Tni - Polri   2020/08/14 04:00:00 AM WIB

KPCPEN Bersama TNI-Polri Tangani Covid-19

KPCPEN Bersama TNI-Polri Tangani Covid-19

JAKARTA -- Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) melibatkan TNI dan Polri dalam upaya penanganan Covid-19. TNI dan Polri tak hanya berperan dalam penegakan protokol kesehatan, tapi juga pelaksanaan vaksinasi massal Covid-19.  

Pelibatan TNI dan Polri dilakukan dengan menyertakan Kasad TNI Jenderal Andika Perkasa sebagai Wakil Ketua Pelaksana KCPEN I dan Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono sebagai Wakil Ketua Pelaksana KCPEN II. Keduanya mendampingi Menteri BUMN Erick Thohir yang menjabat sebagai Ketua Pelaksana KPCPEN. Erick mengatakan, TNI dan Polri merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi. Kata Erick, TNI dan Polri akan memiliki tugas penting dalam pelaksanaan imunisasi vaksin Covid-19 massal ke depannya. "Sesuai arahan bapak Presiden, imunisasi massal di bawah TNI dan Polri untuk mengoordinasikan Kementerian Kesehatan, Kemendikbud, serta PMI," kata Erick saat jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta dirilis Antara, Kamis (13/8).  

Dalam jumpa pers itu, Erick sekaligus memperkenalkan Wakapolri Komjen Gatot sebagai wakilnya. Sementara, Kasad TNI Jenderal Andika sudah lebih dulu diperkenalkan sebagai wakil ketua pelaksana pada Jumat (7/8). Erick menjelaskan, TNI-Polri memiliki sumber daya manusia (SDM) tenaga medis yang memadai untuk melaksanakan vaksinasi. Selain itu, TNI-Polri pun memiliki rumah sakit.  "Tidak hanya 53 rumah sakit dan 6.700 tempat tidur yang sudah ada, tapi tenaga medis yang jumlahnya ratusan ribu sehingga bisa mendukung suksesnya imunisasi massal," kata Erick. 

Indonesia sedang mengembangkan beberapa vaksin Covid-19. Salah satu kandidat vaksin sudah dalam tahap uji klinis tahap ketiga atau tahap terakhir, yaitu vaksin hasil kerja sama antara PT Bio Farma dengan perusahaan Cina, Sinovac. Vaksin tersebut ditargetkan dapat diproduksi massal pada Januari 2021. Dalam setahun, pemerintah menargetkan dapat memproduksi 250 juta dosis vaksin.  Menurut Erick, Indonesia menjadi salah satu negara yang cukup cepat dalam melakukan uji klinis tahap tiga vaksin Covid-19. Erick menyebut hal ini menjadi bukti konkret bahwa pemerintah serius bekerja dalam mengatasi persoalan covid-19. "Selama ini kadang-kadang pemberitaan di media-media luar, itu seakan-akan kita tidak berdaya kepada covid-19," kata Erick. 

Ia menyebut banyak negara lain yang kaget dengan pencapaian Indonesia yang mampu melakukan uji vaksin perdana pada 11 Agustus lalu. erick sangat berharap uji klinis vaksin terhadap 1.620 relawan dapat berjalan lancar dan sukses. Sehingga, vaksinasi massal dapat dilakukan pada Januari atau Februari 2021.  Erick kembali menegaskan, vaksin yang tengah diuji coba tersebut halal. Proses uji klinis tahap perdana beberapa waktu lalu juga dihadiri Majelis Ulama Indonesia (MUI). "Alhamdulillah, ini aman dan dipastikan halal. Makanya, pada uji perdana pihak MUI hadir untuk melihat bagaimana proses daripada vaksin perdana ini."

