Headline News   2022/12/07 13:58 WIB

20 Tahun Kerja Keras Hingga Menorehkan Sejarah, 'Tetapi BSP Wajib Terapkan EOR di Blok CPP'

20 Tahun Kerja Keras Hingga Menorehkan Sejarah, 'Tetapi BSP Wajib Terapkan EOR di Blok CPP'

PEKANBARU, RIAUPAGI.COM - PT Bumi Siak Pusako (PT BSP) terhitung 9 Agustus 2022 menjadi operator tunggal di blok Costal Plains and Pekanbaru (CPP).

"20 tahun sudah kerja keras PT Bumi Siak Pusako yang menorehkan sejarah wajib terapkan EOR di Blok CPP."

"Kontrak Kerja Sama Perpanjangan blok CPP kemarin telah ditandatangani pada tanggal 29 November 2018 dengan skema Gross Split dan berlaku selama 20 tahun atau hingga 8 Agustus 2042," kata Tutuka Ariadji, Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan.

Menurutnya, sebagai operator BSP harus menjalankan Komitmen Kerja Pasti (KKP) yang sudah disepakati dengan pemerintah. Salah satu KKP serta program kerja yang disepakati adalah keharusan untuk melakukan tahapan Enhanced Oil Recovery (EOR) kimia di blok CPP.

Tutuka menuturkan melalui pelaksanaan kewajiban KKP dari Kontrak Kerja Sama Bagi Hasil (KBH) perpanjangan WK CPP, papar Tutuka, Kontraktor PT BSP akan melaksanakan kegiatan Field Trial and Pilot Chemical EOR pada Lapangan Pedada dengan target full field scale di tahun 2028/2029 dengan tambahan produksi sekitar 1.000 Barel Per Hari (BPH) di tahun 2030.

“Jumlah cadangan minyak pada WK CPP per 1 Januari 2021 terdiri atas cadangan terbukti (P1) sebesar 58,4 MMSTB, cadangan mungkin (P2) sebesar 16,6 MMST dan cadangan harapan (P3) sebesar 10,4 MMSTB dengan total cadangan mencapai mencapai 85,4 MMSTB. Adapun untuk cadangan gas per 1 Januari 2021 sebesar 0,7 BSCF yang masih merupakan cadangan harapan (P3),” kata Tutuka (16/2/2022).

Besaran signature bonus atau bonus tanda tangan ditetapkan US$10 juta dan total nilai Komitmen Kerja Pasti (KKP) sebesar US$130,4 juta yang meliputi Study G&G, Seismik 3D & 2D, pemboran sumur eksplorasi, serta EOR.

Saat ini, kontrak WK CPP merupakan Badan Operasi Bersama (BOP) yang dikelola oleh PT Bumi Siak Pusako (PT BSP) dan PT Pertamina Hulu Energi (PT PHE) dengan pembagian Participating Interest masing-masing sebesar 50%. Kontrak lama WK CPP berlangsung dari 9 Agustus 2002 sampai dengan 8 Agustus 2022 menggunakan skema cost recovery.

Blok CPP dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2021 memiliki tren menurun. Berdasarkan data operasional tahunan per 31 Desember 2021, produksi minyak WK CPP sebesar 8.520 BPH, sedangkan produksi gas hingga saat ini belum ada.

Tutuka menuturkan PT BSP selaku Kontraktor eksisting menyampaikan permohonan perpanjangan kontrak WK CPP melalui surat No. 038/DIR-BSP/V/2018 tertanggal 4 Mei 2018. Sedangkan Pertamina (sesuai regulasi Pasal 8 Peraturan Menteri ESDM No. 23 tahun 2018) menyampaikan permohonan pengelolaan lanjut WK CPP melalui surat No. R-118/C00000/2018-S0 tertanggal 17 Mei 2018,” jelas Tutuka.

