Daik Lingga   2021/11/14 21:56 WIB

Masyarakat Lingga Bertahan dari Pandemi Covid-19, 'Saya Sedih, Corona Tidak Juga Usai'

 Masyarakat Lingga Bertahan dari Pandemi Covid-19, 'Saya Sedih, Corona Tidak Juga Usai'
Sariman

DAIK LINGGA - Orang-orang di Daik Lingga sesungguhnya bisa saja bertahan hidup dengan berburu, berladang dan nelayan, namun demi masa depan lebih baik, anak-anak muda suku Melayu dikirim bersekolah di kota bahkan di luar provinsi dan semua ini butuh uang, sesuatu yang susah mereka dapatkan saat pandemi tak kunjung usai.

Tetapi hasil alam di Kabupaten Daik Lingga, Provinsi Kepulauan Riau [Kepri] satu dari daerah kepulauan lainnya - tergantung di langit-langit rumah panggung, sebutan bagi rumah adat orang Melayu seperti di Dusun Cenut, Kecamatan Lingga, Daik Lingga.

Daerah ini masih terhampar hutan lebat, sekelilingnya masih tumbuh pohon yang hijau, menandakan keberadaannya di langit-langit itu masih alami. Tergantung di sekitarnya ada bermacam flora dan fauna, bahkan banyak ditumbuhi pohon-pohon obat yang berkhasiat bagi manusia.

"Kehidupan diperkotaan memang dicap enak dan menyenangkan karena fasilitasnya yang mudah di akses dan segalanya yang diinginkan gampang ditemui," kata Sariman (60) salah satu warga di Kampung Cenut dalam pembicaraanya tadi lewat ponselnya, Minggu (14/11).

Sariman yang masa mudanya bekerja di kapal laut luar negeri dan berbagai pengalaman yang dilihat, menggambarkan kehidupan di kota yang tingkat kejenuhannya juga sangatlah tinggi.

"Kota penuh sesak, kesibukan orang dan polusi membuat orang membutuhkan udara yang segar," sebutnya yang sudah berpergian melihat berbagai bentuk kota di tanah air hingga luar negeri.

"Beda halnya dengan di desa. Di desa kita akan mendengar suara jangkrik, kodok ataupun burung yang berkicau yang menjadi musik terbaik," sebutnya menggambarkan.

"Pada saat malam hari kita bisa melihat kunang-kunang yang akan menjadi pemandangan di malam hari. Di desa pun memang tak menawarkan kehidupan yang serba lengkap seperti di perkotaan, namun kehidupan yang asri ini membuat kita betah berada disini," ujarnya.

"Udara di desa sangatlah sejuk jauh dari polusi udara karena di desa kendaraan yang lalu lalang masih sedikit."

"Ketika pagi hari saat terbangun, kita akan menghirup udara segar yang hanya bisa dinikmati di desa, tidak ada yang namanya polusi. Dari jendela, udara yang segar bercampur dengan bau pepohonan dan tanah yang lembab akan tercium," sebutnya.

Hidup di perkotaan memang tak bisa mengelakkan kemacetan. Di desa kendaraan umum masih sangat jarang ditemukan. "Penduduk disini masih banyak menggunakan sepeda gayung dan juga sepeda motor untuk melakukan aktifitas," terangnya.

Mayoritas penduduk desa adalah nelayan dan berkebun. Mayoritas kerja petani hanya sampai pukul 10 saja. Setelah itu mereka akan berkumpul dengan keluarga atau berbincang-bincang dengan tetangga.

"Jadi waktu untuk berkumpul dengan keluarga cukup banyak. Namun ada juga yang bekerja sampai sore di ladang, namun hal itu sangat jarang sekali. Hal inilah yang menyebabkan tingkat stress penduduk desa sangat rendah dibanding penduduk kota," terangnya.

Ingin buah dan sayuran tinggal memetik.

