Sorotan   2022/02/05 13:53 WIB

Sederet Keluh Kesah yang Kotanya Sesak Akibat Industri Pariwisata

Sederet Keluh Kesah yang Kotanya Sesak Akibat Industri Pariwisata

"Penduduk lokal menceritakan bagaimana serbuan turis memengaruhi kehidupan mereka, serta siasat pemerintah merespons industri pariwisata agar pelancong menghormati warga yang tinggal di lokasi destinasi wisata"

ndustri pariwisata dunia terus bertumbuh dengan kecepatan sangat tinggi, lebih cepat dari pendapatan kotor global dan menyumbang lebih dari AS$8 triliun (sekitar Rp112.700 triliun) bagi perekonomian setiap tahun.

Namun, di beberapa kota yang mencetak rekor jumlah kedatangan turis, pemerintah dan penduduk lokal mulai mempertanyakan apakah pertumbuhan pariwisata ini merupakan pertaruhan yang sepadan.

Untuk memahami pergulatan yang bakal dihadapi kota-kota ini dalam beberapa tahun ke depan, termasuk cara mengatasinya, muncul upaya menyusun indeks tujuan wisata tahun 2030.

Kajian ini dikerjakan Dewan Pariwisata dan Perjalanan Dunia (WTTC) dan perusahaan properti JLL. 

Dokumen ini bakal digunakan untuk mengukur kesiapan pariwisata. Faktor yang diperhitungkan adalah pertumbuhan industri turisme dan kemampuan kota untuk mengelolanya.

Indeks ini mengukur 75 indikator pariwisata, di antaranya konsentrasi pengunjung, kesiapan penduduk, dan kebijakan otoritas lokal. Targetnya adalah memprediksi tantangan yang akan dihadapi 50 kota besar dunia.

Dalam laporan bertajuk 'Mengelola Momentum', kota dengan pertumbuhan pariwisata yang tinggi disebut berpotensi mengalami tekanan infrastruktur, jika tak ada kebijakan khusus untuk mengelola peningkatan turisme.

Kami berbincang dengan beberapa warga di kota-kota ini untuk mengetahui bagaimana arus kedatangan wisatawan dalam beberapa tahun terakhir telah mempengaruhi kehidupan mereka.

Kami juga bertanya tentang cara pemerintah merespons situasi itu dan siasat agar pengunjung menghormati masyarakat setempat.

Amsterdam

Sebanyak 18 juta pengunjung tahun lalu datang ke kota yang berpopulasi kurang dari 1 juta orang ini.

Akibatnya, warga Amsterdam menghadapi peningkatan harga properti, terutama karena bisnis penyewaan properti jangka pendek.

Pelancong di Amsterdam juga berkontribusi terhadap lalu lintas yang sesak dan berbagai masalah yang muncul akibat longgarnya peraturan terkait obat-obatan terlarang di sanq.

Dalam indeks ini, Amsterdam menempati urutan teratas dalam segi konsentrasi pengunjung dan ketegangan pada kota.

Penduduk yang tidak senang dengan hal-hal itu memberi kota ini julukan menghina, yaitu 'Venesia', sebuah simbol kota yang dikuasai wisatawan.

Namun, beberapa orang menyebut situasi yang terjadi tidak sesuram seperti yang diberitakan media massa.

"Museum akhirnya mendapatkan anggaran yang cukup dan banyak usaha kecil juga berkembang," kata warga Amsterdam, Hanneke Vroegindeweij, salah satu pendiri agen perjalanan Amsterdam Odyssey.

Turis menikmati trem di San Fransisco, Amerika Serikat.

"Dalam 42 tahun hidupku, aku belum pernah melihat kotaku seindah ini," ujarnya.

Namun bukan berarti tidak ada pekerjaan rumah yang perlu dilakukan. Pemerintah Belanda sedang menyesuaikan kebijakan secepat mungkin.

Otoritas Amsterdam melarang penyewaan jangka pendek seperti Airbnb di area tertentu. Mereka juga berencana melarang kapal pesiar agar tidak berlabuh di kota itu.

Amsterdam juga berupaya menyalurkan wisatawan ke kota-kota Belanda lainnya, seperti Zandvoort (hanya 40 kilometer dari pusat kota Amsterdam), yang namanya diganti menjadi 'Amsterdam Beach' untuk memberi kesan kepada pelancong bahwa daerah itu adalah tujuan yang gampang dituju.

"Kota ini menjalankan beberapa proyek untuk mempromosikan berbagai jenis pariwisata dengan penekanan pada konsep berkelanjutan, 'wisata pengalaman lokal' (slow travel), atau mengeksplorasi kawasan yang kurang dikenal melaui program seperti '24H Noord', "kata Vroegindeweij.

