal. Beruang kutub bukanlah satu-satunya hewan yang mengandalkan hamparan hutan belantara yang luas ini. Suaka tersebut adalah rumah bagi lebih dari 200 jenis burung. Prof Natalie Boelman, seorang ilmuwan lingkungan dari Universitas Columbia, menyebutnya sebagai "tempat pembibitan untuk spesies burung".

"Jika Anda pergi ke sana pada musim semi, itu gila, setiap genangan kecil, meskipun hanya setengah meter kali setengah meter ... Anda hampir tidak bisa melihat air, seluruhnya tertutup bebek dan angsa," katanya.

Ia sangat khawatir pada dampak tingkat suara dari pengeboran terhadap hewan di kawasan suaka, serta pada komunitas adat yang tinggal di sekitarnya. "Dengan aktivitas industri muncul banyak suara, mulai dari suara pesawat, suara helikopter, suara truk, dan aktivitas seismik," ujarnya.

"Ada sangat sedikit studi ilmiah tentang bagaimana ini berdampak pada berbagai hewan di sana, tetapi ada banyak bukti anekdotal bahwa suara yang terkait dengan aktivitas antropogenik sangat mengganggu mereka."

Bukti anekdotal ini, tambahnya, berasal dari komunitas Penduduk Asli Alaska yang tinggal di dekat tempat perlindungan. "Para pemburu yang sangat bergantung pada karibu dan unggas air untuk menyambung hidup diri sendiri dan keluarga mereka, mengalami kesulitan berburu saat ada pesawat lewat," kata Prof. Boelman.

"Mereka melaporkan bahwa mereka harus berhenti berburu hewan tertentu setelah ada helikopter atau pesawat terbang lewat, karena itu akan membangunkan hewan — dan itu kerugian besar bagi mereka.

"Jadi kita tahu bahwa kebisingan berdampak pada perilaku hewan, dan juga pada penghidupan masyarakat. Tapi juga, apa pengaruh kebisingan itu terhadap tingkat stres hewan? Apa pengaruhnya terhadap kesuksesan reproduksi mereka?"

Para pegiat konservasi juga mengkhawatirkan karibu Landak, jenis rusa Amerika Utara yang berkeliaran di Suaka Margasatwa Nasional Arktik. Pantai - tempat rencananya pengeboran akan dilakukan, jika dilanjutkan - sangat penting bagi mereka. Maggie Howell, direktur eksekutif Wold Conservation Center, mengatakan: "Dataran pantai itu adalah rute melahirkan karibu, dan karibu juga memiliki salah satu migrasi paling jauh di antara mamalia darat." 

"Kawanan itu melakukan perjalanan ke utara ke dataran pantai setiap tahun, sekitar 400 mil (644 km) sekali jalan, dan di sanalah mereka melahirkan bayi. Setiap pengeboran akan berdampak drastis pada kehidupan mereka, begitu juga dengan semua hewan dan manusia lainnya yang bergantung pada karibu itu."

Satu hewan yang memangsa karibu, dan karenanya juga berada dalam bahaya, ialah serigala tundra Alaska. Howell mengatakan timnya "telah melihat" kerusakan yang ditimbulkan oleh pengeboran di daerah lain dengan populasi karibu dan serigala, misalnya Alberta di Kanada. "Sebagai suaka, itu ada untuk dilestarikan," kata Howell. "Ini bukan hanya tempat yang aman bagi satwa liar, tapi juga simbol warisan nasional negara kita."

"Dan jika hewan-hewan ini tidak bisa aman di suaka margasatwa, di mana mereka bisa berada? Di mana mereka bisa dibiarkan untuk menjalani hidup dan memenuhi tujuan mereka sendiri?" (*)
 

Tags : Satwa Liar di Amerika Serikat, Satwa Liar Terancam, Pengeboran Minyak AS ,