Headline Nasional   2021/10/17 13:8 WIB

Produksi Beras Naik, Kementan: Kita Gunakan Platform Online Untuk Pemasaran Produk Petani

Produksi Beras Naik, Kementan: Kita Gunakan Platform Online Untuk Pemasaran Produk Petani

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) meyakini, kenaikan produksi beras naik karena adanya peralihan varietas yang lebih unggul, gunakan untuk melakukan pemasaran kedepan juga dilakukan platform online.

Direktur Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Ismail Wahab, menjelaskan, salah satu faktor yang dominan dari penggunaan varietas padi Inpari 32 dan Inpari 42 terutama di Jawa Tengah. Penggunaan dua varietas tersebut menggantikan varietas Ciherang yang sudah 21 tahun digunakan masyarakat petani. 

Produksi beras hingga akhir 2021, diproyeksi mencapai 31,69 juta ton atau naik 1,12 persen dari tahun lalu. Kenaikan bisa dicapai kendati total luas panen turun 1,33 persen menjadi 10,52 juta hektare (ha). "Berdasarkan beberapa penelitian memang dia memiliki produktivitas lebih tinggi dan memang sudah harus diganti varietasnya karena mengalami degradasi," kata Ismail dirilis Republika.co.id, Jumat (15/10).

Ismail menuturkan, potensi produk dari dua komoditas tersebut mencapai lebih dari 8 ton gabah kering panen (GKP) per hektare (ha). Dari sisi ketahanan juga cukup baik sehingga bisa menjadi solusi untuk upaya intensifikasi komoditas padi.

Varietas Inpari 32, kata Ismail, merupakan hasil pengembangan dari induk varietas Ciherang. Adapun pada Inpari 42 merupakan varietas baru yang yang disebut green super rice (GSR) yang bisa diandalkan petani. "Varietas ini cocok di mana saja, sekalipun di lahan sawah yang kurang begitu bagus," kata Ismail.

Adapun soal faktor cuaca, Ismail menilai, tantangan tahun ini memang tidak begitu berat dibanding 2020 lalu. Namun, pada musim tanam II yang dimulai pada Juli-Agustus memang diakui curah hujan tidak setinggi tahun lalu sehingga tingkat kebasahan tanah lebih rendah.

Luncurkan platform online 

Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan aplikasi Outlet MIA sebagai platform jejaring media sosial sekaligus tempat pemasaran produk pertanian secara online dari para petani milenial. Platform tersebut diharapkan bisa menyatukan petani milenial di Indonesia dan menambah peluang perluasan pasar dalam dan luar negeri.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BBSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan, platform mudah digunaka oleh siapa saja di mana saja karena bersifat user friendly. Kementan juga dapat terbantu untuk mengetahui keberadaan para petani berusia muda di seluruh wilayah untuk kepentingan regenerasi petani.

"Namun, ujungnya adalah bagaimana kita menciptakan petani milenial yang profesional dan mandiri. Tidak bergantung pada orang lain atau pemerintah sehingga dia berdaya saing dan punya kemampuan adrenalin usaha yang besar," kata Dedi dalam peluncuran aplikasi Outlet MIA secara virtual.

Dedi menyampaikan, masa depan sektor pertanian nasional tergantung kepada para petani milenial saat ini. Sebab, mereka memiliki kemampuan yang jauh lebih baik, melek teknologi, dan sangat adaptif terhadap perubahan.

Indonesia saat ini membutuhkan petani milenial yang memang memiliki jiwa wirausaha tinggi untuk mendorong peningkatan produksi pangan nasional ke depan. "Petani yang seperti itu yang akan mampu menggenjot produktivitas sehingga ke depan produk kita bertambah bahkan bisa diekspor dan diterima di pasar internasional," kata Dedi.

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP, Idha Widi Arsanti, menambahkan, Outlet MIA dibuat seperti media sosial pada umumnya seperti Facebook, Instagram, atau Twitter. Kendati demikian, ia menerangkan khusus untuk transaksi jual beli, platform tersebut memang belum memiliki fasilitas untuk pembayaran dan pengiriman. Dengan kata lain baru dapat digunakan sebagai media promosi.  

Platform itu dibuat karena saat ini belum terdapat platform digital yang menjadi forum khusus bagi petani milenial di Indonesia. Sementara, di berbagai negara saat ini sudah membuat plaform khusus petani milenial untuk membantu proses regenerasi dan kemajuan bisnis pertanian.

"Selandia Baru, Australia, dan Amerika Serikat itu contoh yang mereka sudah punya platform di mana sesama petani milenial bisa berkomunikasi," katanya.

Idha mengatakan, platform Outlet MIA juga bisa digunakan oleh warga asing di luar negeri sehingga forum petani milenial diharapkan bisa mengembangkan jejaring hingga level internasional. Pihaknya juga akan secara rutin menyampaikan kebijakan terbaru, agenda, dan inovasi terbaru sektor pertanian untuk mendorong petani milenial berkontribusi. "Kita akan mendorong kemajuan petani milenial dan nanti kita akan integrasikan dengan database petani milenial yang saat ini sudah ada," kata dia. (*)

Tags : petani milenial, sektor pertanian, kementan, outlet mia, produksi beras, padi, produktivitas,