Sorotan   2022/07/17 13:20 WIB

Sengatan Panas Matahari yang Tidak Biasa, 'Jika Dibiarkan dapat Berisiko Bagi Kesehatan-Kematian'

Sengatan Panas Matahari yang Tidak Biasa, 'Jika Dibiarkan dapat Berisiko Bagi Kesehatan-Kematian'

"Cuaca panas yang tidak biasa bagaimana dampaknya terhadap tubuh manusia?"

uaca panas yang tidak biasa, kurangnya ventilasi, kondisi sempit, hingga olahraga berat menjadi faktor yang berkontribusi meningkatkan suhu tubuh. Apabila dibiarkan, hal itu dapat berisiko serius bagi kesehatan kita.

Kelelahan akibat panas terjadi ketika tubuh berada dalam suhu yang tinggi, yang sering kali terjadi saat aktivitas fisik di lingkungan yang panas.

Apabila suhu tubuh melebihi 40 derajat Celcius, tubuh akan kehilangan kemampuan untuk mendinginkan diri, sehingga akan mengalami serangan panas yang dapat berakibat fatal.

Sengatan matahari diduga karena gelombang panas selama periode cuaca terpanas dalam sepekan terakhir ini di Kota Pekanbaru menimbulkan berbagai macam kerugian yang tak bisa terduga.

Selama sebulan terakhir, sengatan matahari di kota penghasil minyak dan gas [Migas] di Riau juga cukup menggerahkan yang bisa saja kalangan lanjut usia (lansia) kebanyakan tak tahan menangkis dari serangan  terpanas secara tiba-tiba ini.

"Sepertinya ada kesalahan yang terjadi pada lingkungan kita," kata Aznil Pamazri, Pemimpin Redaksi [Pemred] DetakIndonesia.co.id menyikapi hari-hari terakhir di kota yang terus menyengat siang ini melalui pesan singkat WhatsApp [WA], Sabtu 25 September 2021 lalu. 

Dia menanggapi serangan panas belakangan hari ini yang juga terjadi di Kota Pekanbaru. Sebuah daerah yang mulai padat penduduk gelombang panas tercatat hampir menembus 35-40 derajat Celcius.

Kepolisian di wilayah kota itu belum mengambil sikap terhadap sebagian besar dari warga kota umumnya kaum lansia atau orang-orang dengan riwayat penyakit bawaan yang menderita saat gelombang panas melanda.

Rekor suhu panas di kota Pekanbaru dipecahkan selama sepekan terakhir yang beruntun pada suhu mulai memuncak.

Yang terkini mulai pukul 8.00 wib pagi hingga menjelang sore, ketika temperatur diperkirakan mencapai 35-40 derajat Celcius menyebar disentaro kota, yang cukup begitu lama. 

"Sebelumnya saya tidak pernah melihat sengatan matahari yang diperkirakan sudah melampaui 35 derajat Celcius. Perubahan iklim ini diperkirakan meningkatkan jumlah kejadian cuaca ekstrem, semisal gelombang panas terus melanda kota ini," kata Aznil yang juga assesor dan arsitektur lanskep ini.

"Akan tetapi menghubungkan satu kejadian dengan pemanasan global cukup pelik."

"Pekan terpanas di kawasan kota itu bisa saja menimbulkan "konsekuensi malapetaka bagi banyak keluarga dan komunitas". Jadi jumlah korban akibat cuaca panas memang belum diketahui, tetapi pemerintah setempat belum menghimpun data," sebutnya.

Gelombang panas diyakini menjadi faktornya karena kurangnya ruang terbuka hijau [RTH] yang kurang menyebar di penjuru kota. "Pemerintah setempat hanya merealisasikan RTH 6 persen yang tidak merata, pada hal 30 persen seharusnya sudah terealisasi ditengah padat penduduk," sebutnya.

"Saya sudah menempat tinggal di kota ini selama 40 tahun dan saya belum pernah mengalami cuaca se extrim seperti ini  yang bisa membuat kematian mendadak dalam kurun waktu yang singkat karena tak mampu menahan kegerahan akan terjadi khususnya pada lansia," kata dia.

Menurutnya, beberapa orang tiba di rumah saudara dan "menemukan [saudara] mereka pada menggerutu kegerahan".

Penduduk kota, sekitar 5 kilometer sebelah timur Panam, juga mengeluhkan sengatan matahari yang begitu aneh terjadi. Azni berkata; banyak warga mengaku "hampir mustahil" pergi ke luar rumah.

"[Panasnya] tidak bisa ditolerir. Kami berupaya berada di dalam ruangan selama mungkin. Kami tak terbiasa dengan panas dan panas yang kering, namun 35 [derajat celcius] jauh berbeda kali ini," tuturnya.

Saban malam sangat terasa gelombang panas ini, "udara dimalam hari terasa tak begitu mengenakkan ditubuh dan tidur malampun terganggu karena temperatur udara yang tak bersahabat," sebutnya. 

Namun sebagian warga di kota itu melakukan penangkisan sengatan matahari berendam untuk menyejukkan tubuh di tengah gelombang panas ini di kediaman.

