Sorotan   2021/06/24 16:11 WIB

Walau Varian Delta Cepat Menyebar, Inggris 'Wacanakan' Warganya Berlibur ke Luar Negeri

Walau Varian Delta Cepat Menyebar, Inggris 'Wacanakan' Warganya Berlibur ke Luar Negeri
Seorang perempuan mengenakan masker berjalan melintasi Jembatan Westminster di pusat kota London, Inggris

"Walau varian delta terus mengancam keselamatan jiwa dan cepat menyebar namun Inggris wacanakan warganya dapat berlibur ke Luar Negeri"

egara Inggris ingin mengizinkan orang bepergian ke luar negeri lagi untuk liburan. Namun, varian baru dari virus corona memperumit rencana untuk melonggarkan aturannya. "Yah, secara pribadi saya ingin kita kembali ke posisi di mana kita dapat mendukung mereka yang ingin bepergian untuk melakukannya, tidak ada yang menyukai pembatasan kejam yang harus kita terapkan selama setahun terakhir ini," ujar Menteri Lingkungan Inggris George Eustice.

Menurut Eustice, Menteri Transportasi Grant Shapps akan menerbitkan pembaruan yang menunjukkan apakah ada negara lain yang telah ditambahkan ke daftar hijau Inggris untuk perjalanan yang aman. Malta dan Pulau Madeira Portugis juga disebut-sebut sebagai kemungkinan tambahan dalam daftar. Saat ini hanya ada 11 tujuan yang dinyatakan zona hijau atau orang dapat pergi tanpa harus dikarantina saat mereka kembali. Pembagian ini secara efektif memastikan industri perjalanan tetap tutup meskipun penguncian di dalam negeri dilonggarkan.

Aturan itu berarti belum ada pemulihan bagi maskapai penerbangan dan perusahaan liburan yang sudah menahan diri setelah hampir 18 bulan pembatasan Covid-19. Pembukaan kembali perjalanan yang lebih luas dari Inggris juga menghadapi tantangan baru karena tujuan Eropa dapat mulai membatasi masuknya warga Inggris. Kanselir Angela Merkel mengatakan pada Rabu (23/6) ia ingin negara-negara Eropa lainnya meminta orang yang memasuki wilayah dari negara-negara yang terdapat varian Delta tingkat tinggi, seperti Inggris, untuk dikarantina. Pemberlakuan tersebut telah dilakukan oleh Jerman.

Varian delta mengancam

Sementara varian delta menyebar dengan cepat di Inggris dan menyebabkan kasus Covid-19 melonjak sekali lagi. Mungkinkah negara-negara lain bernasib sama? Laboratorium di seluruh dunia yang menganalisis materi genetik virus telah membagikan temuan mereka ke basis data global. Saat ini, Inggris sepertinya memiliki lebih banyak kasus varian Delta daripada sebagian besar negara lain di dunia.

Sebanyak 75.953 kasus varian Delta ditelusuri di Inggris hingga 16 Juni, naik nyaris dua kali lipat dari 42.323 kasus pada pekan sebelumnya. Sementara itu, hingga 14 Juni, 2.853 kasus varian Delta telah diidentifikasi di AS, 747 di Jerman, 277 di Spanyol dan 97 di Denmark, menurut situs web pemantauan global GISAID.

Adapun di Indonesia, telah ditemukan 107 kasus varian Delta per 13 Juni, menurut data Kementerian Kesehatan.  Tapi ini bukan catatan pasti tentang berapa banyak jumlah kasus yang ada - ini catatan berapa banyak yang terlihat, dan Inggris memiliki sistem yang sangat baik untuk mendeteksi varian virus corona.

Jadi kemungkinan angka-angka ini menyamarkan insiden varian yang jauh lebih besar di beberapa negara yang melakukan lebih sedikit pengurutan analisis genetik virus (whole genome sequencing). Misalnya, ada 875 kasus varian Delta yang diidentifikasi di India pada 3 Mei ketika virus sedang berkecamuk, dan tercatat hanya 142 kasus varian Delta dalam empat pekan terakhir.

Kendati negara itu mencatat antara setengah juta hingga dua juta kasus baru sejak awal Mei, dengan varian Delta diyakini sebagai varian dominan. Pemerintah Skotlandia mengatakan varian tersebut bertanggung jawab atas "sebagian besar" kasus baru. Pemerintah Irlandia Utara telah memperingatkan bahwa varian tersebut kemungkinan akan menjadi jenis yang dominan dan pemerintah Wales mengatakan varian Delta mendorong peningkatan kasus dan kini negara itu berada dalam fase awal gelombang ketiga virus corona.

Mengapa Inggris sangat terdampak dibanding negara lain?

