Sorotan   2021/01/05 15:34 WIB

Virus Corona Pengaruhi Jaringan Sel Kekebalan Tubuh, Makin Menua 'Makin Melemah'

Virus Corona Pengaruhi Jaringan Sel Kekebalan Tubuh, Makin Menua 'Makin Melemah'

"Jaringan sel, tisu dan organ yang kompleks merupakan senjata utama yang dimiliki tubuh untuk bertahan melawan infeksi dan penyakit, pandemi Covid-19 telah menyoroti pentingnya sistem kekebalan tubuh"

nggota tubuh kita yang lain, sistem kekebalan akan menua dari tahun ke tahun, membuat kita lebih rentan terhadap segala macam penyakit.  Ini adalah salah satu alasan - selain prevalensi kondisi yang sudah ada sebelumnya - mengapa para ahli medis percaya bahwa orang yang berusia di atas 65 tahun rentan tertular Covid-19 dan mengembangkan penyakit yang lebih parah.

Namun, penuaan sistem kekebalan tidak selalu sama dengan usia kronologis. "Ada individu berusia 80 tahun, tapi memiliki sistem kekebalan tubuh layaknya orang berusia 62 tahun, atau bisa jadi sebaliknya," ujar Shai Shen-Orr, seorang pakar kekebalan tubuh dari Technion Institute of Technology di Israel dirilis BBC. Kabar baiknya, kita bisa memperlambat proses penuaan sistem kekebalan dengan menerapkan beberapa rangkaian langkah sederhana. Tapi sebelum kita melakukannya, mari kita pelajari bagaimana sistem kekebalan tubuh kita bekerja.

Sel T dan B yang lebih sedikit

Sistem kekebalan tubuh memiliki dua cabang, masing-masing terbuat dari sel darah yang berbeda. Sel-sel itu secara khusus terlibat dalam mempertahankan organisme kita. Respons imun bawaan adalah garis pertahanan pertama kita. Respons itu segera aktif ketika mendeteksi keberadaan organisme asing di tubuh kita. Respons ini mengandung "neutrofil, yang terutama menyerang bakteri monosit, yang membantu mengatur sistem kekebalan, mengingatkan sel-sel kekebalan lain bahwa ada infeksi." "Kemudian, ada NK (atau sel pembunuh), yang tugasnya memerangi virus atau kanker. Ketiga sel ini tidak bekerja dengan baik saat kita bertambah tua, "jelas Janet Lord, direktur Institute of Inflammation and Aging di Birmingham University di Inggris.

Lalu, ada juga respons adaptif, yang terbuat dari sel-sel kekebalan tubuh yang dikenal dengan limfosit T dan limfosit Byang memerangi patogen tertentu. Respons ini memerlukan beberapa hari agar berfungsi dengan baik, namun ketika itu benar-benar berfungsi, ia akan mengingat patogen itu di kemudian hari dan memeranginya lagi ketika patogen itu muncul. "Seiring bertambahnya usia Anda, anda akan menghasilkan lebih sedikit limfosit, tapi Anda memerlukannya untuk memerangi infeksi baru seperti SARS-CoV-2," tambahnya.

"Dan bahkan yang tubuh Anda ciptakan di masa lalu untuk melawan infeksi lain juga tidak bekerja dengan baik (seiring bertambahnya usia)."

Artinya, penuaan menyebabkan penurunan semua fungsi sistem kekebalan. Respons bawaan menghasilkan sedikit lebih banyak sel tetapi ini tidak bekerja dengan baik, dan respon adaptif menghasilkan lebih sedikit limfosit B (yang dibuat di sumsum tulang dan bertanggung jawab untuk memproduksi antibodi) dan lebih sedikit limfosit T (yang diproduksi di kelenjar timus dan mengidentifikasi dan membunuh patogen atau sel yang terinfeksi).

Penurunan limfosit T disebabkan kelenjar timus mulai menyusut saat kita mencapai usia 20 tahun. Itu kian mengecil dan mengecil ketika Anda mencapai usia 65 tahun atau 70 tahun, hanya 3% dari [kelenjar] itu (ada di tubuh kita)," jelas Lord. Hilangnya sel yang menyimpan memori patogen menyebabkan kita tidak hanya kehilangan kemampuan untuk merespons infeksi, tetapi juga vaksin yang mencegahnya seiring bertambahnya usia.

Shai Shen-Orr, seorang pakar dari Israel, menjelaskan bahwa dalam kasus vaksin flu "40% orang dewasa berusia 65 tahun ke atas tidak memberikan respons terhadap vaksin tersebut". Masalah lainnya adalah menua menyebabkan lebih banyak peradangan dalam darah dan jaringan, sesuatu yang oleh para ilmuwan disebut sebagai inflammaging (kombinasi dari kata-kata peradangan dan penuaan). "Selain tidak bekerja secara maksimal, sel-sel sistem kekebalan cenderung menyebabkan peradangan yang menyebabkan berbagai penyakit," jelas Prof Lord.