Bahkan dari mereka menghidupkan AC untuk menghindari sengatan matahari. Banyak keluarga di Kota itu tidak punya AC karena dihadapkan faktor ekonomi dan mengkhawatirkan meningkatnya tagihan listrik, kata seorang warga kota Elfi Yandera.

Dia mengungkap beberapa toko elektronik semakin diserbu oleh warga setempat untuk berbondong-bondong ke sana demi AC. "Saya tidak pernah melihat keadaan seperti ini. Saya harap jangan ada lagi yang begini," katanya.

Apa imbas cuaca panas terhadap tubuh?

Seperti disebutkan dr Sabaruddin, salah satu dokter umum di Rumah Sakit [RSUD] Arifin Achmad Pekanbaru menilai bahwa tubuh kita akan berupaya menjaga suhu baku sekitar 35 derakat Celcius, terlepas apakah itu dalam kondisi badai hujan lebat atau gelombang panas seperti saat ini.

"Selagi suhu luar semakin panas, tubuh bekerja keras untuk menurunkan temperatur. Tubuh kemudian membuka lebih banyak pembuluh darah dekat kulit untuk melepas panas di sekujur badan sehingga badan mulai berkeringat," jelasnya saat bincang-bincang diruang parktiknya di jalan Adi Sucipto Pekanbaru.

Ketika keringat menguap, kata Sabaruddin lagi, suhu panas dari kulit akan terlepas. Cuaca panas menaruh tekanan pada tubuh—semakin tinggi suhunya, semakin besar tekanannya.

Pembuluh darah yang terbuka membuat tekanan darah menurun dan jantung bekerja lebih keras serta memompa lebih cepat guna mengalirkan darah di sekujur tubuh. Hal ini menimbulkan beragam gejala, seperti gatal-gatal pada kulit atau kaki membengkak karena pembuluh darah ada yang bocor.

Jika tekanan turun terlalu rendah, jumlah darah ke organ-organ tubuh yang memerlukannya tidak cukup sehingga risiko serangan jantung meningkat. Pada saat bersamaan, berkeringat membuat tubuh kekurangan cairan, garam, dan keseimbangan keduanya pada tubuh.

Gabungan berkeringat dan penurunan tekanan darah bisa menyebabkan keletihan akibat panas. Gejala-gejalanya mencakup pusing, pingsan, linglung, mual, keram otot, sakit kepala, keringat berlebihan, dan letih.

Apakah cuaca panas bisa membunuh manusia?

Kembali disebutkan Aznil, rumput-rumput di tepi jalan baik di Taman bisa kering kerontang karena gelombang panas.

Sebagian besar individu yang meninggal menderita serangan jantung dan stroke yang disebabkan ketegangan karena tubuh mereka berupaya menjaga suhu tubuh stabil. 

"Ini bisa terjadi pada orang-orang lansia yang pada ketahanan tubuh mereka ketika tak lagi mampu menahan kegerahan akibat gelombang panas. Kekhawatiran kita pada berbagai gelombang panas ini adalah memungkinkan terjadinya banyak kerugian pada sekitar lingkungan kita, tetapi cukup sederhana—sejukkan tubuh dan minum air secara cukup. Pertimbangkan aktivitas yang bisa dilakukan di tengah cuaca panas ini," ajaknya.

Bagaimana pengaruh panas ekstrem terhadap tubuh kita?

Ketika suhu tubuh semakin panas, pembuluh darah pun akan terbuka. Ini menyebabkan tekanan darah menjadi lebih rendah dan jantung bekerja lebih keras untuk mendorong darah ke seluruh tubuh.

Situasi itu memunculkan gejala ringan seperti ruam panas yang gatal atau pembengkakan kaki akibat pembuluh darah yang bocor.

Tubuh bereaksi terhadap kenaikan suhu dengan cara meningkatkan aliran darah ke kulit, yang membawa panas dari dalam tubuh ke permukaan. Ini akan menghasilkan keringat yang kemudian menguap dan dapat mendinginkan tubuh.

Tetapi berkeringat menyebabkan cairan tubuh dan garam menghilang. Selain itu yang terpenting, keseimbangan kedua hal itu di dalam tubuh pun berubah.

Situasi itu, dikombinasikan dengan penurunan tekanan darah, dapat menyebabkan kelelahan tubuh akibat panas.

Gejalanya meliputi pusing, mual, pingsan, kebingungan, kram otot, sakit kepala, banyak berkeringat, dan kelelahan.

Apabila tekanan darah menurun terlampau jauh, risiko serangan jantung pun meningkat.

Mengapa tubuh kita bereaksi seperti itu?

Tubuh kita berupaya menjaga suhu intinya sekitar 37,5 derajat Celcius, baik ketika berada di badai salju maupun di tengah gelombang panas.

Ini adalah suhu yang ideal bagi tubuh untuk bisa berfungsi dengan baik.

Tetapi saat cuaca semakin panas, tubuh pun harus bekerja ekstra keras untuk menjaga suhu intinya tetap rendah.

