Sorotan   2020/08/22 11:25:00 AM WIB

Virus Corona 'Bisa Berakhir Dalam Dua Tahun'

Virus Corona 'Bisa Berakhir Dalam Dua Tahun'

"Riau terus lakukan rapid test sebagai salah satu tindakan untuk mendeteksi cepat Covid-19 begitu juga pada setiap Kabupaten/Kota, dimana diperkirakan virus corona bisa berakhir dalam dua tahun kedepan"

height=90elaksanaan rapid test di Provinsi Riau terus dilakukan sebagai salah satu tindakan untuk mendeteksi cepat Covid-19. Yang mana, persentase dari pelaksanaan rapid test di 12 kabupaten dan kota di Riau sendiri telah mencapai 291 persen. "Jadi total warga di Riau yang telah dirapid test jumlahnya telah mencapai 72.665 orang dari target 24.949 orang. Dengan demikian persentase capaian rapid test di Riau sudah mencapai 291 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir menambahkan bahwa persentase capaian rapid test tersebut didapat setelah kabupaten dan kota melakukan pemeriksaan rapid test terhadap 72.665 warga.
Mimi di Pekanbaru, , Jumat (21/8/2020).

Mimi menjelaskan, bahwa dalam pemeriksaan rapid test ini, tim gugus tugas menemukan total 1.077 orang yang hasil pemeriksaannya reaktif dan 71.578 orang yang nonreaktif terhadap Covid-19. "Hasil rapid test di Riau yang reaktif positif berjumlah 1.077 orang, dan ini sudah diambil swab," ungkap Mimi di mediacenterriau.

Ada sejumlah 1.077 yang reaktif terdistribusi di 12 kabupaten/kota se Provinsi Riau, dengan rincian Pekanbaru 172 reaktif, Kepulauan Meranti 22 reaktif, Pelalawan 90 reaktif, Kota Dumai 121 reaktif, Rokan Hulu (Rohul) 23 reaktif, Rokan Hilir (Rohil) 45 reaktif, Indragiri Hulu (Inhu) 19 reaktif. Kemudian, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) 209 reaktif, Kampar 42 reaktif, Kuantan Singingi (Kuansing) 18 reaktif, Bengkalis 170 reaktif, dan Siak 146 reaktif. 

Warga patuhi marka physical distancing

Berbagai upaya untuk menghambat virus corona Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru bersama forum DLLAJ pun mengatur marka physical distancing. Lokasi penerapan marka physical distancing ada di tiga titik persimpangan jalan. Ruas jalannya merupakan ruas jalan provinsi dan ruas jalan kota. Ruas jalan tersebut yakni persimpangan Jalan Jendral Sudirman - Jalan Kaharuddin Nasuion, persimpangan Jalan Soekarno-Hatta - HR Soebrantas dekat Pasar Pagi Arengka dan persimpangan Jalan Diponegoro - Jalan Gajah mada. "Saat ini tersebar di tiga titik. Kami imbau pengendara ikuti marka yang ada," kata Kabid Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru, Edy Sofyan.

Proses sosialisasi sudah berlangsung sejak Rabu kemarin. Masih ada pengendara yang belum mengerti. Saat ini sudah ada marka dan stop line bagi kendaraan roda empat untuk berhenti di lampu lalu lintas. Ia pun mengimbau masyatakat untuk mematuhi marka tersebut. "Kami juga sampaikan sosialisasi lewat announcer ATCS Pekanbaru," ujarnya.

Tujuan pembuatannya untuk mencegah penyebaran Covid-19 dari segi lalu lintas dan perhubungan. Apalagi kasus Covid-19 cendrung meningkat di Kota Pekanbaru beberapa hari ini. Pembuatan marka khusus tersebut sesuai kesepakatan Forum DLLAJ. Mereka sepakat membuat marka untuk terapkan jaga jarak antar pengendara. 

Virus corona 'bisa berakhir dalam dua tahun'

Virus corona telah menyebar di belahan dunia, bahkan Kepala organisasi kesehatan dunia (WHO) berharap pandemi corona bisa berakhir dalam dua tahun. Berbicara di Genewa pada Jumat (21/08), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan wabah flu Spanyol pada 1918 butuh waktu dua tahun untuk ditangani. Namun dia menambahkan kecanggihan teknologi saat ini bisa membuat dunia menangani virus ini "dalam waktu yang lebih singkat". "Tentunya dengan lebih banyak konektivitas, virus memiliki peluang lebih besar untuk menyebar," ujarnya.

"Tetapi pada saat yang sama, kita juga memiliki teknologi untuk menghentikannya, dan pengetahuan untuk menghentikannya," katanya, menekankan pentingnya "persatuan nasional, solidaritas global".

Sebagai contohterjadi di negara-negara lain wabah flu Spanyol yang mematikan telah mengakibatkan 50 juta orang meninggal dunia. Adapun virus corona sejauh ini telah membuat hampir 800.000 orang meninggal dunia dan menginfeksi 22,7 juta orang. Dia juga merespons pertanyaan tentang korupsi alat pelindung diri (APD) selama pandemi yang dia gambarkan sebagai "tindakan kriminal".

Kepala program kedaruratan kesehatan WHO Dr Mike Ryan memperingatkan bahwa skala wabah virus korona di Meksiko "tak diketahui". Dr Mike Ryan mengatakan setara dengan sekitar tiga orang per 100.000 orang yang diuji di Meksiko, dibandingkan dengan sekitar 150 per 100.000 orang di AS. Meksiko memiliki jumlah kematian tertinggi ketiga di dunia, dengan hampir 60.000 kematian tercatat sejak pandemi dimulai, menurut Universitas Johns Hopkins.

Di Amerika Serikat, calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden menyerang Presiden Donald Trump dalam hal penanganan pandemi. "Presiden kita saat ini gagal dalam tugas paling mendasarnya kepada bangsa. Dia gagal melindungi kita. Dia gagal melindungi Amerika," kata Biden, dan berjanji untuk memperkenalkan mandat nasional untuk mengenakan masker jika terpilih. Lebih dari 1.000 kematian baru diumumkan di AS pada hari Jumat, sehingga jumlah total kematian menjadi 173.490.

Apa yang terjadi di belahan bumi lain?

Pada Jumat, sejumlah negara mengumumkan penambahan kasus tertingginya dalam beberapa bulan. Korea Selatan mencatat 324 kasus baru - penambahan kasus dalam 24 jam tertinggi sejak Maret. Seperti gelombang wabah sebelumnya, infeksi baru telah dikaitkan dengan gereja, dan museum, klub malam dan bar karaoke kini telah ditutup di ibu kota Seoul dan sekitarnya. 

Sejumlah negara Eropa juga mencatat peningkatan kasus

Polandia dan Slovakia keduanya mengumumkan rekor infeksi harian baru pada hari Jumat, dengan masing-masing 903 dan 123 kasus, sementara Spanyol dan Prancis telah mengalami peningkatan dramatis dalam beberapa hari terakhir. Di Lebanon, karantina wilayah sebagian - termasuk pemberlakuan jam malam - telah diterapkan selama dua minggu, setelah negara itu mencatat peningkatan kasus tertinggi sejak pandemi bermula. 

Infeksi berlipat ganda sejak ledakan dahsyat di ibu kota Beirut yang menewaskan sedikitnya 178 orang dan melukai ribuan lainnya pada 4 Agustus. Bencana tersebut menyebabkan sekitar 300.000 orang kehilangan tempat tinggal dan menyebabkan fasilitas medis kewalahan. (*)

Tags : Virus Corona, Covid-19, Riau,