Walau vaksin Covid-19 sedang dikembangkan, masyarakat diharapkan dapat terus menaati protokol kesehatan. Menurut Erick, peranan TNI dan Polri amat penting dalam mendorong peningkatan kesadaran masyarakat dalam penanganan Covid-19. Apalagi, Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disipilin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19. "Tapi, Inpres Nomor 6 Tahun 2020 jangan sampai disalahartikan bahwa seakan-seakan Polri bersama komite ini akan melakukan tindakan-tindakan yang menakuti masyarakat," kata Erick. 

Erick berharap masyarakat memiliki kesadaran tinggi untuk melaksanakan protokol kesehatan. TNI-Polri, kata dia, akan melakukan sosialisasi ke 83 ribu kelurahan dan desa di seluruh Indonesia. Tujuannya untuk memastikan penerapan disiplin kesehatan bisa berjalan maksimal. Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono menyatakan kesiapannya mengemban tugas sebagai Wakil Ketua Pelaksana II Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. "Siap melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah diprogramkan, utamanya kegiatan pencegahan penularan Covid-19," kata Gatot seusai bertemu dengan Erick Thohir di Mabes Polri, kemarin.  

Gatot mengatakan, Polri selama ini telah terlibat dalam upaya-upaya pencegahan penularan Covid-19 di tengah masyarakat. Sejak wabah Covid-19 melanda Indonesia, kata dia, Polri terlibat aktif dalam upaya percepatan penanganan penularan virus tersebut. Polri memetakan wilayah rawan penyebaran virus, memberikan imbauan jaga jarak, mengampanyekan pola hidup bersih, patroli wilayah, penindakan pelaku kejahatan, hingga pendampingan terhadap keluarga pasien.

Gatot berharap keterlibatan Polri dalam Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional dapat memberikan kontribusi positif terhadap pemutusan mata rantai penularan virus serta pemulihan ekonomi nasional. "Mudah-mudahan dengan pelibatan Polri dalam kegiatan tim pelaksana lebih baik ke depan. Tentunya, terkait Covid-19 ini segera bisa diputus penularannya dan bisa kembali pada hal normal," ujar Gatot. 

Vaksin Merah Putih

Selain vaksin Sinovac, Indonesia memiliki kandidat vaksin Covid-19 bernama vaksin Merah Putih. Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, pengembangan Vaksin Merah Putih masih dalam tahap kloning protein untuk mendapatkan protein rekombinan.

"Nanti akan diujicobakan untuk mamalia hewan sebelum masuk ke uji klinis ke manusia," kata Bambang dalam konferensi pers virtual terkait Rapat Koordinasi Nasional Prioritas Riset Nasional Tahun 2020 (Rakornas PRN 2020), Jakarta Pusat, Kamis.

Pengembangan Vaksin Merah Putih merupakan bagian dari upaya untuk mempercepat diperolehnya vaksin dan membangun kemandirian bangsa. Bambang mengatakan, vaksin Merah Putih menggunakan platform protein rekombinan yang riset dan pengembangannya dipimpin Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

Riset vaksin tersebut sudah dimulai sejak Maret 2020. Lembaga Eijkman menargetkan bibit vaksin Merah Putih akan diperoleh pada awal 2021, sekitar Februari atau Maret. Bibit vaksin itu akan diserahkan ke PT Bio Farma untuk menyiapkan dan memproduksi kandidat vaksin untuk persiapan uji klinis pada manusia. Uji klinis dilakukan untuk melihat manfaat dan keamanan dari kandidat vaksin itu.

Pada uji klinis tahap I, kata dia, dilakukan uji keamanan dan imunogenisitas vaksin pada beberapa orang yang memiliki risiko rendah, umumnya orang dewasa muda yang sehat. Tujuannya untuk menguji tolerabilitas terhadap vaksin.

"Kita harapkan proses kloning ini bisa berjalan lancar sehingga nanti ketika sudah diujicobakan ke hewan yang mungkin makan waktu satu bulan, setelah itu harapan kita kalau memang efektif di hewan maka bisa mulai diujicobakan dengan diserahkan ke Bio Farma," ujarnya. (*)
 

Tags : tni, polri, covid, tni-polri perangi covid-19,