Headline Riau   2021/03/24 14:40 WIB

Vaksinasi Massal di Riau Dimulai, Tak Bisa Lebih Cepat 'Ada Risikonya'

Vaksinasi Massal di Riau Dimulai, Tak Bisa Lebih Cepat 'Ada Risikonya'

Vaksinasi massal selama lima hari ke depan yang dimulai menargetkan 5.000 penerima yang jika vaksinasi massal tak bisa dilakukan lebih cepat ada risikonya.

RIAUPAGI.COM, PEKANBARU - Pemprov Riau bersama Relawan Peduli COVID-19 Riau menggelar vaksinasi massal selama lima hari ke depan yang dimulai Selasa (23/3/2021) ini dan menargetkan 5.000 penerima.

"Dalam rangka mendukung program vaksinasi COVID-19 nasional, Relawan Peduli COVID-19 Riau bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Riau menyelenggarakan vaksinasi untuk lansia dan pelayan publik dan lainnya," kata Kepala Dinas Kesehatan Riau, Mimi Yuliani Nazir pada media, Rabu (24/3).

Sasaran 5.000 penerima vaksin CoronaVac terdiri dari lansia, atlet, wakil rakyat, tenaga pendidik, pedagang pasar, petugas keamanan, petugas transportasi, petugas pelayanan publik, pejabat negara, pegawai pemerintahan, tokoh agama, pelaku sektor pariwisata, serta wartawan dan pekerja media. "Sasaran vaksinasi juga ditujukan pada purnawirawan TNI-Polri dan pensiunan aparatur sipil negara," katanya.

Vaksinasi massal tersebut berlangsung 23 hingga 26 Maret di Hotel Mutiara Merdeka, dimulai pukul 08.30 sampai dengan 16.30 WIB. Tata cara pendaftaran adalah membawa KTP asli, mengisi formulir pendaftaran dan mengambil nomor antrean. Vaksinasi tersebut tidak dipungut biaya. Mimi berharap vaksinasi massal tersebut bisa meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19 guna mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) di Indonesia untuk memutus mata rantai penularan COVID-19.

Apalagi, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) telah mengeluarkan rekomendasi baru terkait 27 penyakit yang layak mendapatkan vaksin COVID-19. "Di luar negara-negara yang mampu memproduksi vaksin sendiri seperti Amerika Serikat, China, India, UK dan Russia, Indonesia secara bertahap naik peringkatnya menjadi delapan besar dunia dalam menyediakan dan menyuntikkan vaksin COVID-19," kata Mimi.

Berdasarkan pantauan di lokasi vaksinasi massal di Hotel Mutiara Merdeka, ratusan warga antre sejak pagi hari untuk mendapatkan suntikan vaksin CoronaVac dosis pertama. Warga yang sudah mendaftar mendapatkan makanan kotak dari panitia. Penyuntikan vaksin melibatkan tenaga kesehatan dari dinas kesehatan dan rumah sakit swasta seperti RS Santa Maria dan RS Awal Bros Pekanbaru.

Berdasarkan data Dinkes Riau, jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 di Riau secara komulatif mencapai 33.572 orang. Dari jumlah tersebut, pasien yang sembuh mencapai 31.651 orang dan yang meninggal dunia 820 orang.

Sementara Kementerian Kesehatan menyebut, angka vaksinasi COVID-19 hingga hari ini berjalan sesuai rencana meski kenyataannya belum mencapai target 1 juta dosis perhari. Pakar mengkhawatirkan, vaksinasi yang berjalan terlalu lambat bisa menggagalkan terbentuknya herd immunity. Hingga kini, belum ada kepastian soal berapa lama imunitas bertahan pada orang yang sudah disuntik vaksin COVID-19. Sejumlah ahli memprediksi imunitas ini bertahan selama 6 bulan sampai 1 tahun setelah penyuntikan. "Andai 1 tahun, mudah-mudahan bisa lebih lama. Andai 1 tahun, kecepatan vaksinasi kita selama 1 tahun tidak mencapai 70 persen (181 juta orang), maka kita tidak pernah mencapai herd immunity. Dalam 1 tahun, (imunitas) orang yang diproteksi vaksin dulu sudah hilang. Dia seperti orang yang belum divaksin," ujar pakar epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo dalam webinar, Selasa (23/3/2021) dirilis detik.

Menurut laporan Kemenkes, total sasaran vaksinasi di Indonesia untuk herd immunity terbentuk sebanyak 181.554.465 orang. Namun per Senin (22/3/2021), vaksin COVID-19 dosis 1 baru diberikan kepada 5.732.210 orang terdiri dari SDM kesehatan, petugas layanan publik, dan lansia. Menurut Windhu, kecepatan vaksinasi ini semakin penting lantaran Indonesia berhadapan dengan tingginya risiko kematian akibat COVID-19. "Orang kalau tertular asal nggak mati, nggak menakutkan. Tapi kalau mati, itu yang menakutkan. Kematian akibat COVID-19 cukup tinggi, sampai hari ini masih 2,7 persen," pungkasnya.

Meski laju vaksinasi disebut berjalan sesuai rencana, juru bicara vaksinasi COVID-19 dr Siti Nadia Tarmizi menyebut pemerintah tetap mengupayakan penggenjotan laju vaksinasi setiap hari. Di antaranya, melalui pengadaan sentra vaksinasi dengan target 2.000 - 3.000 suntikan dosis perhari, menyesuaikan ketersediaan vaksinator. Pasalnya, puskesmas hanya mampu menyediakan vaksinasi 50 - 150 dosis per hari. Sedangkan RS 300 - 500 dosis per hari. "Vaksinasi ini ritmenya terkesan lama, tapi sebenarnya cakupan yang sudah dikerjakan cukup banyak," ujar dr Nadia. (*)

Tags : Vaksinasi Massal, Riau, Vaksin Covid-19,