Selanjutnya, SKK Migas merekomendasikan PT BSP untuk mengelola WK CPP pasca 8 Agustus 2022 dengan Participating Interest 100% berdasarkan surat No. SRT-0786/SKKMA0000/2018/S1 tertanggal 21 September 2018. Berdasarkan Berita Acara Tim 22 WK tanggal 24 September 2018, maka Tim 22 WK merekomendasikan untuk memberikan perpanjangan kontrak kepada PT BSP dengan beberapa pertimbangan yaitu nilai KKP yang ditawarkan telah meningkat dari usulan awal, yakni dari US$41 juta menjadi US$130,4 juta sehingga telah sesuai dengan perhitungan SKK Migas.

Pertimbangan lainnya, PT BSP mengajukan besaran signature bonus atau bonus tanda tangan sebesar US$10 juta dan tanpa diskresi (tambahan split). Juga, kondisi finansial PT BSP memiliki kesanggupan pendanaan untuk pembayaran signature bonus, jaminan pelaksanaan dan melaksanakan KKP serta mengelola WK CPP.

“Proposal yang disampaikan oleh Pertamina nilainya jauh di bawah dari proposal PT BSP yaitu KKP US$61 juta, signature bonus US$1 juta tanpa diskresi atau US$10 juta dengan 5% diskresi atau US$20 juta dengan 10% diskresi. Pertamina tidak bersedia memperbaiki proposal dan menerima apabila Pemerintah memberikan pengelolaan blok CPP kepada PT BSP,” jelas Tutuka.Berdasarkan rekomendasi SKK Migas dan Tim 22 WK, selanjutnya diterbitkan Surat Keputusan Menteri ESDM No. 1997 K/10/MEM/2018 tanggal 5 November 2018 yang menetapkan PT BSP sebagai pengelola lanjut blok CPP pasca 8 Agustus 2022.

Menorehkan sejarah

Selama dua dekade membuktikan kerja keras BOB PT BSP telah menjawab keraguan banyak pihak, mampukah anak-anak daerah dan anak bangsa mengelola industri migas yang high technology, high risk dan high cost di operasional BOB di Zamrud Field.

"Total revenue untuk negara lebih dari US$1,4 miliar, dan total revenue perusahaan induk lebih dari US$150 juta, dan perusahaan menggelontorkan dana untuk Program Pengembangan Masyarakat (PPM) lebih dari US$70 juta," kata Pjs General Manager BOB BSP-Pertamina Hulu, Airlangga Pratama Akbar didampingi External Affairs Manager BOB Nazaruddin memaparkan cadangan migas di wilayah kerja tersebut masih sangat menjanjikan.

Dalam 20 tahun kiprah BOB secara kumulatif telah menghasilkan lebih dari 125 juta barel minyak dan beroperasi dengan selamat tanpa fatality, kata dia.

Dijelaskan bahwa dalam memproduksi minyak maka ikutannya adalah air. Semakin tua lapangan maka semakin banyak air daripada minyak yang berhasil dikeluarkan dari reservoir.

Fasilitas WCP (water cleaning plant) tempat proses pemisahan air dan minyak maupun peralatan control panel, digital computer yang memonitor jumlah air yang sedang ‘dicuci’ sebelum kembali diinjeksikan ke bumi dijelaskan proses kerjanya.

Segala teknologi canggih itu dioperasikan langsung oleh tenaga ahli dari Indonesia dan tidak lagi menggunakan tenaga asing. Bahkan kini dioperasikan langsung oleh SDM daerah yang direkrut oleh PT BSP. Sehingga perusahaan sudah mampu beroperasi secara mandiri.

"Semakin tua lapangan maka semakin banyak air daripada minyak yang berhasil dikeluarkan dari reservoir. Begitu juga peralatan control panel, digital computer yang memonitor jumlah air yang sedang ‘dicuci’ sebelum kembali diinjeksikan ke bumi," sebut Airlangga Pratama Akbar.