24H Noord adalah bagian dari program 24H Amsterdam. Gerakan ini menawarkan satu hari perjalanan menjelajahi distrik yang kurang dikenal dan ditawarkan agen pariwisata.

"Kami tidak menentang kehadiran banyak turis di Amsterdam. Kami hanya ingin mereka - dan kota - lebih dari sekadar menikmati pariwisata massal."

San Francisco

Kota pesisir California ini selalu menjadi daya tarik bagi wisatawan, terutama karena Jembatan Golden Gate dan Fisherman's Wharf-nya yang ikonik.

Namun ledakan teknologi di kawasan Silicon Valley menambah ketegangan pada sumber daya kota, bahkan ketika jumlah wisatawan terus bertambah.

Dalam indeks ini, San Francisco berada dalam batas tertinggi dalam kategori 'ketegangan pada kota'.

Salah satu kawasan San Fransisco yang kini dibanjiri turis adalah Lombard Street, yang dikenal sebagai 'jalan paling meliuk-liuk di dunia' karena belokan jalannya yang tajam.

"Lalu lintas d Lombard Street memudahkan turis mendatangi permukiman atau menutup arus lalu lintas umum," kata Kristine Dworkin yang keluarganya menetap di kawasan itu selama beberapa generasi.

"Para turis berhenti untuk sekeder berfoto narsis di bagian bawah jalan tanpa memperhatikan arus mobil yang datang ke arah mereka."

"Pejalan kaki juga tampaknya tidak sadar bahwa rumah-rumah di sepanjang Jalan Lombard dimiliki secara pribadi sehingga mereka sering masuk tanpa izin ke pekarangan," kata Dworkin.

Menanggapi beragam keluhan seperti itu, pemerintah kota baru-baru ini menyetujui sistem tol berbasis reservasi yang kemungkinan berlaku awal tahun 2020.

Lombard bukanlah satu-satunya jalan di mana wisatawan berada terlalu dekat dengan tempat tinggal penduduk lokal.

Alamo Square Park di pusat kota San Fransisco dipenuhi sederet rumah berarsitektur gaya Victoria atau Edwardian yang dikenal dengan istilah 'Painted Ladies'.

Rumah-rumah dengan warna beragam yang dibangun dari dekade 1890-an itu terkenal sebagai latar belakang serial komedi situasi, Full House.

Beberapa turis menggunakan papan luncur elektrik di kawasan Kastil Praha.

"Pada kunjungan baru-baru ini ke Alamo Park, anak-anak saya terpana menyaksikan orang-orang berjalan di teras depan rumah lalu menggelar sesi potret keluarga," kata Dworkin.

"Putri saya bertanya, 'Bu, apakah mereka pikir orang tidak tinggal di sana? Mungkin mereka mengira itu satu set dari pertunjukan'," ujarnya.

Praha

Duduk di peringkat tertinggi untuk ketegangan kota dan kepadatan lalu lintas turis, ibukota Republik Ceko yang berpenduduk 1,3 juta orang ini mencatat rekor 7,9 juta pengunjung tahun 2018 lalu.

Sebagian besar wisatawan tidak pernah meninggalkan daerah Prague 1 yang belakangan memicu efek negatif bagi komunitas lokal. Distrik itu terkenal karena berisi Kota Tua, Mala Strana (The Lesser Quarter) dan area kastil.

"Memalukan bahwa daerah itu sekarang direlakan untuk pariwisata. Di sana penduduk setempat dapat menemukan hiburan dan bir murah di tempat-tempat yang sebagian besar hanya diketahui mahasiswa," kata Charlie Neville.

Neville, yang berasal dari London, tinggal di Praha sejak 2002. Ia bekerja di penyedia jasa wisata pribadi, JayWay Travel.

"Kami menikmati versi Praha yang jauh lebih sunyi, seperti permukiman Letna. Daerah itu memiliki taman untuk minum bir dengan salah satu pemandangan terbaik kota."

"Kami juga menyukai jalanan Vinohrady yang dipenuhi pepohonan, Karlin yang trendi, dan kawasan anak-anak kekinian, Vrsovice," ujar Neville.

Untuk mengendalikan efek pariwisata, Dewan Kota Praha menerapkan aturan jam malam. Mereka melarang penggunaan papan luncur elektrik Segways.

Otoritas Praha juga berencana melarang tur sepeda-bir yang kerap mengganggu lalu lintas. Tur sepeda bir adalah tur sepeda troli berpedal yang biasa digunakan untuk berkeliling tempat pembuatan alkohol dan bar di pusat kota.

Sama seperti Amsterdam, Biro Pariwisata Ceko sedang berusaha mengalihkan para turis keluar dari ibu kota.

"Cesky Krumlov, sebuah kota kastil bergaya Bohemia sekitar 170 kilometer di selatan Praha, sudah terlalu padat.

"Namun kota terbesar kedua di negara ini, Brno, merupakan alternatif destinasi bebas turis yang menyenangkan, selain Olomouc," kata Neville.