Kondisi itu akan membuka lebih banyak pembuluh darah di dekat kulit agar tubuh bisa melepaskan panas keluar, sehingga kita mulai berkeringat.

Ketika keringat menguap, proses itu akan menghilangkan rasa panas secara dramatis pada kulit.

Sengatan panas

Jika suhu tubuh memanas hingga 39-40 derajat Celcius, otak akan memberi tahu otot-otot untuk melambat sehingga rasa lelah mulai muncul.

Pada suhu 40-41 derajat Celcius, kelelahan akibat panas kemungkinan terjadi, dan pada suhu di atas 41 derajat Celcius, tubuh mulai mati.

Proses-proses kimia di dalam tubuh mulai akan terpengaruh oleh situasi ini, sehingga sel-sel memburuk dan berisiko memicu kegagalan organ ganda.

Tubuh bahkan tidak lagi bisa berkeringat karena pada titik ini aliran darah ke kulit berhenti, membuatnya terasa dingin dan lembab.

Sengatan panas (heatstroke), yang dapat terjadi pada suhu di atas 40 derajat Celcius, memerlukan bantuan medis profesional dan apabila tidak segera ditangani, kemungkinan untuk bertahan hidup pun tipis.

Metode terbaik untuk menangani orang yang mengalami heatstroke adalah dengan merendam di dalam air es atau mengompres dengan es pada bagian selangkangan dan ketiak, tempat arteri penting. Tetapi penanganan itu akan bergantung pada berapa lama tubuh berada pada suhu tinggi.

George Havenith, professor fisiologia lingkungan dan ergonomia dari Universitas Loughborough, mengatakan bahwa kelembaban udara sangat mempengaruhi seberapa banyak kita bisa berkeringat.

Jika kelembaban udara tinggi, kemampuan untuk berkeringat terganggu sehingga membuat tubuh terasa tidak enak.

Tetapi jika panas terjadi dalam kondisi kering, keringat bisa membantu menurunkan suhu tubuh.

"Kita bisa menguapkan banyak kelembaban dari kulit kita, tetapi kita juga harus memproduksinya," kata Prof Havenith.

"Ini berarti berkeringat yang banyak dengan cepat, tapi kemampuan orang menghasilkan keringat juga terbatas."

Sebagai contoh, seseorang yang berlari dengan kecepatan sekitar 15 kilometer per jam pada suhu 37 derajat Celcius perlu menghasilkan empat liter keringat per jam.

Apakah panas dapat membunuh?

Suhu tinggi dapat menyebabkan kematian. Sebagian besar akibat serangan jantung dan stroke ketika tubuh berusaha menjaga suhunya tetap stabil.

Risiko kematian yang lebih tinggi dapat terjadi setelah termometer melampaui suhu 25-26 derajat Celcius.

Namun, bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa kematian cenderung disebabkan oleh suhu yang lebih tinggi pada musim semi atau awal musim panas dibandingkan saat "puncak musim panas". 24 jam pertama terjadinya gelombang panas biasanya lebih berbahaya.

Itu bisa jadi karena kita mulai mengubah perilaku kita sehari-hari saat musim panas berlangsung, sehingga tubuh kita lebih terbiasa menghadapi panas.

Siapa yang paling rentan?

Usia tua dengan beberapa kondisi seperti sakit jantung bisa menurunkan kemampuan tubuh seseorang mengatasi ketegangan akibat panas.

Diabetes membuat tubuh kehilangan air lebih cepat dan beberapa komplikasi penyakit bisa mengganggu pembuluh darah serta kemampuan tubuh menghasilkan keringat.

Anak-anak serta orang-orang yang kurang bergerak mungkin juga lebih rentan.

Penyakit otak seperti demensia pun bisa membuat orang yang mengidapnya tidak menyadari suhu panas sehingga mereka tidak berbuat apa-apa.

Orang yang tuna wisma juga akan lebih sering terpapar sinar matahari. Mereka yang tinggal di hunian vertikal di lantai yang tinggi juga akan menghadapi suhu yang lebih tinggi.

Apa yang harus dilakukan apabila melihat seseorang mengalami kelelahan atau sengatan panas? Ini lah yang perlu diketahui mengenai bahaya kenaikan suhu tubuh bagi kesehatan kita:

  • Jika suhu tubuh mereka dapat mendingin dalam kurun setengah jam, maka kelelahan akibat panas biasanya tidak serius.
  • Bawa ke tempat yang sejuk.
  • Minta mereka berbaring dengan sedikit mengangkat kaki.
  • Minta mereka minum banyak air, bisa juga berupa minuman rehidrasi.
  • Dinginkan kulit mereka. Semprotkan atau gosok dengan air dingin dan kibaskan. Kompres dingin di sekitar ketiak atau leher juga bisa berdampak baik.
  • Namun jika kondisinya tidak membaik dalam waktu 30 menit, maka yang terjadi selanjutnya adalah sengatan panas.
  • Sengatan panas adalah kondisi darurat, sehingga Anda harus mencari bantuan medis.

(*)

Tags : Perubahan iklim, Kesehatan, Sains,