Para pakar meyakini faktor utama yang membuat lonjakan kasus di Inggris dalam waktu singkat disebabkan oleh volume perjalanan. Merujuk data pemerintah Inggris, varian itu masuk ke Inggris melalui setidaknya 500 pelancong. Dr Jeffrey Barrett dari Sanger Institute, yang menganalisis materi genetik dari tes swab Covid-19 untuk mengetahui mutasi virus corona, mengatakan angka sebenarnya kemungkinan lebih dari 1.000. Ini penting karena cara penyebaran virus yang tidak teratur.

Kita berbicara tentang angka reproduksi virus yang berarti bahwa, tanpa langkah-langkah pembatasan jaga jarak atau pengendalian infeksi, satu orang kemungkinan menginfeksi rata-rata tiga orang. Namun pada kenyataannya, tak setiap orang menginfeksi tiga orang lainnya. Sebaliknya, satu orang mungkin menginfeksi 30 orang lain, sedangkan yang lain tidak menginfeksi siapa pun - baik karena perbedaan dalam biologi, perilaku, atau kondisi kehidupan mereka.

Ada unsur kebetulan - jika lima orang tiba di Inggris membawa varian ini, bisa jadi Anda beruntung ketika tidak ada dari mereka yang menularkannya. Jika 500 kasus varian Delta sudah tercatat sejauh ini, kemungkinan besar setidaknya satu orang yang terinfeksi varian Delta akan menularkan infeksi mereka, atau bahkan menjadi penyebar super.

Jadi perbedaan antara lima dan 500 pelancong yang masuk dengan varian Delta tidak akan persis 100 kali infeksi. Selain itu, varian Delta memasuki Inggris pada saat pembatasan sedang dilonggarkan dan dalam cuaca dingin. Cuaca dingin akan membuat lebih banyak orang di dalam ruangan, dan di sisi lain, virus bisa bertahan lebih lama di luar ruangan.

Para pakar meyakini beberapa negara mungkin sudah menuju ke arah yang sama seperti Inggris - tetapi mereka memiliki program pengurutan genetik lebih sedikit dan lebih lambat, yang berarti kita belum dapat melihatnya dalam data. Dan di beberapa negara seperti AS, varian tersebut baru terdeteksi tak lama kemudian - mungkin karena lebih sedikit orang yang memiliki hubungan langsung dengan India - sehingga varian ini diperkirakan baru akan meningkat dalam beberapa pekan mendatang.

Dr Muge Cevik, seorang spesialis penyakit menular di Universitas St Andrews, mengatakan, pada waktunya, kita mungkin melihat lonjakan kasus serupa di negara lain. Dia juga menambahkan prospek seperti itu "jauh lebih mengkhawatirkan di negara-negara dengan tingkat vaksinasi rendah". Varian Delta sangat mungkin menjadi varian dominan di negara lain, dan mungkin di seluruh dunia, kata Dr Muge Cevik dirilis BBC.

Varian ini jauh lebih menular dan kita tahu - termasuk dari varian Alfa yang pertama kali diidentifikasi di Kent, Inggris - bahwa virus akhirnya menemukan cara untuk menyebar. Menurut Otoritas Penerbangan Sipil INggris , 42.406 orang melakukan perjalanan dua arah antara India dan Inggris pada bulan April. Lebih sedikit perjalanan berarti lebih sedikit peluang bagi varian untuk masuk. Pada bulan Januari, Sage, badan ilmiah pemerintah, telah memperingatkan bahwa: "Tidak ada intervensi, selain penutupan perbatasan yang lengkap, atau karantina wajib bagi semua pengunjung pada saat kedatangan di fasilitas yang ditunjuk, terlepas dari riwayat pengujian, yang dapat hampir sepenuhnya mencegah impor kasus atau varian baru."

Pemerintah Inggris menempatkan India dalam daftar merah - yang berarti orang yang datang dari negara itu harus melakukan karantina mandiri di hotel - pada 23 April. Ini terjadi setelah Organisasi Kesehatan Dunia mengklasifikasikan Delta sebagai "variant of interest" dan setelah diketahui berada di Inggris, tetapi sebelum ditetapkan sebagai "variant of concern" oleh otoritas kesehatan Inggris.

Meskipun hingga kini belum jelas varian apa saja yang menyebabkan masalah di India, tapi semakin jelas bahwa banyak orang menjadi korban dari varian virus tersebut.  Tetapi Dr Cevik mengatakan "pada akhirnya itu akan terjadi" di Inggris, meskipun sejumlah upaya untuk mengurangi kasus impor dilakukan. Dia menunjukkan bahkan Australia, yang memiliki salah satu kontrol perbatasan paling ketat di dunia, telah mengalami wabah varian Delta, meskipun jumlahnya relatif kecil.

Dan, tambahnya, ancaman negara-negara "daftar merah" mungkin mendorong mereka untuk menghentikan pengujian dan pengurutan. "Kita tidak akan dapat sepenuhnya menghentikan varian yang datang," katanya, dan solusi terbaik adalah memvaksinasi sebanyak mungkin orang di dunia. (*)

Tags : mutasi virus corona, varian delta, covid 19 inggris, pembatasan perjalanan,