Riau   2021/05/28 18:0 WIB

Kasus Covid-19 Tinggi, Untuk Mengantisipasinya Diperlukan 'Rumah Sakit Khusus'

Kasus Covid-19 Tinggi, Untuk Mengantisipasinya Diperlukan 'Rumah Sakit Khusus'

Kasus Covid-19 di Riau kini cukup tinggi dinilai karena lemahnya dilakukan tracing, untuk menangkalnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau akan jadikan Rumah Sakit (RS) khusus tangani Covid-19. 

PEKANBARU - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengatakan, peningkatan kasus positif tersebut karena tracing kontak erat pasien Covid-19 yang juga meningkat. Dari 1 orang yang positif Covid-19, dilakukan tracing kepada 15 orang yang pernah melakukan kontak dengan pasien tersebut.

"Sekarang tracing sudah kita tingkatkan. Kalau arahan Sekjen Kementerian Kesehatan, tracing di atas 10 orang saja sudah bagus, tapi kalau kita 15 orang," kata Gubri pada media, Kamis (27/5) kemarin.

Meningkatnya jumlah tracing, otomatis akan berdampak pada peningkatan kasus positif sebab semakin banyak yang diperiksa. Dilihat dari data Dinas Kesehatan (Diskes) Riau, beberapa waktu belakangan terjadi peningkatan kasus positif Covid-19. Puncaknya, Kamis 27 Mei2021 terdapat penambahan 811 kasus positif baru, angka tertinggi sejak pertama kali Covid-19 terdeteksi ada di Riau. Pemerintah Provinsi Riau pun telah mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada pemerintah kabupaten dan kota untuk meningkatkan jumlah tracing.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Riau Indra Yovi menjelaskan agar adanya kesadaran bersama di lapisan masyarakat untuk lebih disiplin dalam menjalan protokol kesehatan. Hal ini terkait semakin tingginya kasus Terkonfirmasi di Provinsi Riau, bahkan per 26 Mei 2021 Kasus terkonfirmasi sebanyak 739 Kasus yang merupakan kasus tertinggi harian sejauh ini. 

"Bulan Mei ini bisa diprediksi terjadi ledakan kasus. kalau seandainya tidak dilakukan pengetatan baik,dan memastikan warga yang harus isolasi mandiri betul betul menjalani isolasi mandiri. yang terlihat saat ini, satu keluarga Terkonfirmasi Covid-19 tetapi ornag mudanya tidak isolasi mandiri dengan disiplin dan berkeliaran," terang Indra Yovi, dirilis mediacenter, Kamis (27/5).

Indra Yovi menjelaskan jika tidak ada penurunan kasus maka angka psikologis kasus Covid19 di Riau sekitar 1.000 kasus perhari. "Artinya dari angka Psikologis kasus 1.000 kasus perhari yang wajib di rawat sekitar 200 orang per hari. jika hal ini terjadi kemampuan rumah sakit atau fasilitas kesehatan tidak akan kuat," terangnya.

Indra Yovi menambahkan agar masyarakat saling memantau supaya menjalani protokol nya dengan baik. "Sebagai tetangga membantu apa kebutuhannya warga yang menjalani isolasi. semua pasien menjalani isolsi mandiri wajib diberikan obat gratis yang puskesmas sediakan. bisa dibantu melaporkan ke Babinsa atau ke Babinkantibmas , tujuannya bukan untuk stigma tapi membantu orang yang menjalani isolasi di rumah menjalani sebagaimana mestinya aturan protokol kesehatan,"tutupnya.

Virus corona varian baru sudah menyebar?

Juru Bicara Satgas penanganan Covid-19 Provinsi Riau, Indra Yovi mengungkapkan adanya satu kasus varian mutasi Covid-19 yakni B1617 yang ditemukan dari kapten kapal India yang bersandar di Pelabuhan Dumai. "Untuk Kapten Kapal India kemarin memang memang terkena Covid-19 yang telah bermutasi yakni jenis B1617. Dinas Kesehatan setempat juga sudah melacak termasuk pegawai Kementerian Kelautan dan Perikanan Dumai yang ikut turun ke kapal dalam pemeriksaan," katanya.