Tetapi segala teknologi canggih itu dioperasikan langsung oleh tenaga ahli dari Indonesia dan tidak lagi menggunakan tenaga asing. Bahkan kini dioperasikan langsung oleh SDM daerah yang direkrut oleh PT BSP.

Perusahaan sudah mampu beroperasi secara mandiri. Berlanjut ke Gathering Station (GS) Zamrud, yang merupakan fasilitas pengiriman minyak mentah masih bercampur air dari semua lapangan di sekitar Zamrud misalnya lapangan Beruk dan Pedada. "Di sini dilakukan pemisahan air dan minyak yang prosesnya berlangsung di sejumlah tangki besar (washing tank)," jelasnya.

"Setelah terpisah, minyak dikirim ke fasilitas North Booster System (NBS) Minas melalui shipping lines dan terus ke Dumai untuk pengapalan. Sedangkan air terproduksi di kirim ke WCP untuk diproses kembali sebelum diinjeksikan ke bumi," kata Airlangga Pratama Akbar.

Sebelumnya pada pertemuan media dengan Kepala Departemen Humas SKK Migas Perwakilan Sumbagut Yanin Kholison, dia mengatakan pemerintah melalui Kementerian Energi Sumber Daya Mineral secara resmi telah menetapkan dan menyerahkan pengelolaan wilayah kerja CPP 100 persen atau penuh ke PT BSP mulai 9 Agustus 2022 mendatang.

"Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan update terkini terhadap progres capaian perkembangan pengelolaan Blok CPP menjelang perpanjangan operator sekaligus mulai mengenalkan PT. BSP yang kelak akan menjadi operator penuh," ujarnya.

Dikatakannya, penyerahan pengelolaan wilayah kerja CPP 100 persen ini akan menjadi momen penting bagi daerah. jika tahun lalu merupakan alih kelola dari operator asing ke BUMN, kali ini dari BOB PT BSP dan Pertamina Hulu yang telah mengelola bersama-sama akan melepaskan kegiatan operator dalam 20 tahun ke depan, 100 persen dikelola oleh PT BSP.

Hal ini menjadikan PT BSP sebagai BUMD kedua di Riau yang mendapatkan kepercayaan penuh mengelola ladang minyak.

"Ke depan, kita harapkan proses ini perpanjangan dapat berjalan lancar sehingga PT BSP bisa melanjutkan legacy dari operator BOB PT BSP Pertamina Hulu dan mendukung target komitmen kerja pasti untuk menjawab tantangan decline untuk peningkatan produksi," ujarnya.

Blok CPP semula merupakan Wilayah Kerja (WK) yang dikelola oleh PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI) sejak tahun 1971 dengan skema Production Sharing Contract (PSC). Sejak tanggal 8 Agustus 2002 WK Blok CPP ditangani oleh konsorsium dalam bentuk Badan Operasi Bersama (BOB) antara BUMN PT. Pertamina (Persero) dan BUMD (PT. Bumi Siak Pusako) dengan komposisi saham sebesar 50 persen - 50 persen.

Terdapat 3 Area Produksi di WK CPP yaitu Zamrud Area, Pedada Area dan West Area. Hingga saat ini, sumur yang telah dibor di Blok CPP sebanyak 725 sumur dari total 41 lapangan di WK CPP dalam tahap primary dan secondary.

Pada tahap secondary, implementasi kegiatan Pressure Maintenance merupakan program kerja BOB PT. Bumi Siak Pusako – Pertamina Hulu (BOB) pada WP&B tahunan yang dilaksanakan pada 2013 (Benua) dan 2016 (Kasikan). Dan implementasi waterflood pada lapangan Sabak merupakan POD waterflood oleh BOB pada 2008 sedangkan waterflood pada lapangan Zamrud, Beruk, Pedada, Pusaka telah berlangsung saat masih dikelola oleh PT. CPI yang dimulai dari tahun 1993.

Blok CPP mulai berproduksi sejak 1975, dan produksi tertinggi yang pernah dicapai yaitu sebesar 99 MBOPD pada 1984.

