Headline Seni Budaya   2022/05/18 14:47 WIB

Rahasia Dibalik Ruangan-ruangan Terkunci di Taj Mahal, 'Kemungkinan ada Kuil Hindu Didalamnya'

 Rahasia Dibalik Ruangan-ruangan Terkunci di Taj Mahal, 'Kemungkinan ada Kuil Hindu Didalamnya'

APAKAH ruangan-ruangan di Taj Mahal menyimpan rahasia? Para hakim sebuah pengadilan tinggi di India tidak berpikir demikian. Ada kemungkinan rahasia dibalik ruangan-ruangan terkunci di Taj Mahal itu, mungkin juga ada Kuil Hindu didalamnya.

Pada Kamis 12 Mei 2022, mereka menolak petisi dari seorang anggota partai berkuasa Bharatiya Janaya Party (BJP), yang meminta lebih dari 20 ruangan yang dikunci secara permanen di Taj Mahal, dibuka untuk mengungkap sejarah yang sebenarnya dari bangunan tersebut.

Rajneesh Singh, pengaju petisi tersebut, berdalih dirinya ingin mengecek "klaim dari para ahli sejarah dan para umat" yang menyatakan di dalam ruangan-ruangan tersebut terdapat kuil Siwa, dewa dalam agama Hindu.

Taj Mahal adalah sebuah mausoleum (bangunan makam yang luas dan megah) tepi sungai abad ke-17 di Kota Agra yang dibangun Sultan Mughal, Shah Jahan, untuk mengenang ratunya, Mumtaz, yang mangkat ketika melahirkan anak mereka yang ke-14.

Monumen indah yang dibangun menggunakan batu bata, batu pasir merah, dan marmer putih yang terkenal dengan polanya yang rumit itu merupakan salah satu objek wisata terbesar di India.

Namun, sejarah itu tidak cukup membuat Singh terkesan. "Kita semua harus tahu apa yang ada di dalam ruangan-ruangan itu," kata dia, memohon di hadapan pengadilan.

Ruangan-ruangan terkunci yang disinggung Singh terdapat di ruang bawah tanah Taj Mahal. Dan berdasarkan catatan otoritas, tidak banyak yang terjadi di sana.

Ebba Koch, seorang pakar terkemuka arsitektur Mughal, sekaligus penulis studi magister tentang Taj, mengunjungi dan memotret ruangan-ruangan dan lorong-lorong monumen tersebut selama penelitiannya.

Ruangan-ruangan ini merupakan bagian dari sebuah tahkhana atau ruangan bawah tanah untuk musim panas. Sebuah galeri di teras monumen tepi sungai itu terdiri dari "serangkaian ruangan".

Koch menemukan 15 ruangan berderet di sepanjang tepi sungai dan bisa diakses melalui koridor sempit.

Ada tujuh ruangan yang lebih besar yang memiliki bagian ekstra di setiap sisi, enam ruangan berbentuk persegi, dan dua ruangan berbentuk segi delapan. Ruangan-ruangan besar sejak semula menghadap ke sungai, membentuk lengkungan yang indah.

Koch menyadari, pada ruangan-ruangan tersebut ada "jejak dekorasi yang dicat di bawah sapuan putih" - ada "pola jaring-jaring di antara lingkaran konsentris bintang dengan medali di tengahnya".

"Itu pasti ruangan sejuk yang indah, yang menjadi tempat rekreasi ketika kaisar, para selir, dan rombongannya mengunjungi makam. Sekarang, ruangan itu tidak terjangkau cahaya alami," ujar Koch, yang merupakan profesor Seni Asia di Universitas Wina, Austria.

Galeri bawah tanah seperti itu kerap ditemukan pada arsitektur Mughal. Di sebuah benteng Mughal di kota Lahore, Pakistan, ada serangkaian ruangan berkubah yang terletak di tepi sungai.

Shah Jahan kerap menyambangi Taj Mahal dengan menggunakan perahu melalui Sungai Yamuna. Dia berlabuh di tangga lebar, atau yang dikenal di India sebagai ghats, kemudian memasuki monumen itu.

"Saya ingat ada koridor yang dicat indah ketika saya mengunjungi tempat itu. Saya ingat koridor itu menuju ke ruangan yang lebih besar. Jelas itu adalah lorong sultan," kata Amita Baig, seorang konservator India yang mengunjungi tempat itu sekitar 20 tahun lalu.

Dibesarkan di Agra, Rana Safvi selaku seorang sejarawan yang berbasis di Delhi ingat bahwa ruang bawah tanah di Taj Mahal terbuka untuk pengunjung sampai banjir pada 1978 menerjang.

"Air memasuki monumen, beberapa ruang bawah tanah menjadi berlumpur dan ada beberapa retakan. Setelahnya, pihak berwenang menutup ruangan-ruangan itu untuk publik. Tidak ada apa-apa di dalamnya," kata dia.

Ruangan-ruangan itu dibuka dari waktu ke waktu untuk direstorasi.

Taj memiliki mitos dan legenda tersendiri

Di antaranya, rencana Shah Jahan untuk membangun "Taj hitam" di seberang monumen ini; serta Taj Mahal dibangun oleh seorang arsitek Eropa.

Beberapa cendekiawan Barat mengatakan monumen itu tidak mungkin dibangun untuk seorang perempuan, mengingat posisi perempuan yang lebih rendah dalam tatanan masyarakat Muslim.

Anggapan itu dengan mudah mengesampingkan makam-makam lain untuk perempuan di dunia Islam. Di dalam monumen, pemandu yang antusias bercerita kepada pengunjung tentang bagaimana Shah Jahan membunuh arsitek dan para pekerja setelah pembangunan selesai.

Di India, ada mitos yang terus-menerus dipercaya, bahwa Taj awalnya adalah kuil Hindu, yang didedikasikan untuk Siwa. Setelah Suraj Mal, seorang raja Hindu, menaklukkan Agra pada 1761, seorang pemuka agama khusus istana disebut-sebut memberikan saran untuk mengubah Taj menjadi sebuah kuil.

PN Oak, yang mendirikan sebuah lembaga untuk menulis ulang sejarah India pada 1964, mengatakan dalam sebuah buku bahwa Taj Mahal memang sebuah kuil Siwa.

Pada 2017, Sangeet Som, seorang pemimpin BJP, menyebut Taj Mahal "menodai" budaya India karena telah "dibangun oleh pengkhianat".

Pekan ini, Diya Kumari, seorang anggota parlemen BJP, mengatakan Shah Jahan telah "merebut tanah" yang dimiliki oleh keluarga kerajaan Hindu dan membangun monumen tersebut.

Teori-teori ini, kata Safvi, digencarkan kembali oleh kaum sayap kanan dalam dekade terakhir ini.

"Sayap kanan dijejali berita palsu, sejarah palsu, dan rasa kehilangan dan korban Hindu," katanya.

Atau seperti yang dicatat Koch, "Tampaknya ada lebih banyak fiksi tentang Taj daripada penelitian ilmiah yang serius". (*)

Tags : Islam, Arsitektur, India, Sejarah, Seni budaya,