Hasilnya, empat orang anak buah kapal positif Covid-19 dan satu orang pegawai KKP. Pegawai itu ikut serta waktu pemeriksaan pada Kapal M.T. ARK Progress yang merupakan kapal pengangkut CPO (Crude Palm Oil) bersandar di pelabuhan dumai Pada 27 April lalu. lebih lanjut Indra Yovi menjelaskan dari pemeriksaan "genom suqeensing" hanya terbukti satu orang yakni kapten kapal yang terkonfirmasi jenis mutasi Covid b1617. Sedangkan empat anak buah kapal dan pegawai KKP yang positif tidak terbukti mutasi Covid-19. "Hanya kapten kapal yang tergolong menderita jenis mutasi Covid-19 yakni jenis B1617 dan sudah sembuh dan sudah kembali berlayar ke India," ujarnya.

Indra Yovi menambahkan sejauh ini yang terbukti mutasi Covid-19 jenis B1617 baru satu kasus. Itu pun kasus impor yang berasal dari India. "Masih ada beberapa sampel lagi yang diperiksa di labor namun sejauh ini yang terkonfirmasi mutasi B1617 baru satu ditemukan di Riau," tuturnya. 

Sebelumnya, Indra Yovi memprediksi akan terjadi lonjakan kasus Covid-19. Lonjakan kasus diprediksi akan menyentuh angka 1.000 per hari pada bulan Juni dan Juli mendatang. Ini dilihat dari perkembangan kasus harian Covid-19 saat ini yang mencapai angka 500 kasus. "Kalau kita tidak lakukan suatu hal yang luar biasa, itu bulan Juni dan Juli akan mencapai puncaknya," kata Indra yang juga mengaku, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau berencana meningkatkan 2 Rumah Sakit (RS) di Kota Pekanbaru dan Kota Dumai menjadi rumah sakit khusus Covid-19.

Selain RSUD Petala Bumi di Kota Pekanbaru, RS Bhayangkara di Kota Dumai juga akan dijadikan rumah sakit khusus Covid-19. "Di Dumai RS Bhayangkara yang semula untuk rumah sakit Bhayangkara, itu sudah dipatok menjadi rumah sakit Covid-19. Itu sudah kita tinjau, kondisinya memungkinkan," kata Indra Yovi.

Lemahnya tracing

Ketua Ahli Epidemiologi Riau, dr Wildan Asfan Hasibuan, menyatakan, meningkatnya jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di Provinsi Riau saat ini dikarenakan lemahnya proses tracing atau pelacakan kontak erat pasien yang terpapar Covid-19. "Sebetulnya, untuk 1 kasus itu target tracing-nya 1 banding 15, sementara yang terealisasi hanya 1 banding 3. Berarti ada 12 orang yang tidak mampu terdeteksi di setiap hari," ungkapnya, Jumat (28/5).

Selain itu, kata dia, positivity rate Covid-19 di Riau sendiri menurutnya saat ini mencapai 32,3 dan jika tracing hanya 1 banding 3, dan 12 orang yang lainnya tidak diperiksa, maka akan ada kemungkinan 3 atau 4 orang yang positif dan masih berkeliaran sehingga bisa menularkan virusnya terhadap orang lain. "Seperti, jika ada yang positif Covid-19 100 orang, maka untuk tracingnya sendiri bisa sampai 800 orang harus dideteksi," terangnya.

Wildan juga mengatakan bahwa penambahan kasus Covid-19 di Riau ini juga dipengaruhi faktor kebiasaan yang dilakukan  masyarakat saat di bulan Ramadan, yaitu aktivitas buka bersama dan juga pada saat Lebaran. Namun, ucapnya lagi, meningkatnya kasus Covid-19 di Riau juga seiring dengan banyaknya pemeriksaan harian yang masuk untuk mengejar target 1 banding 15 yang dilakukan pemerintah saat ini. "Fenomena ini hanya 2 minggu saja, mudah-mudahan minggu depan sudah melandai, karena jika ada yang tidak terdeteksi maka akan menularkan kepada orang lain," ujarnya.

Data Dinas Kesehatan (Diskes) Riau kemarin, penambahan kasus Covid-19 di Riau pecahkan rekor baru lagi, dengan jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 baru sebanyak 811 orang. Dengan rincian sembuh 248 orang dan yang meninggal dunia 14 orang. (*)

Tags : Kasus Covid-19 Tinggi, Riau, Mengantisipasi Ledakan Kasus Covid-19 akan Jadikan RS Khusus,