Barcelona

Barcelona dalam beberapa tahun terakhir berjuang untuk mengelola jumlah wisatawan yang membanjiri jalanan kota.

Kota ini berada di kuartil tertinggi dalam indeks untuk ketegangan kota.

Dengan lebih dari 30 juta pengunjung tahun lalu, wisatawan jauh melebihi jumlah penduduk lokal yang sebanyak 1,6 juta orang. Ketimpangan angka itu membebani sumber daya kota.

"Wisatawan terasa mengganggu, terutama ketika misalnya delapan orang turis menumpang minibus yang biasa dinaiki warga lokal untuk pulang ke rumah."

"Bus itu biasa digunakan orang lanjut usia atau keluarga yang membawa anak dalam kereta bayi atau mereka yang membawa tas belanja berat," kata penduduk lokal, Marta Laurent Veciana.

Veciana merupakan pemilik perusahaan wisata ForeverBarcelona.com.

Kelompok turis besar juga sering memenuhi antrean mesin validasi tiket kereta bawah tanah.

"Sisakan setidaknya satu alat untuk penduduk setempat sehingga mereka tak perlu menunggu sampai seluruh turis berhasil untuk masuk," kata Veciana.

Sebagai tujuan wisata pantai, Barcelona terkadang tidak dapat mengatur tipikal wisatawan yang datang.

"Benar-benar menjengkelkan saat Anda melihat turis membuang sampah di jalan atau turis yang mabuk pada malam hari dan muntah di sekitar permukiman," kata María José Castro, yang pindah ke Barcelona tahun 2018.

Veciana mempersoalkan turis yang merasa tidak apa-apa untuk berkeliaran tanpa pakaian di tempat umum, sebuah pemandangan umum di Barcelona.

"Ada dua pantai nudis, jika mereka mau melakukan itu! Selain itu, pria juga tidak boleh bertelanjang dada di luar area pantai," kata Veciana.

Penduduk lokal menyebut para turis setidaknya dapat melalukan hal-hal mendasar untuk tak membuang sampah sembarangan dan tetap menjaga ketenangan pada malam hari.

Tujuannya, meringankan sebagian beban warga setempat.

Pemerintah Barcelona dalam beberapa tahun terakhir juga berinisiatif mengurangi ketegangan turisme.

Mereka belakangan mengoperasikan bus antar-jemput gratis dari stasiun kereta bawah tanah Alfons X ke Taman Guell Gaudi.

Otoritas lokal juga membuka jalur pedestrian baru di sekitar basilika Sagrada Família.

Regulasi pembatasan papan luncur elektrik Segway dan sepeda wisata ke daerah yang jauh dari keramaian tepi laut juga telah disahkan.

Toronto

Tidak setiap kota menganggap peningkatan jumlah wisatawan sebagai bencana.

"Secara pribadi, saya suka melihat lebih banyak orang berbondong-bondong ke kota besar kami di Toronto," kata Kyle Collier, pendiri perusahaan rintisan bidang teknologi, Phaze.

"Saya pernah tinggal di Shanghai, China, jadi dari sudut pandang saya, Toronto punya banyak ruang."

Tapi bukan berarti Toronto tidak menghadapi tantangan turisme di masa depan. Dalam indeks ini, Toronto berada pada kuartil tertinggi untuk ketegangan kota.

Saat industri pariwisata terlihat siap menghadapi arus kedatangan pengunjung, penduduk lokal justru merasakan tekanan nyata pada masalah permukiman.

"Toronto kekurangan perumahan terjangkau, terutama di pusat kota. Situasi ini diperburuk munculnya penyewaan tempat tinggal (seperti Airbnb)," kata warga Toronto, Eric Wychopen, yang menulis isu perkotaannya di blog Ontario Away.

Pemerintah Kota Barcelona mengesahkan beberapa regulasi untuk mengatur sejumlah titik pariwisata mereka.

"Sekarang adalah hal biasa ketika kondominium memberlakukan syarat dan ketentuan yang melarang penyewa mengiklankan properti mereka untuk pelancong."

"Namun, sudah rahasia umum juga bahwa beberapa penyewa masih menyewakan properti mereka secara ilegal ke pihak ketiga," kata Wychopen.

Minimnya rasa penghargaan turis terhadap lingkungan sekitar mereka sangat mengganggu penduduk setempat.

"Buang sampah sembarangan adalah hal yang sangat mengecewakan saya," kata Collier.

"Kamu tentu tidak ingin orang lain membuang sampah seenaknya di rumahmu, lantas mengapa melakukannya kepada orang lain?"

"Hormati planet ini, dan orang-orang, terutama yang Anda tidak kenal," ujarnya. (*)

Tags : Pariwisata, Perjalanan, Industri pariwisata dan hiburan,