"Jika ingin buah mangga, pisang, nangka cukup pergi ke kebun yang ada dibelakang rumah."

"Tak hanya buah berbagai macam sayuran juga ada dikebun belakang rumah, hanya tinggal memetiknya saja. Kebun belakang rumah seperti pasar mini di desa," ujar Sariman.

Di desa ini, kata Sariman, rasa solidaritasnya masi tinggi, warga saling bahu-membahu satu sama lain.

"Jika ada tetangga yang akan menggelar hajatan, mereka akan bergotong royong."

Jika di desa ada orang yang memiliki hajatan, mereka tidak pernah menutup jalan. Hal ini dikarenakan halaman mereka cukup luas digunakan untuk menggelar hajatan, sehingga tidak menganggu orang yang akan menggunakan jalan.

Jika di kota sudah pastinya susah dan hampir mustahil untuk mencari sungai bersih. Kebanyakan penduduk yang tinggal di kota akan pergi ke tempat-tempat yang memiliki kolam renang untuk berenang atau berekreasi di saat libur.

"Tentunya harus membayar untuk bisa mendapatkan akses ke kolam renang.

"Nah…bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan, mencari tempat untuk renang, mandi ataupun berekreasi sangatlah mudah karena masih banyak terdapat sungai dengan aliran air yang jernih dan segar alami," kata Sariman yang Ianya masih lekat dengan membuka usaha sampingan dengan memelihara ikan air tawar di depan rumah.

Penduduk pedesaan bisa menghabiskan waktu sepuasnya berenang secara gratis di tempat yang sudah disediakan alam. "Tinggal di desa meskipun ada kekurangan namun tetap menyenangkan," katanya menggambarkan.

Di hutan Lingga juga masih banyak di temukan berbagai jenis tanaman obat yang bernilai ekonomis.

"Seperti tanaman Akar Pajakah telah di budidayakan oleh warga bahkan masih banyak tumbuh liar di hutan-hutan," kata Sariman.

Akar bajakah memiliki kandungan antioksidan tinggi yang berperan penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah berbagai macam penyakit. Selain itu, kandungan antioksidan pada akar bajakah juga berfungsi efektif untuk menangkal radikal bebas yang menyerang tubuh.

"Ditengah pandemi sekarang ini, akar bajakh bisa diminum [setelah direbus] yang rasanya seperti teh," sebutnya.

Meski belum banyak penelitian guna mengungkap khasiat dari akar bajakah, beberapa sumber memperlihatkan manfaat yang telah diketahui untuk kesehatan diantaranya:

  1. Mempercepat Penyembuhan Luka: Akar bajakah diketahui mengandung metabolit sekunder seperti flavonoid, saponin, terpenoid, tannin, fenol, dan steroid yang kemudian diolah menjadi salep untuk dioleskan pada luka. Salep yang mengandung 10% ekstrak akar bajakah terbukti dapat mempercepat penyembuhan luka. Meski begitu, akar bajakah belum bisa dijadikan sebagai obat paten untuk penyembuhan penyakit kulit dan diperlukan penelitian lebih lanjut.
  2. Menangkal Radikal Bebas: Diketahui bahwa radikal bebas dapat dicegah apabila adanya aktivitas aktioksidan di dalam tubuh. Akar bajakah diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat berkat kandungan senyawa fenolik di dalamnya. Antioksidan ini berperan untuk menangkal radikal bebas, serta pencegahan penyakit degeneratif seperti diabetes, kerusakan hati, penyakit kardiovaskuler, dan kanker.
  3. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh: Seseorang dengan kekebalan tubuh yang rendah akan berakibat mudah terserang penyakit. Manfaat akar bajakah berikutnya adalah dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Adanya antioksidan yang tinggi berperan penting untuk meningkatkan kekebalan dan mencegah berbagai macam penyakit. Kamu bisa mendapatkan manfaat satu ini dengan cara menyeduh ekstrak akar bajakah secara rutin dan teratur.
  4. Mencegah Diabetes: Diabetes melitus adalah penyakit atau gangguan metabolisme kronis yang terjadi karena tingginya kadar gula darah. Penderita akan mengalami beberapa gangguan organ tubuh, serta dapat membahayakan nyawa apabila tidak segera diatasi. Kamu bisa menggunakan manfaat akar bajakah untuk mengatasi penyakit diabtes. Senyawa fenolik di dalamnya juga dianggap efektif untuk mencegah radikal bebas penyebab diabetes.
  5. Menurunkan Risiko Kanker: Kanker adalah salah satu jenis penyakit yang paling mematikan di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal di dalam tubuh sehingga memicu terjadi kerusakan sel normal di bagian tubuh lainnya. Jenis kanker yang paling banyak dialami adalah kanker prostat. Di Indonesia sendiri, sudah tercatat mencapai lebih dari lima ribu jiwa angka kematian akibat kanker prostat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan tiga orang siswa memang menunjukkan bahwa sel tumor dapat hilang dalam waktu 2 minggu. Meski begitu, khasiat akar bajakah satu ini masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektivitasnya.
  6. Mengurangi Rasa Pegal: Sudah sejak lama masyarakat Kalimantan, terutama suku Dayak percaya bahwa akar bajakah berkhasiat untuk meringankan rasa pegal. Biasanya rasa pegal muncul akibat aktivitas di lapangan maupun kegiatan lainnya yang cukup menguras tenaga. Kamu disarankan meminum air rebusan atau olahan teh dari akar bajakah untuk mengurangi rasa pegal.
  7. Memiliki Sifat Antibakteri: Berdasarkan sebuah penelitian, akar bajakah diketahui memiliki sifat antibaketri alami. Akar bajakah mengandung flavonoid, saponin, dan tannin yang dapat menghadang hingga menghancurkan bakteri yang akan masuk ke dalam tubuh. Maka, ia dianggap memiliki potensi untuk mencegah terjadinya infeksi.
  8. Mengobati Disentri: Selanjutnya, akar bajakah berkhasiat untuk meredakan penyakit disentri. Masyarakat setempat percaya bahwa tanaman ini bisa dijadikan sebagai obat alami disentri atau infeksi usus yang menyebabkan diare. Hal ini berkat adanya sifat antibakteri pada akar bajakah yang dinilai akan lebih cepat mengatasi kondisi tersebut.
  9. Mencegah Penuaan Dini: Seperti yang diketahui bahwa akar bajakah mengandung zat antioksidan yang dibutuhkan oleh tubuh dengan kuantitas yang cukup tinggi. Maka dengan begitu, asupan antioksidan yang tinggi dapat mencegah tanda-tanda penuaan dini seperti kerutan halus pada wajah. Selain itu, antioksidan ini dapat memicu produksi kolagen dalam tubuh sehingga kulit akan terasa lebih kencang dan halus.
  10. Kaya Antioksidan: Menurut penelitian yang telah dilakukan, akar bajakah ditemukan memiliki kandungan antioksidan melimpah yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Jenis antioksidan yang terkandung dalam akar bajakah berperan dalam melindungi tubuh dari serangan penyakit berbahaya.

Tanaman ini juga banyak ditumbuhi di Kalimantan. Merupakan tumbuhan yang berkhasiat obat dan masih sedikit digunakan di manfaatkan oleh masyarakat untuk obat tradisional, kosmetik atau jamu.

Tumbuhan obat, keanekaragaman jenis ini masih banyak ditemui di desa khususnya di Kabupaten Lingga terletak di lembah subur yang masyarakatnya masih mempertahankan budaya dan hidup selaras dengan alam. (*)

Tags : Masyarakat Lingga, Daik Lingga Kepulauan Riau, Daik Lingga Banyak Ditumbuhi Tanaman Obat, Tanaman Akar Pajakah, Obat Tradisional Bertahan dari Pandemi Covid-19,