Semua perubahan yang terjadi seiring bertambahnya usia ini "mempersulit kita untuk pulih dari infeksi atau cedera", kata Encarnacion Montecino, seorang peneliti di Universitas California (UCLA). Ia mengatakan bahwa beberapa dari infeksi tersebut bisa menjadi kronis. "Infeksi yang bisa dikontrol seperi herpes zoster, atau tuberculosis bisa muncul kembali. Ini meningkatkan kerentanan terhadap patogen baru dan timbulnya kanker."

Ini bukan tentang usia semata

Kendati kita semua menderita penurunan sistem kekebalan dapat diramalkan seiring berlalunya waktu, yang sangat bervariasi adalah kapan setiap individu mengalaminya. Proses penurunan fungsi sistem kekebalan ini dipengaruhi oleh genetik, dan juga - sebagian besar - gaya hidup. Hingga baru-baru ini, menentukan usia sistem kekebalan kita adalah hal yang tidak mungkin. Tapi Shen-Orr dan timnya, yang bekerja sama dengan Stanford University di As, telah berhasil menciptakan metode untuk mendapatkan informasi usia sistem kekebalan tubuh kita, yang sangat penting untuk pengobatan yang berhasil. "Dengan menganalisis komposisi 18 jenis sel dari sistem kekebalan tubuh dan gen di sampel darah, kami bisa memperkirakan kapan proses penuaan sistem kekebalan seseorang dimulai," jelas Shen-Orr.

Beragamnya kecepatan proses penuaan sistem kekebalan juga berkaitan dengan gender. "Meski kedua gender mengalami penuaan, beberapa parameter berbeda dialami pria dan perempuan karena efek tertentu dari hormon seks," kata Montecino.

Ia mengataka bahwa dalam perempuan, menopause meratakan efek perlindungan dari estrogen - hormon yang diketahui memiliki efek menguntungkan pada sistem kekebalan perempuan. Kabar baiknya, seperti yang kami sebut pad awal artikel ini, bahwa penuaan sistem kekebalan bisa diperlambat. Kuncinya adalah menjaga fisik agar tetap aktif. "Hari ini, duduk untuk waktu yang lama bagi tubuh adalah seperti merokok," kata Janet Lord.

"Dalam penelitian dengan orang-orang yang aktif sepanjang hidup mereka hingga usia tua - seperti pengendara sepeda hingga 80 tahun yang terus berlari sejauh 100 km atau 150 km setiap pekan - hasilnya luar biasa. Mereka memiliki banyak sel T dan timus tidak menyusut," tambahnya.

"Dalam penelitian lain yang memantau jumlah langkah setiap hari, mereka menemukan bahwa jika menempuh 10.000 langkah, neutrofil Anda terlihat seperti neutrofil berusia 20 tahun."

"Saya pikir angka ini adalah inovasi dari orang-orang yang menjual perangkat untuk mengukurnya, tetapi ketika kami melakukan penelitian saya sangat terkejut," aku Lord.

Itu semua tergantung pada tingkat kebugaran individu, tetapi para ahli mengatakan bahwa melakukan latihan sederhana seperti berdiri berjinjit, menaiki tangga, dan mengangkat sedikit beban dengan lengan sudah merupakan awal yang baik. "Lakukan saja sesuatu. Apa pun yang dapat Anda lakukan akan membantu," kata Lord.

Faktor lain yang dapat membantu dalam hal ini adalah pola makan yang bervariasi, kaya serat, dengan makanan fermentasi dan sedikit daging merah untuk menjaga kesehatan mikrobiota usus (bidang penelitian yang masih dalam tahap awal), dan tidur yang optimal selama enam setengah atau tujuh jam setiap malam. Selain memperlambat proses penuaan sistem kekebalan, mungkinkan kita membalikan proses itu? 

Tahun lalu, peneliti dari UCLA mempublikasikan sebuah penelitih di jurnal pengetahuan Nature. Dalam penelitian itu, para peneliti mengatakan bahwa sistem kekebalan orang-orang yang berpartisipasi dalam penelitian itu "memperlihatkan tanda-tanda peremajaan", termasuk regenerasi kelenjar tisu pada tujuh dari sembilan partisipan. Shen-Orr menyebut sebuah studi tentang obat yang dia dan timnya kerjakan - tetapi hasil uji coba belum dipublikasikan - juga menunjukkan bahwa pembalikan proses penuaan sistem kekebalan mungkin terjadi. "Kami melihat penurunan (dalam usia kekebalan), tetapi kami belum tahu apakah ini akan bertahan secara permanen," katanya menambahkan hanya dengan memperlambat proses penuaan bisa menjadi langkah maju yang penting untuk sistem kekebalan tubuh. (*)

Tags : Virus Corona, Jaringan Sel Kekebalan Tubuh, Makin Menua Makin Melemah,