Penurunan produksi minyak Blok CPP sebelum dikelola oleh BOB cukup tajam (decline rate 17% per tahun), sedangkan setelah tahun 2002 hingga saat ini decline rate produksi hanya sebesar 7% per tahun.

Semasa pengelolaan Blok CPP oleh BOB mulai dari Agustus 2002 hingga saat ini volume minyak yang telah dihasilkan dari kegiatan peningkatan produksi dan penurunan produksi alamiah yaitu sebesar 127 juta barrel minyak. Status hingga 31 Desember 2021, kumulatif produksi Minyak Blok CPP sebesar 728 juta barrel minyak, recovery factor yang telah dicapai sebesar 37% dan sisa cadangan minyak (proven) hingga ultimate target sebesar 54 MMSTB.

"Bila kita review ke belakang Blok Coastal Plains and Pekanbaru (CPP) telah dikelola oleh PT BSP (BUMD) dan Pertamina Hul (BUMN) sejak tahun 2002 dan telah banyak memberikan kontribusi bagi daerah di Propinsi Riau seperti deviden yang didapatkan pemegang saham dari setiap Kabupaten yang terlibat (Kabupaten Siak 72,29 persen; Propinsi Riau 18 persen; Kabupaten Kampar 6,02 persen; Kabupaten Pelalawan 2,41 persen; Pemkot Pekanbaru 1,21 persen)," sebutnya.

Pemerintah Provinsi Riau mengapresiasi kinerja yang telah dilakukan BOB Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu dalam mengelola Blok CPP selama 20 tahun terakhir.

"Kami berterima kasih atas kinerja BOB BSP Pertamina Hulu selama ini, karena kontribusinya dalam mengoperasikan lapangan Blok CPP," ujar Gubernur Riau Syamsuar.

Syamsuar berharap BSP dapat menjaga dan meningkatkan produksi lapangan Blok CPP, sehingga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional, serta tentunya dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat di Riau.

Bupati Siak Alfedri juga mengapresiasi kinerja positif dari BOB BSP-Pertamina Hulu selama ini, karena telah banyak memberikan kontribusi positif kepada daerah dan Indonesia tentunya.

"Pemerintah Kabupaten Siak tentu sangat terbantu karena daerah bisa mengelola hasil buminya melalui BOB BSP. Hal ini tentu akan berdampak terhadap ekonomi masyarakat dan kesejahteraan pun terangkat di Siak khususnya," ujarnya.

Dia mengakui dengan adanya peralihan pengelolaan dari BOB menjadi pengelola penuh di tangan BSP, akan memberikan manfaat lebih besar kepada daerah dan masyarakat di Siak serta Provinsi Riau.

"Kami berharap proses peralihan operasional ini berjalan mulus, dan pemda siap mendukung BSP sebagai operator Blok CPP kedepannya."

Sementara itu, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumatra Bagian Utara (Sumbagut) Rikky Rahmat Firdaus mengatakan terkait target produksi Blok CPP, Rikky Rahmat Firdaus mengatakan saat ini ada di 8.600 barel oil per day (bopd) dengan target 2022 sebesar 9.500 bopd.

Rikky Rahmat Firdaus juga mengucapkan terimakasih atas dukungan yang telah diberikan oleh Pemerintah Provinsi Riau dalam menyukseskan Alih Kelola Blok CPP kepada PT Bumi Siak Pusako, salah satunya dengan menjadi tuan rumah acara tersebut.

"Kami ucapkan terimakasih banyak atas dukungan Pemerintah Provinsi Riau tentang kegiatan alih kelola Blok CPP," sebutnya. (*)

Tags : 20 Tahun Kerja Keras Bumi Siak Pusako, BOB PT BSP Menorehkan Sejarah, BSP Wajib Terapkan EOR di Blok CPP, bsp, cpp, gas, riau, skk migas, News,